Wakhinuddin’s Weblog


PENGERTIAN SUPERVISI
September 15, 2013, 3:14 am
Filed under: MANAJEMEN, MONEV

SUPERVISI PENDIDIKAN
Wakhinuddin

Supervisi (pengawasan) didefenisikan dan dikelompokkan menurut tiga perspektif yaitu:

A. Pembelajaran
• Sebuah proses interpersonal multidimensional yang melibatkan pengembangan kurikulum, lingkungan belajar, pengelompokan siswa, pemanfaatan guru, dan membangun secara profesional
• cara khusus untuk meningkatkan pembelajaran
• Fungsi yang menyatukan komponen pembelajaran yang efektivitas pembelajaran pada seluruh sekolah.

B. Organisasi
• Merupakan fungsi manajemen di sekolah
• Merupakan fungsi kepemimpinan yang melibatkan administrasi, kurikulum, dan pengajaran
• Pengawasan berkontribusi terhadap efektivitas untuk pencapaian tujuan dan berkomitmen untuk tujuan saling berbagi, dengan membantu orang dalam membuat pekerjaan mereka efisien, efektif, dan secara pribadi menguntungkan, dengan membangun jaringan komunikasi, dan membantu menciptakan sebuah organisasi yang menghargai manusia.

C. Manusia
o cara memodifikasi perilaku guru
o Memfasilitasi menumbuhkan profesionalitas guru dengan cara guru memberikan umpan balik sehingga terjadi interaksi di kelas
o Kegiatan yang meningkatkan dan merangsang pertumbuhan profesional
o masalah hubungan manusia dan pengembangan sumber daya manusia
• Sebuah kualitas moral yang melibatkan pengembangan guru sehingga pembelajaran terlaksana sebagaimana harusnya
• Memfasilitasi menumbuhkan profesionalitas guru dengan cara guru memberikan umpan balik sehingga terjadi interaksi di kelas
• Kegiatan yang meningkatkan dan merangsang pertumbuhan profesional
• Masalah hubungan manusia dan pengembangan sumber daya manusia
• Sebuah kualitas moral yang melibatkan pengembangan guru sehingga pembelajaran terlaksana sebagaimana harusnya.



PHOTO MONEV SM3T TAPAK TUAN KAB. ACEH SELATAN
Juni 17, 2013, 5:58 am
Filed under: MONEV

FOTO MONEV SM3T TAPAK TUAN, ACEH SELATAN.
TPK21 ACARA MONEV SM3T
TPK21TPK 21 SMT3



MONEV SM3 T KABAS (MID TERM REPORT SM3T KABUPATEN ACEH SELATAN / BAB 2)
Juni 12, 2013, 8:29 am
Filed under: EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA, MONEV

BAB II.
KONDISI OBJEKTIF DAERAH SASARAN

A. Kondisi Geografis

1. Aceh selatan
Aceh Selatan, sebuah kabupaten pantai di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan panorama alam mempesona. Perbukitan yang sambung-menyambung dalam gugusan bukit barisan, teluk dan lautnya yang biru. Kaya akan sumber daya, dengan keragaman kesenian tradisional dan memiliki legenda yang menarik.

Gambar 1. Lambang Kabupaten Aceh Selatan Gambar 2. Peta lokasi Kabupaten Aceh Selatan

Aceh Selatan sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Aceh. Letaknya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara di sebelah utara dan Kabupaten Aceh Barat Daya di sebelah barat. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah timur berbatasan dengan Kota subulussalam dan Kabupaten Singkil. Letak astronomisnya antara 20 dan 40 Lintang Utara dan antara 960 dan 980 Bujur Timur. Luas wilayah Aceh Selatan sebesar 6,91 persen dari total luas daratan Provinsi Aceh.

Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 16 Kecamatan dan 248 desa. Kecamatan yang berbatasan dengan Kota Subulussalam di sisi selatan yaitu Kecamatan Trumon Timur dan Kecamatan Labuhan Haji barat yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya di sisi utara.

Suhu udara di Aceh Selatan berkisar antara 28-340C pada tahun 2009. Tempat-tempat yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara yang relatif tinggi Sementara tingkat curah hujan di Aceh Selatan berkisar antara 200-370 mm/tahun. Kecepatan angin di Aceh Selatan berkisar antara 90-140 knot

2) Batas Administrasi

Garis Bujur : 95 00′ – 95 08′ BT
Garis Lintang : 05 02′ – 05 08′ LS

Gambar 3. Peta Kabupaten Aceh Selatan

Perbatasan Utara : Selat Malaka / Kota Banda Aceh
Perbatasan Selatan : Kabupaten Aceh Jaya
Perbatasan Timur : Kabupaten Pidie
Perbatasan Barat : Samudra Hindia

1) Pemerintahan
Nama Bupati : Tgk. Husin Yusuf, A.Ma
Nama Ibukota : Tapaktuan
Luas Wilayah : 4.1350 Km
Jumlah Penduduk : 296.305 jiwa
Jumlah Desa : 364 Desa
Jumlah Kelurahan : 11 Kelurahan
Jumlah Kecamatan : 16 Kecamatan

2) Kecamatan
1) Labuhan Haji Barat
2) Labuhan Haji
3) Labuhan Haji Timur
4) Meukek
5) Sawang
6) Sama Dua
7) Tapak Tuan
8) Pasie Raja
9) Kluet Utara
10) Kluet Tengah
11) Kluet Timur
12) Kluet Selatan
13) Trumon
14) Trumon Timur
15) Trumon Tengah
16) Bakongan
17) Bakongan Timur

2. SMP N 3 TRUMON TIMUR
SMP N 3 TRUMON TIMUR terletak di Gampong atau desa Kapa seusak Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan. Sekolah ini merupakan sekolah baru dibangun tahun 2002 sesuai dengan SK Depdiknas Kanwail Propinsi Daerah istimewa Aceh tertangga 5 september Tahun 2002 akan tetapi seiring dengan perkembangan daerah yang mana kecamatan trumon timur
Dilihat dari lokasi/letak Geografis SMPN 3 TRUMON TIMUR termasuk sekolah yang strategis karena berada ditengah desa desa yang ada di kecamatan trumon timur dan terletak ± 150 m dari jalan raya Tapaktuan-Medan, Sehingga peserta didik yang ada di kecamatan ini dapat menjangkau sekolah dengan berjalan kaki dan juga menggunakan kendaraan roda dua maupun Bus sekolah yang telah disediakan Pemda setempat.
Disamping itu, karena Posisi gedung sekolah yang berada agak jauh dari pemukiman rumah penduduk juga sangat membantu menciptakan suasana yang nyaman dalam melakukan proses belajar mengajar karena suara bising dari aktifitas keseharian penduduk tidak dapat didengar di lingkungan sekolah.

Adapun Batas-batas geografis sekolah tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelah Timur : Berbatas dengan jalan Gampong menuju ke perkebunan sawit penduduk.
Sebelah Barat : Berbatas denga Perkebunan Sawit penduduk
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Perkebunan sawit penduduk
Selatan : Berbatas dengan Perkebunan kakao Penduduk

Rute perjalanan menuju lokasi sekolah ini tidak sulit karena terlatak dipusat kota kecamatan. Keadaan jalanan disekitar sekolah sudah beraspal. Transportasi yang digunakan siswa yang rumahnya jauh dari sekolah biasanya pada pagi hari menaiki Bus Sekolah milik PEMDA dan sebagian lagi memakai kendaraan bermotor pribadi dan juga bersepeda Angin. Hal ini disebabkan karna didaerah ini tidak ada kendaraan angkutan umum seperti angkot ataupun ojek.

B. Kondisi Demografis
1. Aceh Selatan

Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu wilayah yang didiami oleh masyarakat Asli Aceh dan Juga para perantau yang sudah menjadi warga dan penduduk aceh sendri, sebutan untuk para perantau tersebut dikenal dengan Aneuk jame dengan Bahasa pengantar Aneuk Jame seperti bahasa Minangkabau, hal itu diakui oleh para Aneuk Jame bahwasanya Mereka merupakan para perantau yang telah bermukim di daerah ini sejak abad ke-15. Walau sudah tidak lagi menggunakan sistem adat matrilineal, namun mereka masih menggunakan Bahasa Minangkabau dialek Aceh (Bahasa Aneuk Jamee) dalam percakapan sehari-hari.
Komposisi penduduk Aceh Selatan didominasi oleh penduduk usia sekolah (7-19 tahun). Dari piramida penduduk tersebut dapat dilihat bahwa penduduk usia 0-4 tahun lebih kecil dari penduduk usia 5-9 tahun yang berarti tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih rendah dibanding sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2009 pemerintah berhasil menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk.

Jumlah penduduk Aceh Selatan mencapai 188.909 jiwa pada tahun 2005. Angka ini terus meningkat sampai pada pertengahan tahun 2009 yang mencapai 211.564 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk yang paling pesat terjadi tahun 2005 ke 2006 yang mencapai 7,91 persen. Pada kurun waktu 2004-2005 tingkat pertumbuhan penduduk bernilai negatif, ini artinya bahwa pada kurun waktu tersebut jumlah penduduknya mengalami penurunan.

Dengan luas wilayah sekitar 4005,10 km2, setiap km2 ditempati penduduk sebanyak 53 orang pada tahun 2009. Dari tahun ke tahun kepadatan penduduk di Aceh Selatan mengalami peningkatan yaitu dari 47 jiwa per km2 pada 2005 menjadi 53 jiwa per km2 pada 2009. Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih kecil dari 100 pada tahun 2009, artinya untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 96 penduduk laki-laki.

C. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
1) Kondisi Sosial dan Budaya
Persebaran dan asal penduduk asli Aceh Selatan dari mana asalnya tidak pernah diketahui secara pasti. menurut legenda di masyarakat di Aceh Selatan ada makhluk yang di sebut dengan Manteu. Ciri-ciri makhluk ini mirip dengan manusia tanpa busana dengan tubuh ditutupi bulu tebal. Makhluk ini memiliki bentuk tubuh kecil. Besar kemungkinan makhluk ini adalah penghuni tua wilayah Aceh Selatan dan merupakan suku terasing yang menghuni rimba Aceh Selatan sampai ke pelosok Aceh Tenggara. Sumber lain menyatakan bahwa suku Manteu ini memeluk agama Islam dan menetap di hutan belantara hampir ke perbatasan Aceh Tengah dan Aceh Tenggara.
Tentang Manteu juga di singgung oleh seorang penulis Belanda bernama Van Langen dalam bukunya Atjehsch Staatsbestuur dan dikomentari oleh Prof. Dr.C. Snock Hurgronje (1857-1936) dalam bukunya De Atjehers. Menurut Snock bahwa kata Manteu atau mantra beliau menyamakan dengan suku Dayak yang hidup di daerah pedalaman Kalimantan, letak penduduk suku Dayak sangat jauh ke pelosok dan sangat sulit di jangkau dalam perjalanan sehari oleh orang luar.
Menurut cerita dari orang tua pernah suatu waktu sepasang suami isteri dari suku Manteu ini ditangkap oleh masyarakat dan dibawa ke hadapan Sultan Aceh. Dengan berbagai cara, makhluk ini diajak bicara tetapi mereka tidak bersedia memberikan informasi tentang keberadaan mereka. Selain penduduk asli yang disebutkan di atas wilayah Aceh Selatan juga di datangi oleh orang-orang migran dari luar. Menurut literatur yang ada para migran dari luar tersebut tiba di Aceh Selatan sudah memeluk satu agama yaitu Islam. Mereka datang dari berbagai daerah yang ada di Aceh sendiri dan dari daerah lain di Nusantara, yakni orang Aceh, Melayu, Gayo, Alas, Minangkabau, Batak, dan Nias.
Umumnya masyarakat Aceh Selatan lebih dikenal dengan istilah etnik Aneuk Jamee dalam bahasa Indonesia bermakna etnik tetamu pendatang karena masyarakat Aceh Selatan bukan penduduk asli.
Pada masa sebelum kemerdekaaan Indonesia, golongan Datuk dan kerabatnya adalah golongan tertinggi dalam lapisan masyarakat kemudian golongan Uleebbalang dan kaum Ulama berada pada lapisan kedua sedangkan lapiasan paling bawah adalah rakyat biasa. Pada masa setlah kemerdekaan Indonesia pola pelapisan status sosial berubah, golongan sosial masyarakat berdasarkan kekayaan, pendidikan, dan, kekuasaan tidak lagi ditentukan oleh garis keturunan.
Pola pelapisan sosial ini berubah seiring dengan perkembangan zaman seiring dengan masyarakat telah memperoleh pendidikan dan sistem yang berlaku dalam masyarakat bukan pelapisan sosial tertutup sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk mengubah status sosial mereka. Golongan yang berada diatas adalah mereka yang patut untuk dijadikan sebagai pemimpin dan pemikiran berdasarkan keturunan tetapi tidak mampu memegang amanat yang diembannya ditakutkan oleh masyarakat akan membawa kehancuran bagi Bentuk kesatuan hidup masyarakat terkecil bagi penduduk aneuk jamee disebut kampung. Tiap kampung ditandai dengan sebuah surau atau meunasah, jika disitu tidak terdapat mesjid. Surau menjadi sarana beribadah disamping sebagai pusat kegiatan kampung seperti tempat bermusyawarah dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh kampung tersebut.
Setelah Indonesia merdeka setiap kampung dikepalai oleh seorang kepala desa dalam bahasa aceh dikenal dengan nama “kechik”. Selain itu seorang “kechik” juga berfungsi sebagai pemimpin adat, juga terdapat pemimpin lain dalam masyarakat yang bertugas mendampingi “kechik” dalam kegiatan sehari-hari. Pemimpin tersebut antara lain “Teungku Meunasah” dan ”Ketua Pemuda”. Teungku Meunasah selain bertugas sebagai imam mesjid, kadangkala juga bertindak sebagai qadhi yang mendampingi kantor urusan agama kecamatan (kuakec). Ketuda pemuda adalah seorang yang memimpin para pemuda kampung dan menggerakkan para pemuda untuk bergotong-royong ketika ada acara kepemudaan, pesta perkawinan dan kematian.

2) Kondisi Ekonomi
a) Pertanian
Produksi padi di Kabupaten Aceh Selatan selama periode 2007-2009, terus mengalami penurunan. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2008 yang semula mencapai 94.252,26 ton menjadi 69.783,91. Kemudian mengalami penurunan kembali di tahun berikutnya menjadi 67.426,61 ton pada tahun 2009. Hal ini terjadi karena berkurangnya luas panen padi dalam tiga tahun tersebut. Penurunan produksi padi tersebut tidak mempengaruhi produktivitas padi di Aceh Selatan sebab selama tiga tahun tersebut nilai produktivitas padi relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Produktivitas tanaman palawija yang perkembangannya sangat pesat selama kurun waktu 2007-2009 di Kabupaten Aceh Selatan adalah ubi kayu. Peningkatan yang sangat pesat terjadi pada tahun 2008 menuju tahun 2009 yaitu mengalami kenaikan sebesar 7,46. Sementara untuk tanaman palawija yang lainnya yang ada di Aceh Selatan juga rata-rata mengalami peningkatan nilai produktivitas selama periode 2007-2009, namun peningkatannya tidak terlalu signifikan.
b) Perikanan
a. Darat : Tambak 18,82 ha,Kolam 24,83 ha,Sawah 0,70 ha.
b. Laut/Danau/Sungai : 30.000 ton (potensi ikan Laut Aceh Selatan) Potensi laut tomborial (12 mil), Potensi ZEE s/d 200.000 ton, Jumlah Nelayan 16.173, Jumlah Armada penangkapan 3.031 unit (besar dan kecil).
c) Potensi Alam
Perkebunan : Pala 8.507 ha, Kelapa sawit 20.363,8 ha, Karet 7.529,5 ha, Nilam1.910 ha, Kopi 2.381 ha, Kelapa 2.432 ha
Pertanian & Holtikultura : Tehnis 7.822 ha, Semi Tehnis 6.251 ha, Non Tehnis 19.084
Kehutanan : Hutan Produksi,119.500 ha, Hutan Lindung 101.650 ha

d) Pariwisata
1. Air Terjun Tujuh Tingkat dengan keajaiban alamnya
2. Pantai Air Dingin
3. Pantai Batu Berlayar

e) Wisata Spiritual
1. Kuburan Tpk.Tuan
2. Gunung Lampu
3. Perkuburan Raja Trumon
4. Kuburan Tgk. Syech

D. Kondisi Pendidikan
1. Gambaran Umum Pendidikan Di Aceh Selatan
Secara umum kondisi pendidikan terutama pendidikan dasar dan menengah di Aceh selatan sudah mendapat perhatian dari pemda setempat hal ini dapat dilihat dari bangunan pisik dan juga bantuan beasiswa untuk siswa miskin dan anak yatim yang terus diberikan demi kelanjutan pendidikan siswa yang kurang mampu atau yatim tersebut. Akan tetapi yang menjadi permasalahan barangkali dari sisi tenaga guru yang menurut pengamatan kami masih sangat kurang sekali kalaupun ada tenaga honorer maka itupun belum dapat mengatasi kekurangan tersebut, disamping kualifikasinya yang belum memadai dan distribusi yang tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched) membuat hasil pendidikan belum sepenuhnya menjalankan standar Proses.
Hal tersebut diatas tambah diperburuk lagi dengan kurangnya motivasi dari orang tua/wali siswa untuk menyokong pelaksanaan pendidikan tersebut tentunya dengan berbagai macam alasan yang yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Hal ini penulis amati dari adanya fenomena 1) rendahnya kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah disampaikan sebelumnya sehingga setiap diadakan ulangan harian lebih dari 50% siswa belum bisa mencapai kriteria Ketuntasan Minimal KD yang di ujikan , 2) masih ada siswa yang kehadiranya dalam mengikuti PBM kurang dari 80% dari jam tatap muka yang direncanakan.
Disamping itu tradisi atau kebiasaan masyarakat yang penuh dengan jiwa persatuan dan sosial yang tinggi dalam komunitasnya terkandang dapat mempengaruhi kegiatan PBM disekolah, misalnya kegiatan perayaan Keagamaan yang melibatkan siswa pada saat jam efektif PBM harus diikuti siswa tersebut dan berakibat meninggalkan bangku pelajaran.

