Wakhinuddin’s Weblog


Pembelajaran Berbasis Masalah VS Pembelajaran Berbasis Projek
Februari 17, 2014, 2:50 pm
Filed under: Pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Masalah VS Pembelajaran Berbasis Projek 

Istilah pembelaja proyek  dikembangkan dari pemikiran pakar pendidikan – kurikulum John Dewey dan ahli asesmen Kilpatrick, pertama sekali  disampaikan pada tahun 1918 hampir satu abad yang lalu oleh Dewey. Pembelajaran proyek pada kurikulum 2013 termasuk pembelajaran yang diunggulkan dan dianggap dapat mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. Pada pembelajaran proyek dapat dikatakan  lebih luas cakupan dan lebih lama masa pembelajarannya, yaitu sepanjang projek yang dibuat siswa. Pada implikasi pembelajaran proyek ada beberapa konsep atau kombinasi beberapa konsep, yaitu:

  • Merencanakan dan menghasilkan produk (tangible),  proses kegiatan atau tempilan
  • Memecahkan masalah dunia nyata (otentik penuh atau simulasi)
  • Investigasi atau  pertanyaan terbuka dan berkembang pada proses kerja

Pembelajaran berbasis Problem karakternya::

  1. Tampil ‘tanpa struktur’ ( ill-structured) masalah
  2. Definisi atau rumusan masalah
  3. Inventaris pengetahuan muncul  (daftar ‘ apa kita tahu tentang problem dan apa kita ingin tahu’
  4. Menimbulkan kemungkinan solusi
  5. Rumusan issu pembelajaran berlangsung sendiri dan pembelajaran latihan
  6. Berbagi temuan dan solusi

PERSAMAAN:

  1. Fokus pada pertanyaan terbuka atau perkembangan tugas,
  2. Menggunakan metode pembelajaran otentik
  3. Menggunakan evaluasi otentik
  4. Penekanan pada kebebesan siswa
  5. Metode ilmiah inkuri
  6. Pembelajaran lebih lama, karena dari banyak sisi dibandingkan pembelajaran konvensional.

PERBEDAAN :

Nomor

PBP

PBM

1 Umumnya multi disiplin Lebih sering satu disiplin
2 Waktu lebih lama Waktu cenderung lebih singkat
3 Ada generalisasi, dan pembelajaran beragam langkah Ada spesifikasi,  dan ada langkah tradisi pembelajarannya
4 Produk dan tampilan berkreasi Produk dan tampilan sederhana
5 Dunia nyata dan setting serta tugas otentik Sering berbentuk studi kasus

 

 

 



Pengembangan Model Asesmen Kelas Pembelajaran Materi Ajar Produktif Terintegrasi Dengan Model Pembelajaran Component Display Theory Sebagai Upaya Mewujudkan Standar Penilaian Pada Prodi Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri Di Sumatera Barat
Februari 8, 2014, 8:25 am
Filed under: Pendidikan Kejuruan, PENELITIAN, TEKNIK OTOMOTIF

Pengembangan Model Asesmen Kelas Pembelajaran Materi Ajar Produktif Terintegrasi Dengan Model Pembelajaran Component Display Theory Sebagai Upaya Mewujudkan Standar Penilaian Pada Prodi Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri  Di Sumatera Barat

Oleh

Wakhinuddin

RINGKASAN

Kegiatan asesmen pembelajaran selama ini kebanyakan hanya pada aspek kognitif. Berbeda pada Kurikulum KTSP menerapkan asesmen berbasis kelas, yaitu asesmen terhadap siswa dilakukan dengan  memperhatikan tiga ranah hasil belajar; ranah kognitif, ranah psikomotor dan ranah afektif, dengan metode penilaian otentik.  Dari pengamatan peneliti reviewer sebagai fasilitator pada kegiatan RSBI dapat dikatakan masih banyak guru program keahlian TKR SMK belum dapat membuat soal sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Kompetensi dasar SMK teknik kendaraan ringan (TKR) dirumuskan dalam bentuk kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Untuk melihat ketercapaian tujuan kurikulum, paper and pencil test dirasa tidak lagi memadai, sehingga diperlukan berbagai alternatif bentuk penilaian (asesmen). Melalui penelitian ini akan dikembangkan perangkat penilaian berbasis kelas yang diharapkan dapat menilai kemampuan siswa secara otentik dan komprehensif.

Penelitian ini didorong oleh keinginan memberi sumbangan dalam memecahkan permasalahan penilaian yang dihadapi guru-guru Teknik Kendaraan Ringan (otomotif) di SMK. Keinginan ini akan direalisasikan dalam bentuk membuat perangkat asesmen berbasis kelas untuk pembelajaran TKR di kelas XI SMK. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimpementasikan perangkat penilaian berbasis kelas yang valid, praktikal dan efektif. Istilah valid, praktikal dan efektif.

Metode penelitian yang digunakan tahap I adalah riset pengembangan dengan metode riset pengembangan Four D-Models. Kegiatan penelitian pada tahun I dimulai dari pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan diseminasi (disemination). Penelitian pada tahun I menghasilkan prototipe prerangkat asesmen berorientasi CDT yang valid dan praktis pada kelompok mata pelajaran Kompetensi kejuruan kelas XI.

Berdasarkan  pengembangan  yang  telah  dilakukan  didapat kesimpulan: Hasil validasi dari validator, angket respon guru dan siswa, dan observasi terhadap guru dan siswa menunjukkan perangkat penilaian dan pembelajaran pada mata pelajaran kompetensi kejuruan menggunakan component display theory (CDT) adalah valid dan praktis; Indikator dampak yang dikembangkan seperti perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan menunjukkan terjadi peningkatan.