Filed under: Pembelajaran
(Seri Pedagogi Kejuruan)
Strategi Pembelajaran
Pada setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru/dosen/pelatih/pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Terkait dengan hakikat strategi pembelajaran tersebut, strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh pendidik dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar, melainkan juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran. Strategi pembelajaran dilaksanakan bukan hanya di dalam kelas, juga dapat dilaksanakan di luar kelas, seperti: Bengkel mobil, kebun sekolah, kantor lurah dsb.
Filed under: Pembelajaran
Tabel : Perbedaan buku teks dan bahan ajar
Buku teks |
Bahan ajar |
|
|
Filed under: Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah VS Pembelajaran Berbasis Projek
Istilah pembelaja proyek dikembangkan dari pemikiran pakar pendidikan – kurikulum John Dewey dan ahli asesmen Kilpatrick, pertama sekali disampaikan pada tahun 1918 hampir satu abad yang lalu oleh Dewey. Pembelajaran proyek pada kurikulum 2013 termasuk pembelajaran yang diunggulkan dan dianggap dapat mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. Pada pembelajaran proyek dapat dikatakan lebih luas cakupan dan lebih lama masa pembelajarannya, yaitu sepanjang projek yang dibuat siswa. Pada implikasi pembelajaran proyek ada beberapa konsep atau kombinasi beberapa konsep, yaitu:
- Merencanakan dan menghasilkan produk (tangible), proses kegiatan atau tempilan
- Memecahkan masalah dunia nyata (otentik penuh atau simulasi)
- Investigasi atau pertanyaan terbuka dan berkembang pada proses kerja
Pembelajaran berbasis Problem karakternya::
- Tampil ‘tanpa struktur’ ( ill-structured) masalah
- Definisi atau rumusan masalah
- Inventaris pengetahuan muncul (daftar ‘ apa kita tahu tentang problem dan apa kita ingin tahu’
- Menimbulkan kemungkinan solusi
- Rumusan issu pembelajaran berlangsung sendiri dan pembelajaran latihan
- Berbagi temuan dan solusi
PERSAMAAN:
- Fokus pada pertanyaan terbuka atau perkembangan tugas,
- Menggunakan metode pembelajaran otentik
- Menggunakan evaluasi otentik
- Penekanan pada kebebesan siswa
- Metode ilmiah inkuri
- Pembelajaran lebih lama, karena dari banyak sisi dibandingkan pembelajaran konvensional.
PERBEDAAN :
Nomor |
PBP |
PBM |
1 | Umumnya multi disiplin | Lebih sering satu disiplin |
2 | Waktu lebih lama | Waktu cenderung lebih singkat |
3 | Ada generalisasi, dan pembelajaran beragam langkah | Ada spesifikasi, dan ada langkah tradisi pembelajarannya |
4 | Produk dan tampilan berkreasi | Produk dan tampilan sederhana |
5 | Dunia nyata dan setting serta tugas otentik | Sering berbentuk studi kasus |
Analisis Ketepatan antara Metode pembelajaran, jenis penilaian dan KI Pada Kurikulum 2013
oleh
Wakhinuddin
No. | Metode Pembelajaran
|
Jenis Penilaian dan Kompetensi Inti
|
||||||
Portofolio | Unjuk Kerja | Proyek | Produk | PG | Uraian | Lembaran Pengamatan
(Sikap) |
||
1 | PROJECT BASED LEARNING | KI 3 dan K4 | KI 4 | KI 1, KI 2, KI 3 dan K4 | KI 3 dan K4 | KI 3 | K3 | KI 1 dan KI 2 |
2 | INQIURY & DISCOVERY LEARNING
|
KI 3 dan K4 | KI 4 | KI 1, KI 2, KI 3 dan K4 | KI 3 dan K4 | KI 3 | K3 | KI 1 dan KI 2 |
3 | Problem Based Learning
|
KI 3 dan K4 | KI 4 | KI 1, KI 2, KI 3 dan K4 | KI 3 dan K4 | KI 3 | K3 | KI 1 dan KI 2 |
SKL DAN KOMPETENSI INTI KURIKULUM 2013
SKL
SIKAP: Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
- Beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
- Toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
- Pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
KETERAMPILAN: Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
Membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
Menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta
PENGETAHUAN : Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia.