2. Profil Lengkap Sekolah
1. Nama Sekolah
2. Alamat Sekolah

3. Nama Kepala Sekolah
4. Tahun didirikan/Th.Beroperasi
5. Kepemilikan Tanah/Bangunan
: SMP N 3 Trumon Timur
: Jalan Tapaktuan- Medan
: desa kappa seusak
: (Kabupaten) Aceh Selatan
: (Propinsi) Aceh
: Hamdi Razak, S.Pd
: 2001
: Milik Pemerintah/ yang dibeli oleh warga kappa seusak

3. Data Jumlah Guru SMP N 2 TRUMON TIMUR
NO NAMA GURU STATUS T.P JABATAN GURU
1 HAMDI RAZAK, S.Pd PNS SI Kepsek

3 ZULFAHNUR, S.Pd.i PNS SI Guru bidang studi IPA dan w.k Kurikulum
4 ISWADI, S.Pd PNS SI Bidang Studi Matematika dan B.Aceh, Pembina Osis dan Wali kelas
5 ASMARA HASYIMI Honorer Diploma Guru bidang studi bahasa inggris dan Wali Kelas
6 ZAJULI, S.Pd.i Honorer S1 Guru bidang studi agama islam dan Wali Kelas
7 LEVY ARI PRAMANA,S.Pd SM3T SI Guru bidang studi penjaskes, kesenian, bahasa Indonesia dan wali kelas VIIIb
8 RAHMI NOVERIA.S.Pd SM3T SI Guru bidang studi IPS dan Wali Kelas
9 SAFARUL JAMAL PNS. TU Diploma Tata usaha dan Bendahara Sekolah

Tujuh orang guru bidang dan satu tata usaha. Masing- masing guru bidang studi ada yang merangkap bidang studi lain dan jabatan Wakil kurikulum,Wali kelas. Jumlah dewan guru dan kepala sekolah berjumlah sembilan orang diantaranya : satu kepala sekolah sekolah, tujuh guru kelas dan satu tata usaha.

4. Data keadaan Peserta Didik T.P 2011/2012
Berdasarkan data resmi di buku induk dan mutasi siswa SMP N 3 TRUMON TIMUR jumlah peserta didik yang saat ini terdaftar dan aktif mengikuti PBM adalah sebanyak 121 orang dari kelas VII s.d kelas IX dengan jumlah Rombangan Belajar (Rombel) sebanyak 5 Rombel. Berikut ini merupakan rincian jumlah siswa dan pesebarannya menurut

No Kelas Rombel Jmlh Siswa Total Jumlah
lk Pr
1. VII 2 Rombel dengan rincian:

Rombel 1
Rombel 2

27 orang
25 orang

2 VIII 2 Rombel
Dengan rincian:

Rombel 1
Rombel 2

23 orang
20 orang

3 IX 1 Rombel
Dengan rincian:

Rombel 1

26 orang

Total Jumlah Keseluruhan 121 orang
kelas dan jenis kelaminnya:

5. Data Ruangan Belajar
No Nama Ruang Jumlah Rombel Jumlah Ruang Belajar Ket
1 Ruang Belajar Kelas VII 2 2
2 Ruang Belajar Kelas VIII 2 2
3 Ruang Belajar Kelas IX 1 1
Jumlah Total 5 5

Jumlah ruang belajar yang bisa di katakan layak hanya dua lokal saja yaitu lokal kelas satu yang terdiri dari dua lokal, sementara kelas 2 dan kelas tiga kelasnya kurang layak, karena lantainya cuman baru sekedar semen kasar dan lotengnya sudah mulai lapuk.

6. Data Ruang Lainnya
No Jenis Ruang Jumlah Ukuran Kondisi
1 Perpustakaan -1 – Kurang layak
2 Lab. IPA — – –
3 Lab. Komputer – – –
4 Keterampilan — – –
5 Mushalla – – –
6 Ruang osis – – –
7 UKS – – –
8 Aula – – –
9 Gudang -1 – Kurang layak-
10 Asrama guru -2 — Cukup layak
11 WC Guru -1 – -Tidak layak
12 WC Siswa – – –

7. Alat dan Media Pembelajaran
No Nama Alat/media Jumlah/jenis keadaan Keterangan
1 Komputer 1 komputer Baik
2 LCD Proyektor 1 buah Baik
3 Alat Kesenian 10 buah Baik
4 Alat/media Pembelajaran Penjas Cukup lengkap Baik
5 Alat/Media Pembelajaran IPA Cukup lengkap: Kit IPA, Media gambar dan CD Pembelajaran Cukup baik
6 Alat/Media Pembelajaran IPS Cukup lengkap,globe dan CD Pembelajaran Cukup Baik
7 Alat/Media Pembelajaran MTK Cukup Lengkap Cukup Baik
8. Koleksi Buku Perpustakaan :
No Jenis Buku Keadaan
1 Buku Pelajaran Cukup Lengkap
2 Buku Pengetahuan umum Cukup Lengkap

9. Fasilitas Ruang Laboratorium dan Rung guru :
No Jenis ruang jumlah Keadaan
C CB KB TB
1 Lab. IPA 1 CB
2 Lab. Bahasa
3 Lab. Komputer
4 Lab. Audio Visual
5 Ruang Kelas 5 KB
6 Ruang keteramPilan
7 Ruang Perpustakaan 1 KB
8 Ruang Kepala Sekolah 1 KB
9 Ruang Wakil Kepala
10 Ruang Guru 1 KB
11 Ruang tata Usaha 1 KB
12 Kamar Kecil Siswa –
L3 Kamar Kecil Guru 1 TB
14 Kamar Kecil Kepsek –

C : Cukup
CB : Cukup Baik
KB : Kurang Baik
TB : Tidak Baik

Dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan fasilitas ruang sekolah dapat di katakan cukup baik, namun masih bany ak kekurangan fasilitas dan ruangan lainnya belum ada.
10. Cerita Monumental Waktu Mengabdi
Selama mengajar di daerah Sasaran SMPN 3 Trumon Timur, banyak pengalaman dan hal-hal baru yang di dapat diperoleh oleh penulis. Pengalaman itu ada suka maupun duka serta mengharukan yang dialami penulis selama ini. Namun semua itu adalah pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan oleh penulis
Awal penulis datang ke sekolah sasaran rabu 17 oktober 2012 ke SMPN 3 Trumon Timur, kesan pertama yang penulis rasakan adalah tempat dan lokasi sekolah yang tidak terawat, sepi dan minim fasilitas, terutama lapangan di sekolah yang sangat pokok dalam proses kegiatan di sekolah, terutama untuk olahraga, upacara bendera dan kegiatan lainya, namun lapangan tersebut tidak seperti lapangan yang layaknya yang di miliki sekolah-sekolah pada umumnya. Keadaan Lapangan tersebutkan sangat menyedihkan, seperti melihat padang rumput yang luas dan di tumbuhi ilalang dan tempat penduduk mengembalakan kambingnya.Dalam hal ini penulis bersama kepala sekolah, guru-guru dan rekan penulis dari SM3T juga, mengusulkan untuk membenahi keadaan lapangan di sekolah, dan hasilnya lapangan itu sekarang sudah layak untuk di gunakan terutama untuk olahraga dan upacara bendera, walaupun belum sebagus dibanding dengan sekolah yang berada di pusat kecamatan.
Selain itu banyak hal- hal yang terjadi yang penulis alami, pada saat penulis pergi mandi pukul 6 pagi, dimana lokasi tempat mandi agak jauh dari pemukiman, dan harus melewati kebun sawit yang lumayan luas milik penduduk setempat, dan pada saat itu,ada segerombolan babi yang persis lewat di depan penulis, sehingga timbullah pada saat itu reaksi ketakutan dan kaget. Hal itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan sekaligus menakutkan bagi penulis.
Dalam proses Belajar Mengajar Siswa SMPN 3 Trumon timur, masing-masing siswa menggunakan bahasa yang berbeda-beda diantaranya : bahasa Aceh, Bahasa Singkil, Bahasa Batak dan Bahasa jame ( bahasa pendatang dari daerah sumbar). Sehingga sering terjadi Miss Comunication dan susah menyatukan mereka dalam satu kelompok diskusi, karena mereka lebih cendrung menggunakan bahasa mereka sendiri. Dalam hal ini penulis berusaha menyatukan mereka dalam bahasa Indonesia.
Siswa- siswi SMPN 3 Trumon timur mereka lebih mempunyai kemampuna dalam bidang seni budaya dan Olahraga. Dalam bidang Olahraga yang telah diasuh secara maksimal yang telah menghasilkan prestasi yang membanggakan dalam seni bela diri yaitu Pencak silat, yang menjadi pemenang dan juara umum Se Aceh Selatan, dalam ajang O2SN tahun lalu. Dalam bidang Seni budaya yang penulis asuh sendiri, Penulis lebih melihat dan mengembangkan Kemampuan siswa dalam seni Tari. Penulis mengajarkan Tari dari Sumbar, dan siswa sangat cepat menguasai gerakan tari tersebut. Semua itu merupakan hal-hal yang mengesankan bagi penulis dan menjadi pengalaman yang menarik dan terlupakan oleh penulis selama bertugas di daerah sasaran SMPN 3 Trumon Timur Aceh Selatan.



FOKUS EVALUASI (Apa yang akan dinilai?)
Juni 8, 2013, 2:54 pm
Filed under: EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA, MONEV

FOKUS EVELUASI
(Apa yang akan dinilai?)

