Wakhinuddin’s Weblog


Sketching my Map
Desember 30, 2012, 5:17 pm
Filed under: Uncategorized

Sketching my Map.



Analisis SK/KD
Desember 18, 2012, 6:43 am
Filed under: EVALUASI KURIKULUM, Pendidikan Kejuruan

FORMAT ANALISIS SK/KD

WAKHINUDDIN S

BIMTEK SMK RSBI

——————————————————————————————————————–

ANALISIS SK – KD

 

NAMA SEKOLAH                                 :  SMK ………………..

PROGRAM STUDI KEAHLIAN               :  …………………………….

KOMPETENSI KEAHLIAN                     :  …………………………..

MATA PELAJARAN                              :  …………………………

KELAS/SEMESTER                             :  …………..

ALOKASI WAKTU                                :  …………………….

 

Standar Kompetensi

 Kompetensi Dasar

Tingkatan Ranah KD

Indikator

Tingkatan Ranah IPK

Materi Pokok

Ruang Lingkup

Alokasi Waktu

1

2

3

4

 

 

 

C 1 s/d 6.

 

  • § Me……………..

C …….

C …….

P  …….

 

 

 

  v

5

 

 

Cognitif 3……

       P2 …..

 

  • § Meng…………..
 

C …….

Psikomotor…..

P……..

 

     

v

15

 

 

 

Kota……,…. ……………………..  201…

Dibuat Oleh

 ( Sophi Siti Fadila)

NIP. ……………………………

Ruang Lingkup (CONTOH):

  1. Motor Otomotif
  2. Sistem Pemindahan Tenaga
  3. Chasis  dan Suspensi
  4. Listrik Otomotif

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Teori Karir : Pedekatan Kebutuhan
Desember 12, 2012, 1:12 pm
Filed under: Pendidikan Kejuruan


Teori Karir (Pendekatan Psikologis)
Desember 11, 2012, 2:02 pm
Filed under: Pendidikan, Pendidikan Kejuruan

 Teori Karir

(Pendekatan Psikologis)

Wakhinuddin S

Prodi Magister PTK FT UNP

Berbeda dengan teori non psikologis yang bertolak dari anggapan bahwa pemilihan kerja ditentukan oleh faktor-faktor dari luar individu, teori psikologis bertolak dari bahasan tentang faktor-faktor dari dalam diri seseorang. Setiap orang diasumsikan mempunyai kebebasan yang sama dalam memilih pekerjaan, bila memiliki kemampuan untuk mengendalikan masa depan. Hal ini mengandung makna bahwa pemilihan kerja merupakan persaingan terbuka dan fair sehingga dapat direncanakan sebelumnya. Keberhasilan pemilihan kerja ditentukan oleh usaha memfungsikan potensi individu, sedangkan lingkungan hanya mempengaruhi secara tidak langsung. Ada beberapa teori pemilihan kerja yang termasuk ke dalam kelompok teori psikologis, seperti teori sifat dan faktor, dan teori psiko dinamis.

a.      Teori Sifat dan Faktor

Teori sifat dan faktor mendasarkan analisisnya pada hubungan antara karakteristik seseorang dengan pilihan yang  diambil. Setiap individu memiliki perbedaan-perbedaan baik berupa perbedaan bakat, minat, atau kepribadian. Sedangkan di sisi lain, setiap pekerjaan juga memiliki perbedaan karakteristik dan tuntutannya. Dengan demikian, individu yang berbeda akan memilih pekerjaan yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan perbedaan-perbedaan ini sekurang-kurangnya terdapat 3 langkah yang harus ­dilalui seseorang dalam memilih pekerjaan.

Pertama, memahami bakat, kemampuan, minat, ambisi, modal dan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada dirinya.

Kedua, menguasai pengetahuan tentang tuntutan dan kondisi yang menentukan kesuksesan, keuntungan/kerugian, kompensasi, kesempatan, dan masa depan pekerjaan.

Ketiga, menilai kesesuaian antara kemampuan dan disposisi yang dimiliki seseorang terhadap tuntutan pekerjaan. Seseorang harus yakin benar bahwa pekerjaan yang akan dipilih memang sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Bila terdapat kesesuaian antara kedua hal ini, maka pekerjaan itulah yang harus dipilih.