KOMPETENSI INTI
- Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
- Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
- Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
(Sumber: PP pak Syawal, kepala badan)
Filed under: EVALUASI HASIL BELAJAR, Materi Ajar, Pembelajaran, Pendidikan Kejuruan
Pembelajaran Component Display Theory
Oleh
Dr. Wakhinuddin S.
Pembelajarn Component Display Theory (CDT) adalah kerangka mengidentifikasi komponen-komponen pembelajaran untuk berbagai jenis tujuan pembelajaran. Pada model pembelajaran component display theory (CDT), hasil belajar diklasifikasikan atas dua dimensi, yaitu: dimensi unjuk-kerja dan dimensi isi. Klasifikasi ini diterapkan dalam belajar domain kognitif. Dimensi tingkat unjuk kerja terdiri atas tiga bagian, yaitu: mengingat, menggunakan dan menemukan, dan dimensi isi pembelajaran dibedakan atas empat bagian, yaitu: fakta, konsep, prosedur dan Prinsip.
Prinsip yang mendasari pembelajaran Merrill didasarkan pada asumsi kondisi pendekatan pembelajaran Gagne (Joyce, 2009:122-123), yaitu ada berbagai jenis hasil belajar dan masing-masing jenis hasil belajar tersebut membutuhkan kondisi yang unik untuk belajar. Hasil belajar dapat berupa : keterampilan intelektual, siasat kognitif, informasi verbal, keterampilan motoris, dan sikap (Munandir, 1990:355).
Tabel 1: Komponen teori tampilan komponen
Dimensi isi
Fakta Konsep Prosedur Prinsip
Dimensi Level
Unjuk Kerja Mengingat
Menggunakan
Menemukan
Isi merupakan materi ajar dalam empat bentuk, yaitu: Fakta adalah informasi yang dihubungkan kenyataan, dapat diungkapkan melalui: menyebutkan nama, kapan, dimana, berapa. Apakah kompetensi dasar (KD) berupa mengingat fakta? Kata kuncinya: nama, jenis, dan jumlah. Konsep merupakan abstraksi dari suatu peristiwa, lambang, dan objek dengan berbagai karakteristik, dan dikenal dengan namanya. Apakah KD mengemukan suatu definisi? Kata kuncinya: definisi, klasifikasi, identifikasi, dan cirri-ciri. Prosedur adalah langkah-langkah yang berurutan untuk memecahkan suatu masalah atau untuk memenuhi suatu tujuan. Apakah menjelaskan langkah-langkah? Atau mengerjakan sesuatu sesuai prosedur. Dengan kata lain mengerjakan sesuatu dengan langkah-langkah tertentu. Kata kunci: langkah-langkah mengerjakan tugas secara prosedural. Prinsip membahas hubungan sebab – akibat maupun hubungan. Prinsip berupa penerapan dalil, hukum, atau rumus, hubungan antar variable. KD berupa menjelaskan hubungan berbagai sebab – akibat. Kata kunci : hubungan, sebab – akibat, jika… maka…
Unjuk kerja adalah usaha siswa untuk mengingat, menggunakan, dan menemukan. Unjuk kerja diklasifikasikan atas ingatan sebagai tingkat yang paling sederhana, menemukan suatu yang paling dutamakan. Ada tiga jenis unjuk kerja, yaitu: Ingatan – siswa diminta mengingat informasi dari suatu kejadian, Penggunaan – siswa langsung memakai informasi pada kasus tertentu. Penemuan – siswa menggunakan informasi untuk menjelaskan konsep, prinsip.