Oleh
Dr. Wakhinuddin S

Batasan apa yang akan maksud dinilai. Ini tidak mudah tergantung atas bagaimana kejelasan batasan suatu program. Untuk contoh, anda berkeinginan mengevaluasi suatu program manajemen keuangan. Pikirkan tentang tujuan dan konten program. Apakah anda ingin menilai keseluruhan program atau hanya komponen utama program? Ringkasnya uraikan apa yang ingin dinilai – tujuan, hasil yang diharapkan (expected outcomes), ingin manfaat dan aktivitas. Apa yang direncanakan berkaitan antara ekstensi input dan keinginan hasil?
Usaha evaluasi seharusnya sesuai usaha program. Dalam beberapa hal, anda kemungkinan hanya berkeinginan mengungkapkan bagaimana komunitas merespon gaya mengajar, atau bagaimana kepuasan mereka dengan kejadian istimewa. Dalam hal lain, anda ingin mendokumentasikan perubahan tingkah laku atau pengaruh yang meminta lebih komprehensif dan tingkat usaha. Intinya mengikat evaluasi anda sesuai progran. Jangan berharap mengukur pengaruh dari bengkel atau perubahan perilaku dari usaha medium terbatas.
Ingat, tidak semua pekerjaan ekstensi membutuhkan evaluasi formal. Evaluasi formal membutuhkan waktu, keuangan, dan sumber daya. Kadang-kadang program kurang layak materi untuk dijamin suatu evaluasi formal, atau itu mungkin terlalu mahal untuk membuktikan kebutuhan pengaruh demonatrasi. Itu mungkin saja tidak salah ketertarikan dalam penemuan.
Kami juga membutuhkan pertimbangan mitra (clientele). Masyarakat dapat letih mengisi format isian (kuesioner) sampai ahkir sesi atau jawaban survey. Selektivitas, mempertimbangkan atau berpikir tentang apa dibutuhkan dan apa yang dibutuhkan dan apa akan digunakan.



Data Kerusakan Akibat Gempa/Tsunami Kab. Aceh Selatan
Januari 8, 2013, 1:04 pm
Filed under: Konsultan, MONEV
Data Kerusakan Akibat Gempa/Tsunami 2007
Di Kabupaten Aceh Selatan Oleh Wakhinuddinm Tim Konsultan Tenaga Ahli Sosial,  PT. PPA – BRR, REKOMPAK, Tapaktuan
Data Kerusakan
No Nama Kecamatan Nama Desa Rumah Menasah Kantor Desa Ket
RB RS RR RR RS RR RB RS RR
1 2 3 4 5 6 7
1.  Sawang Bak U 12 36
2.  Ujung Padang 14 61 1
3.  Kuta Baro 3 20 54
4.  Simpang Tiga 4 38
5.  Bl. Geulinggang 41
6.  Meuligo 22 38
7.  Sawang I 8 10 40
1 Sawang 8.  Sawang II 3 57 1
9.  Ujung Karang 6 46 1 1
10. Lhok Pauh 25 86
11. Panton Luas 6 40 36
12. Trieng Meuduro Tunong 5 67
13. Trieng Meuduro Baroh 6 28
14. Sirkulat 9
15. Mutiara 1 67
Jumlah 109 70 704 0 3 0 0 1 0
1.   Blang Baru 2 24 30
2 2.   Kuta Iboh 14 34 10
3.   Kuta Trieng 24 1 0
Jumlah 16 82 40 0 2 0 0 0 0
1.   Seuleukat 20 20 40 1 1
2.   Sawah Tingkeum 21 67 30 1 1 1
3.   Simpang 121 1 1
3 Bakongan Timur 4.   Ladang Rimba 20 45 40 1 1
5.   Seubadeh 30 52 43 1 1
6.   Ujong Pulo Rayek 31 95 62 1 1
7.   Ujung Pulo Cut 14 62 19 1 1
Jumlah 257 341 234 6 1 1 6 1 0
1.   Ujung Mangki 4 15 25 1
2.   Keude Bakongan 204 244 1 1 1
3.   Gampong Baru 22 5 20 1
4.   Ujong Padang 13 10 1
5.   Gampong Drien 11 1
6.   Buket Gadeng 1
7.   Seuneubok Keuranji
4 Bakongan 8.   Rambong 8 1
9.   Ujong Gunung Rayeuk 1
10. Beutong 1 1
11. Jambo Keupok 10 13 1
12. Ujong Tanah 3 1
13. Ujung Tanoh
14. Seuneubok Alur Buloh
15. Alur Duamas
Jumlah 241 301 67 3 2 3 3 2 0
1.   Krueng Batee 8 11 2
2.   Pulo Paya 3 10 1
3.   Sigleng 2 1
4.   Ujung Tanoh 2 1
5 Trumon 5.   Kampong Teungoh 2 3 1
6.   Gunung Kapo 2 2 1
7.   Kuede Trumon 12 4 1
8.   Kuta Padang 9 1
9.   Teupin Tinggi 11 18 1
Jumlah 47 0 52 1 1 8 0 0


PESERTA SM-3T-PPG3T KABUPATEN ACEH SELATAN 2011
Januari 4, 2013, 3:45 pm
Filed under: EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA, MONEV

 

