Wakhinuddin’s Weblog


ASPEK EVALUASI
Maret 22, 2014, 2:30 am
Filed under: EVALUASI HASIL BELAJAR, EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA

ASPEK EVALUASI
Wakhinuddin S

Ada beberapa aspek evaluasi yang didasarkan pada 3W1H

Siapa (Who) ?
(Target- audiens)
Siapakah yang dievaluasi?

Apa (What) ?
(Area- apa yang dievaluasi)
Proses ( Efisiensi)
Hasil ( Efektivitas)
Kombinasi kedua-duanya ( Keterkaitan)
Capaian Tujuan
Kapan (When) ?
(Waktu- jangan dilaksanakan jika belum siap)
Pertanyaan dibatasi
Ada dampaknya
Membandingkan dua atau lebih program biaya pelaksanaan

Bagaimana?
(Teknik – apa yang paling sesuai)
Daftar pertanyaan
Wawancara
Pengamatan
Jurnal
Profil Siswa
Pre-test dan post tes
Inventori.



SOAL MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Maret 18, 2014, 8:30 am
Filed under: EVALUASI HASIL BELAJAR, TES

SOAL MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

1. Membandingkan
-Jelaskan persamaan dan perbedaan antara … dan ….
-Bandingkan dua cara berikut tentang ….
2. Hubungan sebab-akibat
-Apa penyebab utama ….
-Apa akibat ….
3. Memberi alasan (justifying)
-Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa?
-Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan tentang ….
4. Meringkas
-Tuliskan pernyataan penting yang termasuk ….
-Ringkaslah dengan tepat isi ….
5. Menyimpulkan
-Susunlah beberapa kesimpulan yang bersasal dari data ….
-Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut .
6. Berpendapat (inferring)
-Berdasarkan …, apa yang akan terjadi bila ….
-Apa reaksi A terhadap ….
7. Mengelompokkan
-Kelompokkan hal berikut berdasarkan ….
-Apakah hal berikut memiliki ….
8. Menciptakan
-Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang ….
-Lengkapilah cerita … tentang apa yang akan terjadi bila ….
9. Menerapkan
-Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ….
-Tuliskan … dengan menggunakan pedoman ….
10. Analisis
-Manakah penulisan yang salah pada paragraf ….
-Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama ….
11. Sintesis
-Tuliskan satu rencana untuk pembuktian ….
-Tuliskan sebuah laporan ….
12. Evaluasi
-Apakah kelebihan dan kelemahan …….
-Berdasarkan kriteria …, tuliskanlah evaluasi tentang ….

Sumber: 1. Grondlund: Constructing test …..
2. Depdiknas



TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KARIR
Maret 4, 2014, 2:59 pm
Filed under: Pendidikan Kejuruan

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KARIR
oleh
Wakhinuddin

Menurut Ginzberg perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
– Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
– Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
– Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)
Pada tahap fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dll. Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu cemas atau pun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua atau pun pendidik. Dalam tahap ini anak belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka sekedar berfantasi saja secara bebas, sifatnya sama sekali tidak mengikat.

Gambar : Hubungan Antara Struktur Sekolah dan Tenaga Kerja di Indonesia

Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni: (1) sub tahap Minat (Interest); (2) sub tahap Kapasitas (Capacity); (3) sub tahap Nilai (Values) dan (4) sub tahap Transisi (Transition). Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang lain dalam bidang bahasa, atau lain lagi bidang olah raga.

Gambar : Klasifikasi okupasi

Pada sub tahap minat (11-12 tahun) anak cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja; sedangkan pada sub tahap kapasitas/kemampuan (13-14 tahun) anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai (15-16 tahun) anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada sub tahap transisi (17-18 tahun) anak sudah mampu memikirkan atau “merencanakan” karier mereka berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis, di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif. Tahap realistis dibagi menjadi 3 (tiga) sub-tahap, yakni sub-sub tahap (1) eksplorasi (exploration), (2) kristalisasi (chystallization), dan spesifikasi/penentuan (specification).
Pada sub tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, serta nilai-nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah memilih sekolah lanjutan yang sekiranya sejalan dengan karier yang akan mereka tekuni. Pada sub tahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap dengan pekerjaan/karier tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, maka remaja makin terarah pada karier tertentu meskipun belum mengambil keputusan final. Akhirnya, pada sub tahap spesifikasi remaja sudah mampu mengambil keputusan yang jelas tentang karier yang akan dipilihnya.

Gambar : Perkembangan karir
Menurut Super perkembangan karier manusia dapat dibagi menjadi 5 (lima) fase, yaitu:
(1) Fase pengembangan (Growth) yang meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri (self-concept structure);
(2) Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, di mana saat ini remaja mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat;
(3) Fase pemantaban (establishment), antara umur 25 – 44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih karier tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negatif dari pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh ia lalu bisa menentukan apakah ia akan terus dengan karier yang telah dijalani atau berubah haluan.
(4) Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, di mana orang sudah mantab dengan pekerjaannya dan memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir;
(5) Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau melepaskan jabatan tertentu. Dalam fase ini orang membebaskan diri dari dunia kerja formal.