Unjuk kerja adalah cara di mana siswa berperilaku sebagaimana isi. Mengingat – siswa perlu mencari dan mengingat dari memori pengalaman tertentu atau informasi; Menggunakan – siswa secara langsung menerapkan informasi untuk kasus tertentu; Menemukan – siswa menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan abstraksi baru (konsep, prinsip, dll).
Matriks (tabel 1) di atas, untuk menentukan tingkat kinerja yang dibutuhkan untuk ruang lingkup isi pembelajaran. Untuk setiap kategori, ada dalam matriks tersebut, dan merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk presentasi primer dan sekunder yang akan memberikan akuisisi yang paling efektif dan efisien keterampilan dan pengetahuan yang tersedia.
Pembelajaran CDT (Merrill) membuat belajar lebih efektif, bila semua komponen-komponen (sel-sel) tersebut berisi. Jadi, pembelajaran yang lengkap akan terdiri dari tujuan, diikuti kombinasi dari peraturan-peraturan, contoh, ingatan, praktek, umpan balik, bantuan, dan mnemonik yang sesuai dengan materi ajar.
BAGIAN 5
POROS RODA BELAKANG
BAB I
POROS PENDUKUNG
A. POROS
Poros adalah untuk menopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan dengan demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Gandar pendek juga disebut sebagai baut. Bagian yang berputar dalam bantalan dari gandar (dan poros) disebut tap. Poros (keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momen putar dan mendapat tegangan puntir dan tekuk.
Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan poros yang bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros berlubang, keseluruhannya rata atau dibuat mengecil. Menurut penampang melintangnya disebutkan sebagai poros bulat dan poros profil (contohnya dengan profil alur banyak dan profil – K). Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lain-lain. Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambunagn dari poros dan naf serta poros dengan poros.
Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros atau gandar dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang dipasang). Sebagai gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan benar yang peralihannya dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada perlemahan dari berbagai pengaruh takikan. Yang perlu diperhatikan dalam perancangan poros ini diantaranya :
1. Gandar diam dapat ditahan jauh lebih ringan daripada poros yang berputar yang diputar.
2. Poros dari baja kekuatan tinggi tidak sekaku seperti dari St.42 yang semacam itu (modulus E sama), hanya kekuatan tekuk berubah-ubah atau kekuatan torsi Berubah-ubah yang lebih besar, kalau pengaruh takikan yang tajam dihindarkan.
3. Poros berlubang denagn d1 = 0,5d beratnya hanya 75%, tetapi tahanan momennya 94% dari poros pejal.
4. Poros berputar yang kencang berlubang kencang memerlukan kekuatan yang baik, bantalan yang kaku dan pembentukan yang kaku.
5. Panjang konstruksi dari mesin seringkali sangat tergantung pada panjang dari tap bantalan, naf dan sil.
B. FUNGSI POROS
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin.
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.
2. Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
3. Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.
5. Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum.
C. MACAM – MACAM POROS
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
1. Spindle
Poros tranmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil, dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
2. Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntir,bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang.
3 Poros transmisi
Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi, poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain.
Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.
D. POROS PENGGERAK RODA
Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan roda dan penerus putaran mesin keroda.
Axle shaft diklasifikasikan menjadi :
1. Axle Shaft Rigid.
2. Independent Axle Shaft.
1. Axle Shaft Rigid.
Kendaraan 4 WD atau FR
Tipe rigid banyak digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan – medan berat karena mampu menahan beban yang berat.
a. Fungsi Axle Shaft pada tipe rigid.
1) Penerus putaran ke roda.
2) Pendukung beban roda.
b. Menurut letak dudukannya, Axle Shaft dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1). Front Axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda, juga sebagai tempat knucle agar roda dapat dibelok – belokkan.
2). Rear Axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.
Keterangan : 1. Differential.