DAFTAR NAMA PESERTA SM-3T-PPG3T 2011
DAERAH SASARAN  KABUPATEN ACEH SELATAN
No. Nomor Peserta Nama JK Program Studi Daerah Sasaran
1 317 Maradona L Bimb. Konseling Aceh Selatan
2 415 Kurnia Sapartia P Bimb. Konseling Aceh Selatan
3 526 Yusmawati P Bimb. Konseling Aceh Selatan
4 538 Milla Amir P Bimb. Konseling Aceh Selatan
5 540 Surlina P Bimb. Konseling Aceh Selatan
6 592 Palin Nur Rahmadi Eff L Bimb. Konseling Aceh Selatan
7 028 Syinta Dewi Mustika P Pend. B. Indonesia Aceh Selatan
8 041 Rina Surya Asmayetti P Pend. B. Indonesia Aceh Selatan
9 079 Jasmiati Putri P Pend. B. Indonesia Aceh Selatan
10 146 Vivi Afriani Putri P Pend. B. Indonesia Aceh Selatan
11 390 Adib Arifin L Pend. B. Indonesia Aceh Selatan
12 528 Nur Febriani P Pend. B. Indonesia Aceh Selatan
13 198 Afriyuna P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
14 205 Citra Lia Maharani P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
15 215 Fitri Gusnila P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
16 366 Sri Laila Madina P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
17 379 Khairatul Arifah P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
18 425 Safrun Jamil L Pend. B. Inggris Aceh Selatan
19 451 Yesi Mariana P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
20 469 Guslia Rahma P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
21 485 Mike Okmawati P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
22 525 Ulviza Harika P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
23 576 Martin Fauza L Pend. B. Inggris Aceh Selatan
24 587 Fety Diana Sari P Pend. B. Inggris Aceh Selatan
25 083 Shintya Effendi P Pend. Biologi Aceh Selatan
26 454 Irfan Dani L Pend. Biologi Aceh Selatan
27 391 Robi Jasman L Pend. Biologi Aceh Selatan
28 048 Widyatul Ulya P Pend. Ekonomi Aceh Selatan
29 087 Ariesmen Rahmat Yunis L Pend. Ekonomi Aceh Selatan
30 144 Yolastri P Pend. Ekonomi Aceh Selatan
31 185 Destia Rahma Putri P Pend. Ekonomi Aceh Selatan
32 278 Ani Neswati P Pend. Ekonomi Aceh Selatan
33 567 Lisa Mulya P Pend. Ekonomi Aceh Selatan
34 584 Rahmawati P Pend. Ekonomi Aceh Selatan
35 051 Aliyah Edi Putri P Pend. Fisika Aceh Selatan
36 269 Neli Sriwahyuni P Pend. Fisika Aceh Selatan
37 167 Silvia Abusta P Pend. Fisika Aceh Selatan
38 188 Erin Rahmi Pratiwi P Pend. Fisika Aceh Selatan
39 374 Alil Triwahyu Sakti L Pend. Fisika Aceh Selatan
40 579 Weni Surya Ningsih P Pend. Fisika Aceh Selatan
41 595 Friska Agustya P Pend. Fisika Aceh Selatan
42 040 Iramadhona P Pend. Geografi Aceh Selatan
43 056 Elika Marfina P Pend. Geografi Aceh Selatan
44 094 Yosse Ardi L Pend. Geografi Aceh Selatan
45 193 Windi Pratama L Pend. Geografi Aceh Selatan
46 224 Vera Lusiana P Pend. Geografi Aceh Selatan
47 418 Riri Oktaria P Pend. Geografi Aceh Selatan
48 492 Rusdy Saleh L Pend. Geografi Aceh Selatan
49 539 Ika Puspita Sari P Pend. Geografi Aceh Selatan
50 126 Andrias Kasman L Pend. Kewarganegaraan Aceh Selatan
51 154 Firmansyah L Pend. Kewarganegaraan Aceh Selatan
52 234 Devi Azmi P Pend. Kewarganegaraan Aceh Selatan
53 304 Santy Mairezky P Pend. Kewarganegaraan Aceh Selatan
54 480 Reni Eka Putri P Pend. Kewarganegaraan Aceh Selatan
55 003 Santi Syafiana P Pend. Kimia Aceh Selatan
56 223 Rivo Juita Sudirman P Pend. Kimia Aceh Selatan
57 275 Liza Asriana P Pend. Kimia Aceh Selatan
58 386 Andrico Pratama L Pend. Kimia Aceh Selatan
59 399 Ria Syafeny P Pend. Kimia Aceh Selatan
60 017 Mutiara Pertiwi P Pend. Matematika Aceh Selatan
61 068 Rizki Illahi L Pend. Matematika Aceh Selatan
62 070 Restu Wardi L Pend. Matematika Aceh Selatan
63 071 Khairur Rahmi P Pend. Matematika Aceh Selatan
64 177 Rahmi Safitri P Pend. Matematika Aceh Selatan
65 274 Bambang Irawan L Pend. Matematika Aceh Selatan
66 285 Yuyu Wahyuni P Pend. Matematika Aceh Selatan
67 312 Fitrah Hanifa P Pend. Matematika Aceh Selatan
68 461 Afri Yeli P Pend. Matematika Aceh Selatan
69 498 Devi Febri Susanti P Pend. Matematika Aceh Selatan
70 524 Ade Suryani Syafitri P Pend. Matematika Aceh Selatan
71 020 Nina Wati P Pend. Sejarah Aceh Selatan
72 027 Elisya Sovia P Pend. Sejarah Aceh Selatan
73 057 Zetpi Ardi L Pend. Sejarah Aceh Selatan
74 300 Srinola Putri P Pend. Sejarah Aceh Selatan
75 301 Rinal Zulharni L Pend. Sejarah Aceh Selatan
76 371 Roma Mulyani P Pend. Sejarah Aceh Selatan
77 382 Mailani Kurniawati P Pend. Sejarah Aceh Selatan
78 474 Yeni Delmi Elmala P Pend. Sejarah Aceh Selatan
79 518 Rani Afrinalita P Pend. Sejarah Aceh Selatan
80 565 Zilmi N. P Pend. Sejarah Aceh Selatan
81 152 Ivone Febridede P Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
82 190 Lenvitrinal L Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
83 245 Yessy Marlin P Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
84 282 Leny Amanda Wahyuni P Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
85 325 Rian Scorpiando L Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
86 483 Ahmad Syarif L Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
87 564 Three Nanda Juwita P Pend. Seni Budaya Aceh Selatan
88 050 Yuni Atdri L Pend. TIK Aceh Selatan
89 228 Najmi Laila Sari P Pend. TIK Aceh Selatan
90 472 Dini Can Musni P Pend. TIK Aceh Selatan
91 272 Weni Aprilina P Pend. TIK Aceh Selatan
92 321 Zulfan Akbar L Pend. TIK Aceh Selatan
93 332 Silvi Yulanda P Pend. TIK Aceh Selatan
94 358 Erik Ariwa L Pend. TIK Aceh Selatan
95 389 Cheneron Wincy L Pend. TIK Aceh Selatan
96 402 Mur Irrahmah P Pend. TIK Aceh Selatan
97 558 Henny P Pend. TIK Aceh Selatan
98 559 Rini Kharmila Sari P Pend. TIK Aceh Selatan
99 001 Yunadil Fitra L Penjas Aceh Selatan
100 006 Haolongan L Penjas Aceh Selatan
101 034 Efren Doni L Penjas Aceh Selatan
102 035 Beni Deprio Suwandi L Penjas Aceh Selatan
103 047 Marno L Penjas Aceh Selatan
104 072 Fandi Lata Putra L Penjas Aceh Selatan
105 074 Elda Hustiano L Penjas Aceh Selatan
106 077 Yadi Putra L Penjas Aceh Selatan
107 078 Safe’i L Penjas Aceh Selatan
108 093 Ferawati P Penjas Aceh Selatan
109 496 Raymon Frangky L Penjas Aceh Selatan
110 102 Irvan Noris L Penjas Aceh Selatan
111 111 Retnawati P Penjas Aceh Selatan
112 123 Rezki Hari Karya L Penjas Aceh Selatan
113 153 Rismen Aroza L Penjas Aceh Selatan
114 199 Halal Hamdi L Penjas Aceh Selatan
115 214 Melzawati P Penjas Aceh Selatan
116 216 Juliana P Penjas Aceh Selatan
117 249 Santi P Penjas Aceh Selatan
118 257 Messa Fitra L Penjas Aceh Selatan
119 276 Kiki Kurniawan L Penjas Aceh Selatan
120 296 Afrialdi L Penjas Aceh Selatan
121 297 Evil Aqwinaldo L Penjas Aceh Selatan
122 334 Yulihandi L Penjas Aceh Selatan
123 337 Afrizen L Penjas Aceh Selatan
124 340 Roni Bay L Penjas Aceh Selatan
125 381 Zulpahmiri L Penjas Aceh Selatan
126 398 Zelfy Endri L Penjas Aceh Selatan
127 408 Eko Fernanda Irsa L Penjas Aceh Selatan
128 437 Nova Yulanda P Penjas Aceh Selatan
129 459 Alwi Surya L Penjas Aceh Selatan
130 467 Masykur L Penjas Aceh Selatan
131 493 Rusilawati P Penjas Aceh Selatan
132 494 Rizki Miswandi L Penjas Aceh Selatan
133 495 Darmis P Penjas Aceh Selatan
134 497 Septi Annisa P Penjas Aceh Selatan
135 506 Tomi Japaris L Penjas Aceh Selatan
136 176 Eko Junia Putra L Penjas Aceh Selatan
137 203 Arja Mulia L Penjas Aceh Selatan
138 127 Didi Rosdianto L Penjas Aceh Selatan
139 042 Desti Novita P PG-PAUD Aceh Selatan
140 043 Yeza Piti Tola P PG-PAUD Aceh Selatan
141 119 Riva Zeodora P PG-PAUD Aceh Selatan
142 380 Maya Oktafarina P PG-PAUD Aceh Selatan
143 508 Dewi Rahmainingsih P PG-PAUD Aceh Selatan
144 562 Ice Purnawanti P PG-PAUD Aceh Selatan
145 002 Emilia P PGSD Aceh Selatan
146 026 Netrianti P PGSD Aceh Selatan
147 037 Septoadi L PGSD Aceh Selatan
148 038 Edi Marta L PGSD Aceh Selatan
149 061 Doni Prayogi L PGSD Aceh Selatan
150 062 Neti Eva Susanti P PGSD Aceh Selatan
151 064 Yori Erwandi L PGSD Aceh Selatan
152 065 Firma Rinofan L PGSD Aceh Selatan
153 066 Afrilla Sari P PGSD Aceh Selatan
154 251 Afrinaldi L PGSD Aceh Selatan
155 252 Ira Febriani P PGSD Aceh Selatan
156 263 Ilham Dani L PGSD Aceh Selatan
157 491 Emilia Meisisri P PGSD Aceh Selatan
158 482 Syofia Winda P Pend. B. Indonesia Aceh Singkil
159 149 Harmon L Pend. Kimia Aceh Singkil
160 186 Acep Andri Jayamukti L Pend. TIK Aceh Singkil
161 183 Ade Yatma L PGSD Aceh Singkil
Padang, 25 November 2011
Pembantu Rektor I,
Prof. Dr. Phil. Yanuar Kiram
NIP. 19570101 198403 1 004

 

 



Mekanisme dan Sistem Kerja Konsultan
Agustus 19, 2012, 12:25 pm
Filed under: Konsultan, MONEV

Mekanisme dan Sistem Kerja Konsultan MONEV

Wakhinuddin

 

Mekanisme dan sistem kerja Konsultan dalam Pekerjaan Konsultan Independen Monitoring dan Evaluasi Program yang akan disampaikan dalam hal ini adalah usulan Konsultan terhadap pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan secara efektif, efesien dan sistematis. Fokus utama Konsultan adalah menyajikan metodologi pada “kegiatan-kegiatan pokok dalam pelaksanaan kegiatan” yang menurut pandangan konsultan sangat signifikan terhadap keseluruhan proses Pelaksanaan maupun keberhasilan monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMP.

 

Skema Pelaksanaan Pekerjaan

 

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan adalah sebagai berikut :

 

  1. Melakukan kajian awal terhadap kebutuhan kegiatan terkait dengan tujuan, sasaran, dan mekanisme pelaksanaan dari berbagai sumber yang relevan atau aturan-aturan formal lainnya yang terkait.
  2. Menetapkan tolok ukur (indikator) keberhasilan yang akan dimonitor dan dievaluasi berdasarkan target atau sasaran yang telah ditetapkan.
  3. Mengembangkan berbagai alat bantu (tools) monitoring dan evaluasi untuk memperoleh data yang menggambarkan kondisi di lapangan, antara lain dapat berupa panduan observasi, kuesioner, format laporan, termasuk dalam memanfaatkan Sistem Informasi Pelaporan berbasis komputer.
  4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada Tim Monitoring dan Evaluasi dalam rangka koordinasi, pemahaman dan penyamaan persepsi terhadap program agar dapat diketahui dengan jelas tugas dan tanggungjawabnya dalam pelaksanaan pekerjaan.
  5. Melakukan kunjungan lapangan dan pengumpulan data-data yang diperlukan dari sumber-sumber yang telah ditetapkan, baik berupa data primer maupun data sekunder.
  6. Melakukan pengolahan dan analisis data dan kajian yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
  7. Menyususn rekomendasi untuk meningkatkan kinerja atau hasil pelaksanaan kegiatan dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan berikutnya.

 

Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 bulan, sehingga dalam skema pelaksanaan yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam mengawal pekerjaan harus direncanakan dengan matang dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya dan keterbatasan waktu pelaksanaan yang hanya 5 bulan.



MONITORING DAN PENGUKURANNYA
Agustus 6, 2012, 4:00 pm
Filed under: Konsultan, MONEV

MONITORING DAN PENGUKURANNYA

Wakhinuddin

(Tim Monev PT. AP – Dir. Pembinaan SMP)

Kegiatan monitoring secara umum bertujuan untuk menjamin keberhasilan program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus tujuan monitoring adalah untuk :

  1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan program dan permasalahannya di lapangan, serta upaya untuk pemecahan/penyelesaian masalah dalam rangka penyempurnaan dan pengambilan kebijakan selanjutnya.
  2. Melihat kinerja pelaksanaan program dari seluruh aspek (teknis, legalitas/administrasi dan keuangan) sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja selanjutnya.

Dalam kegiatan monitoring ini, diperlukan tolok ukur/indikator kinerja yang akan dimonitor yang dikembangklan berdasarkan target-terget pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dari indikator yang kembangkan tersebut, selanjutnya dalam proses monitoring akan dinilai apakah telah sesuai atau terjadi penyimpangan. Bila terjadi penyimpangan, maka perlu digali informasinya mengapa hal itu terjadi. Dari penilaian inilah kemudian timbul koreksi yang perlu dilakukan oleh para pelaksana dan pengambil kebijakan.

Tolok ukur/indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator kinerja berperanan sentral didalam proses monitoring pelaksanaan program. Indikator kinerja yang akan dipantau yang dapat bersifat kuantitatif, tetapi bisa juga kualitatif, sehingga indikator mempunyai fungsi untuk :

  1. Memperjelas apa, bagaimana dan dimana yang akan diukur.
  2. Menciptakan kesepakatan/konsensus untuk menghindari interpretasi yang salah dan menghindarkan diskusi selama pelaksanaan kegiatan.
  3. Membangun dasar dalam pelaksanaan kegiatan dan merupakan acuan dalam penyusunan daftar pertanyaan/apa yang akan ditanyakan.

Dengan demikian, maka Indikator kinerja dapat menentukan :

  1. Kuantitas (jumlah dalam satuan ukuran seperti berat, panjang, lebar, isi).
  2. Kualitas (menunjukkan mutu seperti unggul, baik, buruk, dan sebagainya.).
  3. Target/kelompok sasaran (siapa yang akan dinilai, obyek yang akan diukur, biasanya merupakan sumber informasi).
  4. Waktu/periode (kapan dilakukan).
  5. Tempat (dimana akan dilakukan).

Secara khusus, Indikator harus memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. Sesifik dan jelas bagi semua pembaca/tidak ada kemungkinan salah interpretasi.
  2. Dapat diukur secara obyektif, yaitu dua orang yang mengukur indikator mempunyai kesimpulan yang sama.
  3. Dapat dicapai, artinya indikator itu wajar sehingga dapat dicapai oleh kegiatan program dan menjelaskan bagaimana cara mengukurnya.
  4. Relevan/substantive, yaitu harus menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.
  5. Harus mampu menangkap perubahan yang terjadi baik yang tangible (nyata, dapat diraba) maupun yang intangible (tidak nyata, abstrak).

Dalam pengembangan indikator kinerja, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

  1. Indikator jangan menjadi output kegiatan, karena indikator hanya merupakan alat ukur.
  2. Indikator harus menentukan penggunaan output kegiatan oleh penerima langsung atau yang dituju.
  3. Setiap indikator harus mengandung fakta, dapat dibuktikan dan berkaitan dengan obyektif yang dimaksud.
  4. Setiap indikator harus bersifat spesifik dalam hal jumlah dan waktu.
  5. Jika dikumpulkan, indikator-indikator harus menguraikan semua aspek yang penting dari tujuan yang akan dicapai.
  6. Pengumpulan data-data indikator harus direncanakan sejak awal pelaksanaan (termasuk data dasar).
  7. Sumber informasi indikator harus dapat diakses dan dipercaya.

TABEL : MATRIK PENGEMBANGAN INDIKATOR KINERJA

PENGUKURAN

APA YANG DIUKUR

INDIKATOR

Keluaran (Output) Usaha Pelaksanaan Kegiatan
Hasil (Outcomes) Efektivitas Penggunaan output, manfaat yang berkelanjutan
Dampak (Impact) Perubahan Perbedaannya dengan masalah awal

Monitoring pelaksanaan program dapat dilaksanakan memalui beberapa metode, antara lain sebagai berikut :

  1. Monitoring melalui laporan kemajuan (progess report). Monitoring dilakukan berdasarkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan (monitoring indikator) dan laporan kemajuan penyerapan dana yang berbasis komputer dengan pemanfaatan aplikasi perangkat lunak (software) (secara detail akan dijelaskan dalam pengembangan sistem pelaporan). Komponen utama yang tertuang dalam laporan kemajuan terdiri dari :
    1. Daftar tujuan dan aktivitas pelaksanaan yang telah dilakukan.
    2. Kemajuan kegiatan dalam bentuk persentase dan rupiah.
    3. Identifikasi permasalahan di lapangan, khususnya terhadap kegiatan yang terlambat atau tidak sesuai dengan yang direncanakan.
    4. Rencana kerja pada periode berikuitnya dan usulan perubahannya (jika ada)
    5. Hal-hal yang perlu tindak lanjut, khususnya menyangkut kunjungan berikutnya
    6. Narasi laporan yang menjelaskan variasi yang terjadi terhadap pencapaian target dan tindak lanjut menyelesaian masalah.
  2. Monitoring melalui kunjungan lapangan (field visits). Monitoring dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan secara regular di lokasi kegiatan dalam rangka melihat proses pelaksanaan kegiatan. Kunjungan lapangan akan menyediakan informasi secara kuantitatif dan kualitatif yang tidak dijelaskan dalam laporan kemajuan. Kunjungan lapangan harus direncanakan berdasarkan beberapa pertimbangan :
    1. Elemen-elemen kegiatan dari rencana kerja pediode berjalan.
    2. Identifikasi/isu permasalahan dari kunjungan sebelumnya yang perlu tindak lanjut.
    3. Kunjungan lapangan dipandu dan dilaksanakan oleh Tim Teknis (Counterpart).
  3. Pemanfaatan hasil temuan dan penyediaan umpan balik (feedback). Temuan hasil monitoring akan digunakan dalam membuat kebijakan program. Untuk hal-hal tertentu dapat dugunakan dalam rangka pemberian umpan balik kepada pengelola di tiap tingkatan. Selanjutnya, hasil monitoring (termasuk laporan kunjungan lapangan) harus dibuat ringkasannya dan didiskusikan dalam rangka kaji ulang (review) pelaksanaan kegiatan dan menjadi bahan dalam penyusunan laporan selanjutnya. Rekomendasi terhadap revisi/penyempurnaan pelaksanaan kegiatan harus tertuang dalam rencana kerja (action plan) periode berikutnya.


LAPORAN MONEV SM3T (Lengkap)
Mei 18, 2012, 8:20 am
Filed under: EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA, MONEV

LAPORAN MONEV SM3T

(SARJANA MENDIDIK DI DAERAH

TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL (SM-3T)

 

TAHUN  2011/ 2012

 

 

 

 

KABUPATEN                        : ACEH SINGKIL

KECAMATAN                      : PULAU BANYAK

 

 

DISUSUN OLEH

 

WAKHINUDDIN S.

 

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

 

PADANG

2012


BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.   Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan secara geografis maupun sosiokultural sangat heterogen, pada beberapa wilayah penyelenggara pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).

Beberapa permasalahan penyenggara pendidikan, utama di daerah 3T antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), serta ketidak sesuaian anatara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang mampu (mismatched). Permasalahan lain dalam penyenggara pendidikan adalah angka putus sekolah juga masih relatif tinggi, sementara angka partisipasi sekolah masih rendah.

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola seacara khusus dengan sungguh-sungguh, utamanya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, agar daerah 3T dapat segera maju sejajar dengn daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan Nasional, mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka mempercepat pembangunan pendidikan di daerah 3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia . Program meliputi (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terntegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik  di Daerah 3T (SM-3T), (3) Program Kuliah Kerja Nyata di Daerah 3T dan PPGT (KKN-3T PPGT), (4) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboaratif), (5) Program S-1 Kependidikan Dengan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT). Program-program tersebut merupakan jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.

Program SM-3T sebagi salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para Sarjana Pendidik yang belum bertugas sebagai guru, untuk ditugaskan selam satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

  1. B.   Pengertian

Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidik untuk berpatisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru.

  1. C.   Tujuan
    1. Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.
    2. Memberikan pengalam pengabdian kepada sarjana pendidik sehingga terbentuk sikap profesional ,cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahan malangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T.
    3. Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagi pendidik profesional pada daerah 3T.
    4. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
  2. D.   Ruang Lingkup SM-3T
    1. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntunan kondisi setempat.
    2. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
    3. Melakukan kegiatan ekstra kulikuler.
    4. Membantu tugas-tugas yang terkait dengan menajemen pendidikan di sekolah.
    5. Melakukan pembedayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan di daerah 3T.
    6. Melaksanakan tugas sosial kemasyarakatan.
  3. E.   Landasan Yuridis
    1. UU Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
    2. UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
    3. PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
    4. PP Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
    5. Pemendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
    6. Pemendiknas nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
    7. Pemendiknas nomor 8 tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
    8. Pemendiknas nomor 9 tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan.
    9. Kepmendiknas nomor 126/2010 tentang Penepatan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
    10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penepatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).
    11. Keputusan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2788/E4.6/2011 tentang Penempatan Lembaga Pendididkan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T).
  4. F.    Waktu Pelaksanaan

Program SM-3T merupaka program pengabdian sarjana pendidikan untuk melaksanakan tugas mendidik selama satu tahun di daerah 3T, dilanjutkan dengan program PPG selama satu sampai dua semester di LPTK penyelenggara.

Implementasi Program SM-3T pada tahun 2011, direncanakan dimulai Nopember 2011 sampai dengan Oktober 2012, sedangkan unntuk pelaksanaan Program PPG direncanakan dimulai Januari 2013.