2. Ring Gear.
3. Dudukan poros penggerak.
4. Drive pinion ( Roda gigi pinion ).
5. Axle shaft ( poros axle ).
6. Flens roda.
c. Berdasarkan system penopangnya Axle Shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1) Half (1/2) floating type ( Setengah bebas memikul ).
Pada tipe ini bantalan dipasang antara axle housing dengan axle shaft dan roda langsung dipasang pada ujung poros. Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep.
Keuntungan :
Kontruksinya sederhana.
Biayanya murah.
Kerugian :
Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh poros.
Jika patah roda tidak ada yang menahan.
2)
|
¾ floating tipe (3/4 bebas memikul).
Bantalan dipasang antara axle housing dengan wheel hub dan axle shaft, secara tidak langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan.
Jenis ini biasanya digunakan pada truk ringan.
Keuntungan :
Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehingga axle shaft tidak bengkok.
Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan. Kerugian :
Akibat gaya kesamping tetap menimbulkan kebengkokan.
3)
|
Full floating type (bebas memikul).
Pada tipe ini wheel hub terpasang kokoh pada axle shaft melalui dua buah bantalan dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda.
Tipe ini banyak digunakan pada kendaraan berat.
Keuntungan :
Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle housing tidak menjadi bengkok.
Gaya kesamping juga tidak diteruskan ke axle shaft.
Faktor keamanan lebih baik dan sanggup memikul beban berat. Kerugian :
Biayanya mahal.
|
d. Cara kerja Axle Shaft tipe rigid.
Axle rigid disamping sebagai penerus putaran ke roda, seolah – olah merupakan lengan panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan bodi kendaraan seolah – olah mengikuti gerakan posisi axle.
Keuntungan :
Kontruksi lebih kuat.
Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.
Sanggup menahan beban berat.
Kerugian :
Suspensi kendaraan keras.
Pada saat kendaraan berjalan dimedan yang berat bodi kendaraan tidak stabil.
Sudut beloknya kecil.
- 1. Independent Axle Shaft
Tipe ini sering digunakan pada kendaraan kecil dan umumnya jenis sedan,karena tipe ini disamping kontruksinya ringan juga mampu membuat sudut belok lebih besar.
a. Fungsi axle shaft pada tipe independent
Sebagai penerus putaran ke roda. Sebagai pendukung beban roda.Sebagai penyetabil bodi kendaraan, karena dilengkapi CV joint.
b. Cara kerja axle shaft independent.
Dengan dilengkapi CV joint maka pada saat kendaraan melaju di jalan yang bergelombang maka posisi bodi kendaraan seakan – akan tidak terpengaruhi oleh keadaan jalan, karena dengan dilengkapi CV joint pada setiap gerakan, disamping dapat bergerak putar juga dapat bergerak memanjang, memendek dan membuat sudut.
Constant Velocity Joint (CV Joint)
Fungsi : sebagai penyetabil posisi kendaraan terutama dijalan – jalan yang bergelombang.
- Komponen – komponen CV Joint.
Keterangan : 1. Outer race.