BAB II

KONDISI OBJEKTIF DAERAH SASARAN

  1. A.     Kondisi Gografis

Secara geografis luas wilayah desa pulau balai lebih kurang ± 206,5 Ha, Dengan kondisi desa yang dikelilingi lautan sehingga cukup strategis untuk nelayan. Adapun secara geografis batas-batas pulau balai  adalah sebagai berikut:

  1. Sebelah Utara berbatasan dengan pulau Teluk Nibung
  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pulau Panjang
    1.  Sebelah Barat berbatasan dengan pulau Haloban
    2. Sebelah Timur berbatasan dengan kepulauan Tapus-Tapus

 

  1. B.       Jumlah Penduduk

Tabel I

DATA LUAS WILAYAH DESA PULAU BALAI dan JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN

N0

Luas wilayah

Jumlah KK

Jumlah Penduduk

LK

PR

Jumlah

1

1000 Ha

385

930

803

1733

Sumber: Kantor Kepala Desa Pulau Balai

Di desa Pulau Balai jumlah populasi penduduk adalah 1733 jiwa, jumlah laki-laki sebanyak 930  jiwa, jumlah perempuan sebanyak 803 jiwa yang dikepalai oleh 385 Kepala Keluarga, maka berdasarkan hasil tabel di atas maka jumlah penduduk desa Pulau Balai yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak atau dominan dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Namun, setiap kali program yang dilaksanakan oleh peserta PESERTA GURU SM3T di Desa Pulau Balai ,warga desa Pulau Balai turut membantu kegiatan yang di laksanakan oleh peserta PESERTA GURU SM3T.

Tabel II

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL

 TAHUN 2011

No

Tingkat Pendidikan

Volume

Satuan

1

Tidak Sekolah

5

Jiwa

2

Tidak Tamat SD

15

Jiwa

3

Tamat SD

50

Jiwa

4

Tamat SMP

880

Jiwa

5

Tamat SMA

750

Jiwa

6

Tamat D-1

5

Jiwa

7

Tamat D-2

4

Jiwa

8

Tamat D-3

4

Jiwa

9

Tamat S-1

20

Jiwa

Jumlah

1733

Jiwa

Sumber : Sensus Penduduk Pulau Balai

            Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di desa Pulau Balai  lebih banyak yang selesai hanya di bangku SD, dan hanya 20 jiwa yang  dapat menjadi sarjana, oleh sebab itu, maka hampir sebagian besar masyarakat di desa tersebut yang pekerjaan setiap harinya bertani atau menjadi buruh tani, dan ada juga yang bekerja sebagai tukang.

Tabel III

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

TAHUN 2011

No

Tingkat Pendidikan

Volume

Satuan

1

Pegawai Negeri Sipil/Polri

45

Jiwa

2

Nelayan

993

Jiwa

3

Tani

36

Jiwa

4

Buruh

550

Jiwa

5

Janda Duda

54

Jiwa

6

Anak Yatim

55

Jiwa

Jumlah

1733

Jiwa

         

Sumber : Sensus Penduduk desa Pulau Balai

            Kebanyakan penduduk yang tinggal di desa Pulau Balai berprofesi sebagai nelayan.dan buruh. Daerah sasaran Program SM-3T untuk daerah Aceh Singkil berada di Pulau Banyak. Pulau Banyak adalah gugusan pulau yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil yang terdapat dua kecamatan di daerah tersebut. Adapun kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Pulau Banyak dan Kecamatan Pulau Banyak Barat. Kecamatan Pulau Banyak terdiri dari tiga desa yaitu Pulau Balai, Pulau Baguk, dan Teluk Nibung, sedangkan Pulau Panyak Barat terdiri atas tiga desa juga yang meliputi Haloban, Ujung Sialit dan Suka Makmur. Berdasarkan judul laporan yang dibuat maka daerah sasaran SM-3T untuk daerah Aceh Singkil terletak di SekolahPulau Balai Kecamatan Pulau Banyak.

Desa Pulau Balai merupakan daerah teluk yang terdiri atas satu desa berdekatan dengan desa pulau baguk. Di daerah ini dikelilingi oleh lautan. Jarak yang ditempuh untuk menuju singkil yaitu lebih kurang 5 jam perjalan dengan menggunakan alat transfortasi laut yakni perahu.

  1. C.    Kondisi Demografis

Penduduk asli desa pulau balai sebagian besar berasal dari Melayu jameh walaupun ada sebagian kecil yang berasal dari masyarakat pendatang seperti Aceh, pakpak, nias, Sibolga dan lain-lain. Masyarakat desa Pulau Balai lebih kurang terdiri dari 385 kepala keluarga yang menepati setiap rumah. Walaupun demikian pelaksanaan Program Keluarga Berencana belum berjalan sebagai mana mestinya. Hal ini terlihat dalam setiap kepala keluarga yang mampunyai anak lebih dari dua dan pernikahan dini merupakan faktor pedukung lain sehingga tidak terlaksananya program tersebut. Kepulauan banyak berada sebelah barat kota Singkil, dengan jarak tempuh boat sekitar 4 jam. Sesuai dengan namanya kecamatan ini adalah terdiri dari beberapa pulau, yang terbesar adalah pulau Haloban.

  1. D.    Kondisi Sosial, Ekonomi, Dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Pulau Balai tumbuh dengan kekompakan dan semangat gotong royong. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan gotong royong warga setiap pagi  jum’at, sekaligus diadakannya ronda malam secara bergiliran. Kemudian dalam hal penegakan peraturan desa dapat dilihat dari tidak dibolehkannya kegiatan melaut pada malam jum’at sampai selesai salat jum’at sekaligus kalau ada yang meninggal dunia di desa tersebut. Apabila hal tersebut dilanggar maka dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di desa tersebut.

Kondisi ekonomi masyarakat pulau balai sebagian  besar bekerja sebagai nelayan. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena Pulau Balai dikelilingi oleh lautan sehingga melaut merupakan mata pencarian utama. Kemudian masyarakat  Pulau Balai juga keramba ikan  merupaka pilihan kedua. Kemudian kegiatan berdagang kecil-kecilan di setiap rumah merupakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang banyak dilakukan.

Penduduk Pulau Balai mayoritas beragama islam walaupun ada yang beragama kristen tetapi dalam skala yang kecil. Dalam ajaran islam tersebut di Pulau Balai terdapat dua pandangan atau organisasi islam yaitu Muhammadiyah dan Tarbiyah. Walaupun demikian kehidupan masyarakat tetap hidup rukun dan damai.

Kondisi budaya  di desa Pulau Balai sudah bercampur baur dengan kata lain bervariasi. Hal ini disebabkan karena pengaruh pendatang yang menempati desa tersebut sejak dahulu. Dapat dilihat dari Budaya Nias, Budaya Aceh, dan Budaya Padang. Contohnya Tari Mahena  merupakan tarian yang berasal dari Nias, kemudian Adat Aceh yang di gunakan pada pesta pernikahan dan bahasa jamu dan kesenian yang sebagian berasal dari padang (Sumatera Barat).

 

 

 

 

 


BAB III

KEGIATAN KERJA

  1. A.    MAHASISWA
    1. a.      Bidang Kependidikan
    2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
    3. Menyusun bahan ajar.
    4. Menyusun alat dan media pembelajaran.
    5. Menyusun perangkat evaluasi.
    6. Melaksanakan tugas mengajar.
    7. Melaksanakan layanan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan.
    8. Membantu administrasi pendidikan di sekolah.
    9. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler.
    10. Melakukan pendampingan belajar siswa di luar jam pelajaran.
    11. b.      Bidang Kemasyarakatan
      1. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga yang diintergrasikan dengan program POSDAYA.
      2. Membina kegiatan pendidikan non formal (pemberantasan buta huruf).
      3. Pembinaan kepemudaan (olahraga dan kesenian).
      4. Peningkatan kesadaran kebersihan dan pengelolaan lingkungan.
      5. Pemberian penyuluhan masalah NAPZA dan pelatihan KOGAMI untuk penanggulangan bencana gempa dan tsunami.
      6. B.     DOSEN
        1. Mengantar mahasiswa
        2. Melaksana Monev

BAB IV

PELAKSANAAN MONEV

  1. A.      Penempatan Guru SM3T

No.

Nama

Penempatan

Keterangan

1

Catur Triwahyuningsih

SDN Teluk Nibung

 

2

Ade Yatma

SDN Suka Makmur

Pindah ke SMP SATAP Teluk Nibung

3

Marsimin

SMAN 1 Pulau Banyak

 

4

Acep Jaya Indramukti

SMAN 1 Pulau Banyak

 

5

Sri Ayu

SMPN 1 Pulau banyak

 

6

Aprima Siska Riski Amalia

SMPN 1 Pulau banyak

 

7

Yasri Wahyuni

SMPN 3 SATAP T. Nibung

 

8

Ernawati Berutu

SMPN 2 Pulau banyak

 

9

Syofia Winda

SMPN 2 Pulau banyak

 

10

Harmon

SMPN 2 Pulau banyak

 

 

Pelaksanaan program SM3T pada Kabupaten Singkil, guru program SM3T di tempatkan pada kecamatan Pulau Banyak, diikuti oleh 10 guru SM3T. Ke-sepuluh guru tersebut sampai pertengahan pelaksanaan program SM3T masih tetap mereka terlibat dengan baik. Ada satu guru yang penempatan awalnya pada SDN Suka Makmur pindah ke SMP SATAP Teluk Nibung. Alasan pindah saudara Ade Yatma adalah karena sakit malaria.

  1. B.       Kondisi Sekolah
    1. a.      SDN Teluk Nibung

No.

Aspek

Jumlah

1

Jumlah Guru

12 (PNS 8)

2.

Jumlah Kelas

6

3.

Jumlah Siswa

169

 

  1. b.      SDN Suka Makmur*

No.

Aspek

Jumlah

1

Jumlah Guru

Tidak ada data

2.

Jumlah Kelas

Tidak ada data

3.

Jumlah Siswa

Tidak ada data

* Guru SM3T pindah ke SMP SATAP Teluk Nibung.

  1. c.       SMAN 1 Pulau Banyak

No.

Aspek

Jumlah

1

Jumlah Guru

13 (yang PNS 3)

2.

Jumlah Kelas

9 (rusak/tidak dipakai 2 kls)

3.

Jumlah Siswa

217

 

  1. d.      SMPN 3 Satap Teluk Nibung

No.

Aspek

Jumlah

1

Jumlah Guru

5

2.

Jumlah Kelas

3

3.

Jumlah Siswa

55

 


 

  1. e.       SMPN 2 Pulau Banyak

No.

Aspek

Jumlah

1

Jumlah Guru

11

2.

Jumlah Kelas

9

3.

Jumlah Siswa

109

 

Rasio jumlah guru dengan jumlah siswa dapat dikatakan cukup, tetapi ditinjau dari aspek distribusi tidak seimbang (unblanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competenies), serta tidak kesesuain antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang mampu (mistmatched) jauh dari cukup. Satu lagi aspek penting dalam pelaksanaan pendidikan di Kepulauan Banyak adalah tingkat kehadiran guru dalam mengajar sangat penting diperhatikan pengelola pendidikan; dari info yang didapat guru-guru honorer  (bukan guru SM3T) jarang masuk mengajar di kelas.

Kemungkinan ini disebabkan kebanyakan guru-guru tersebut masih guru honorer, dan banyak diantara mereka bukan penduduk kepulauan Banyak, mereka tinggal di kota Singkil, perjalanan laut yang ditempuh jauh dan cenderung berbahaya. Sebagaimana saya alami, di tengah jalan/laut, setelah 2 jam boat meninggalkan dermaga, kami dihadang badai kuat dan hujan lebat, sehingga nakhoda memutuskan balik kembali ke kota Singkil.

 


  1. C.      Program

No.

Komponen Monev

Sumber informasi

Temuan

PSRT

PEMDA

KS/ GURU

PP SM3T

OBS

DOK

1

Pemda Mitra

 

 

 

 

 

 

 

  1. Keterlibatan Pemda terhadap Program SM3T

 

 

Baik

  1. Kekuatan  hubungan Pemda mitra dengan LPTK dalam keterlibatan langsung SM3T

 

 

 

 

Bagus

  1. Komitmen Pemda mitra terhadap program SM3T

 

 

 

Bagus

2

Penempatan Peserta 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Ketepatan sasaran: lokasi, sekolah, dll

Sangat tepat

  1. Jumlah peserta per kecamatan

 

 

Kurang

 

  1. Jumlah peserta per sekolah

Kurang

 

  1. Kesesuaian kebutuhan sekolah dari aspek : jumlah, mata pelajaran, dll

Kurang

3

Bidang Pendidikan

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Menyusun perangkat pembelajaran: RPP, bahan ajar, alat dan media, dan evaluasi

 

 

 

Ada lengkap dan semua guru SM3T membuat perangkat tersebut

 

  1. b.  Melaksanakan tugas mengajar

 

 

Sangat baik

 

  1. c.   Melaksanakan layanan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan

 

 

Ada

 

  1. Membantu admins-trasi pendidikan di sekolah

 

 

Ada

 

  1. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler

 

 

Banyak

 

  1. Melakukan pendampingan belajar siswa di luar jam pelajaran

 

 

 

Ada

4

Bidang kemasyakatan

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga yang diintegrasikan dengan program POSDAYA

 

 

 

Semua Guru SM3T ada melaksana dan berjalan dengan baik

 

  1. Membina kegiatan pendidikan non formal (pemberan-tasan buta huruf)

 

 

 

Ada

 

  1. Pembinaan kepemudaan (olah raga dan kesenian)

 

 

 

Ada dan Sering

 

  1. Peningkatan kesadaran kebersihan dan pengelolaan lingkungan

 

 

 

Ada

 

5

Profil Sekolah

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Siswa: Jumlah siswa, jumlah rombel, jumlah rata-rata per rombel, jumlah siswa miskin, dll

 

 

 

Kurang; banyak yang DO. APK sangat rendah.

 

  1. Guru : Jumlah guru, status guru, kualifi-kasi, kepangkatan/ gol, jenis kelamin, yang sudah sertifikasi, dll

 

 

 

Cukup, apa bila semua guru honorer (tidak tetap) terlibat penuh mengajar. Dalam kenyataanya, berbeda, kebanyakan dan sering guru honorer absen mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan keca-matan Kepulauan banyak masih kurang guru.

 

  1. Sarana sekolah : jumlah ruang kelas, ruang guru, ruang laboratorium, MCK, dll.

 

 

Kurang

6

Kendala yang dihadapi

  1. Secara umum dapat dikatakan tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan program SM3T
  2. Secara spesifik, kendala dalam pelaksanaan pendidikan di kepulauan Banyak berupa:
  3. Guru status PNS sangat kurang
  4. Guru honorer (tidak tetap) sering absen mengajar; ini disebabkan, guru-guru honorer tersebut umumnya berdomisili di kota Singkil, bukan di kepulauan Banyak.
  5. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap
  6. Belum ada bahan ajar  dan media pembelajaran yang relevan
  7. Kurang minat siswa dalam belajar
  8. Buku paket yang masih kurang
  9. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurang (tidak lengkap)
    1. Transportasi laut lama dan kurang baik (ada kapal feri, tetapi tidak setiap hari ada jadwalnya).

7

Rekomendasi tindak lanjut

  1. Program SM3T masih perlu dilanjutkan pelaksanaannya di Kep. Banyak.
  2. Pengangkat guru negeri, terutama bagi putra daerah
  3. Perbaikan sarana-prasarana
  4. Melengkapi bahan ajar.
  5. Bea siswa perguruan tinggi (LPTK) buat putra daerah yang berminat jadi guru, seperti Bidik Misi.

 

            Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah Pulau Banyak kendala yang dihadapi meliputi :

  1. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap
  2. Guru masih kurang, baik dari aspek kuantitas, relevansi, maupun kualitas.
  3. Belum ada silabus yang relevan
  4. Belum ada bahan ajar  dan media pembelajaran yang relevan
  5. Kurang minat siswa dalam belajar
  6. Buku paket yang masih kurang
  7. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
  8. D.      Solusi yang ditempuh

Berdasarkan kendala yang dihadapi solusi yang dapat di tempuh adalah:

  1. Meneruskan program SM3T
  2. Memberi peluang putra daerah lulusan SMA melanjutkan pendidikan ke LPTK melalui program khusus, seperti Bidik Misi dan Bea siswa lainnya.
  3. Guru-guru yang mismatch diberi peluang mengikuti program KKT dengan penanganan khusus. 
  4. Melakukan pelatihan guru, baik dalam profesionalisme maupun pedagogik.
  5. Meningkatkan pengawasan sekolah oleh dinas
  6. Menyusun silabus pembelajaran
  7. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
  8. Menyusun bahan ajar dan media pembelajaran
  9. Memberi masukan kepada wali siswa bersangkutan terhadap pentingnya pendidikan
  10. Menyesusaikan buku paket dengan RPP dalam proses pembelajaran
  11. Memanfaatkan lingkungan alam (contextual learning)
  12. E.       Nilai-Nilai positif
    1. Lingkungan keluarga merupakan pendukung terbesar dalam pendidik anak
    2. Adanya kerjasama dan kekompakan dalam masyarakat merupakan langkah menuju desa maju ke depan
    3. Belajar bukan dapat dari buku saja tetapi belajar bisa juga di dapat dari alam
    4. Pendidikan bukan hanya mendapatkan ilmu pengetahuan tetapi perubahan sikap/perilaku harus  diimbang


BAB V

PENUTUP

  1. A.      KESIMPULAN

              Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpatisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan di lanjutkan dengan program pendidikan profesi guru.

              Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan: permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah (shortage), distribusi tidak seimbang (unblanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competenies), serta tidak kesesuain antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang mampu (mistmatched).

Permasalahan peserta didik adalah angka putus sekolah relatif tinggi, angka partisipasi masih rendah, dengan demikian perlu peningkatan APK/APM pendidikan di kepulauan Banyak.

Secara umum dapat dikatakan kondisi sarana dan prasarana sekolah-sekolah di Pulau Banyak  rusak.

  1. B.       SARAN        
    1. Diharapkan program SM3T yang sedang berjalan dapat dilanjutkan.
    2. Diharapkan program SM3T dilanjutkan ditahun depan.
    3. Guru dapat mengikuti Pelatihan dalam bidang kompetensi profesional dan pedagogik,
    4.  Guru-guru yang mismatch dapat mengikuti program KKT Kemdikbud.
    5. Sarana dan prasarana sekolah agar diperbaiki, agar terpenuhinya standar sarana dan prasarana, dan standar proses dan standar lainnya.
    6. Hendaknya Pemda propinsi dan kabupaten berusaha meningkatkan APK/APM.
    7. Pengangkatan Guru PNS baru, terutama putra daerah.
    8. Bea siswa melanjutkan ke pendidikan tinggi bagi putra daerah.GambarGambarGambar


Evaluasi Model CIPP
Oktober 4, 2011, 5:37 am
Filed under: EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA, MONEV, PENELITIAN

EVALUASI MODEL CIPP
Wakhinuddin

Evaluasi model CIPP merupakan model yang banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam,dkk (1986) di Ohio State University. CIPP merupakan singkatan dari :
Context Evaluation : Evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation : Evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation : Evaluasi terhadap proses
Product Evaluation : Evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adala komponen dari proses sebuah program kegiatan. Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.