2. Ball Cage.
3. Inner race.
4. Steel Ball
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN MERRILL DAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA KULIAH SISTEM PEMINDAH TENAGA
Oleh
Wakhinuddin S*
Abstrak
Rendahnya hasil belajar praktek dalam mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga (SPT) selama ini disebabkan oleh faktor pedagogik dan penlaiannya. Ini tampak dari mahasiswa menyampaikan fakta, konsep, prinsip dan prosedur, kurang kemampuan membuat laporan praktek; ini semua menyebabkan nilai hasil belajar tidak bagus, hanya 4-8% yang memperoleh nilai (A), 12-16% nilai (B), 55% Nilai (C), 12% nilai (D) dan sisanya nilai (E). Rumusan masalah ’Apakah hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran Merrill dan penilaian portofolio pada mata kuliah SPT. Penelitian bertujuan mengungkapkan sejauhmana penggunaan metode pembelajaran Merrill meningkatkan hasil belajar belajar mahasiswa pada SPT. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dirancang pelaksanaannya 3 siklus dan tindakan dilakukan dengan penerapan metode pembelajaran Merrill dan penilaian portofolio. Dari 8 kali pertemuan yang direncanakan, yaitu: 6 kali pertemuan pelaksanaan tindakan, 1 kali pertemuan awal untuk perencanaan tindakan, dan 1 kali pertemuan akhir penelitan untuk refleksi. Pada setiap siklus, penerapan metode pembelajaran Merrill dan penilaian portofolio diberikan selama 2 kali pertemuan, dengan 3 kali tugas perbaikan umpan balik di sekolah dan 3 kali penilaian. Hasil Penelitian rata-rata hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran Merrill dan portofolio. Dan dari antar setiap siklus terdapat peningkatan.
Kata kunci:
Peningkatan, hasil belajar, SPT, Pembelajaran Merrill, Penilaian Portofolio, Dimensi, Siklus.
Filed under: EVALUASI HASIL BELAJAR, EVALUASI KURIKULUM, EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA, Pembelajaran, Pendidikan
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, pada bab XVI pasal 57 sampai dengan 59 tentang Evaluasi menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada piha-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyataka bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.
KARAKTER DAN PEMBELAJARAN
Wakhinuddin S
Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Karakter berbasis pada nilai dan norma (Prayitno dan Belferik Manullang, 2010). Ada tujuh nilai-nilai standard yang memandu perilaku seseorang, dalam hal : (1) isu sosial, (2) kecenderungan arah ideologi religius atau politis, (3) memandu diri sendiri, (4) sebagai standard untuk evaluasi diri dan orang lain, (5) sebagai dasar perbandingan kemampuan dan kesusilaan, (6) sebagai standar untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain, dan (7) sebagai standar merasionalkan sesuatu hal (dapat diterima atau tak dapat diterima), sikap dan tindakan melindungi, memelihara, dan tentang mengagumi sesuatu/seseorang atau diri sendiri (Josephson Institute of Ethics, 2008).
Nilai-nilai adalah pemandu perilaku seseorang, seperti standard untuk menilai perilaku. Nilai-nilai etis dalam definisi ini setara dengan moral menilai. Nilai-nilai moral menunjuk jenis nilai-nilai hubungan antar pribadi, ketika dilanggar, menimbulkan kepedihan dalam hati atau merasa rasa bersalah. Nilai-Nilai etis kemudian berfungsi sebagai suatu pemandu tentang hak/kebenaran perilaku hubungan antar pribadi.
Karakter dapat digambarkan sebaga suatu struktur nilai yang memandu perilaku individu dalam suatu konteks (organisasi). Karakter mempunyai struktur terdiri dari nilai-nilai perilaku etis yang mengatur dua dimensi, dimensi karakter acuan nilai, dan dimensi jenis perilaku dan target perilaku.
Nilai-nilai (values) dapat didefinisikan sebagai ukuran dari perbuatan, keindahan atau harga yang dimiliki seseorang. Orang yang memiliki nilai-nilai tertentu akan berusaha untuk berbuat sesuai dengan ukuran (standar) tersebut atau berusaha untuk mempertahankannya. Dengan demikian nilai adalah pertmbangan internal dan eksternal, yang dimiliki seseorang tentang sesuatu barang atau perbuatan.
Berkaitan dengan proses pembelajaran, perubahan sikap siswa dapat dilalukan melalui: teori pembelajaran, teori fungsional, teori pertimbangan sosial, dan teori konsistensi. Kaitan sikap dengan nilai-nilai merupakan konstruk hipotetik, dan menjadi pendorong bagi seseorang untuk terwujudnya perilaku siswa. Nilai lebih berbentuk global dari pada sikap diri, tentunya lebih abstraktif.