Teori Karir Pendekatan Psikologis
Desember 7, 2012, 1:14 pm
Filed under: Materi Ajar, Pendidikan, Pendidikan Kejuruan

Teori Karir

Pendekatan Psikologis

Oleh Wakhinuddin S

Prodi Magister PTK FT UNP

Berbeda dengan teori non psikologis yang bertolak dari anggapan bahwa pemilihan kerja ditentukan oleh faktor-faktor dari luar individu, teori psikologis bertolak dari bahasan tentang faktor-faktor dari dalam diri seseorang. Setiap orang diasumsikan mempunyai kebebasan yang sama dalam memilih pekerjaan, bila memiliki kemampuan untuk mengendalikan masa depan. Hal ini mengandung makna bahwa pemilihan kerja merupakan persaingan terbuka dan fair sehingga dapat direncanakan sebelumnya. Keberhasilan pemilihan kerja ditentukan oleh usaha memfungsikan potensi individu, sedangkan lingkungan hanya mempengaruhi secara tidak langsung. Ada beberapa teori pemilihan kerja yang termasuk ke dalam kelompok teori psikologis, seperti teori sifat dan faktor, dan teori psiko dinamis.

  1. a.      Teori Sifat dan Faktor

Teori sifat dan faktor mendasarkan analisisnya pada hubungan antara karakteristik seseorang dengan pilihan yang  diambil. Setiap individu memiliki perbedaan-perbedaan baik berupa perbedaan bakat, minat, atau kepribadian. Sedangkan di sisi lain, setiap pekerjaan juga memiliki perbedaan karakteristik dan tuntutannya. Dengan demikian, individu yang berbeda akan memilih pekerjaan yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan perbedaan-perbedaan ini sekurang-kurangnya terdapat 3 langkah yang harus ­dilalui seseorang dalam memilih pekerjaan.

Pertama, memahami bakat, kemampuan, minat, ambisi, modal dan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada dirinya.

Kedua, menguasai pengetahuan tentang tuntutan dan kondisi yang menentukan kesuksesan, keuntungan/kerugian, kompensasi, kesempatan, dan masa depan pekerjaan.

Ketiga, menilai kesesuaian antara kemampuan dan disposisi yang dimiliki seseorang terhadap tuntutan pekerjaan. Seseorang harus yakin benar bahwa pekerjaan yang akan dipilih memang sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Bila terdapat kesesuaian antara kedua hal ini, maka pekerjaan itulah yang harus dipilih.

  1. b.      Teori Psikodinamis

Teori psikodinamis berusaha untuk menjelaskan dan membahas keadaan kejiwaan manusia yang menyebabkan perubahan tingkah laku sesuai dengan motif dan dorongan yang ada pada diri seseorang. Di samping itu juga menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan tersebut.

Teori pemilihan kerja yang termasuk ke dalam kelompok teori psikodinamis adalah teori psikoanalitis, teori kebutuhan dan teori diri. Ketiga teori ini bertolak dari anggapan dasar bahwa faktor yang paling menentukan dalam pemilihan kerja adalah faktor motivasidan proses yang ditempuh seseorang. Dengan demikian sangat kontras dengan teori sifat dan faktor yang lebih bertumpu pada tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada kondisi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

1)      Teori Psikoanalitis

Proporsisi utama dari teori ini adalah bahwa setiap individu akan berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan atau kebiasaan yang berlaku dengan menyelaraskan antara keinginan (desire) dengan dorongan (impuls) yang dimiliki. Setiap orang selaluakan mengekspresikan dorongan-dorongan sesuai dengan keadaan biologisnya, kemudian menyublimasikannya ke dalam proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi individu belajar memuaskan agresivitas dan kebutuhannya dengan cara yang sesuai dengan keinginan orangtua, teman, guru, dan masyarakat luas. Setiap individu selalu berusaha mengadopsi mekanisme tingkah laku guna mengatasi/menanggulangi karakter atau kepribadiannya sebagai dasar dalam memilih sesuatu.

Dengan menggunakan teori Psikoanalitis sebagai kerangka konsepsional, ada beberapa hipotesis yang dapat diajukan:

Pertama, individu yang independen cenderung memilih pekerjaan yang bersifat mandiri pula, baik di bidang perdagangan, profesi, atau lapangan kejuruan yang memberinya kesempatan untuk memimpin dan berinisiatif.

Kedua, individu reaktif akan lebih senang memilih pekerjaan yang memiliki banyak tantangan.

Ketiga, individu agresif akan memilih pekerjaan yang bersifat kompetitif seperti bagian penjualan, sehingga dapat memuaskan sifat kompetitif/persaingan yang dimiliki.

Keempat, seseorang yang tinggi rasa egonya akan lebih besar kemungkinan mengalami ketidakpuasan, dibanding dengan individu dengan struktur ego normal.

Kelima, seorang pekerja yang pasif akan selalu mengalah dan kurang berhasil dibandingkan dengan pekerja yang agresif.

Dari hipotesis-hipotesis ini tergambar bahwa pandangan yang mendasarinya adalah interpretasi psikoanalitis. Artinya, pekerjaan yang dilakukan seseorang dapat merefleksikan kepribadiannya, walaupun kadang-kadang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lain, seperti cara pengambilan keputusan.

Konsepsi psikoanalitis lain berasal dari Psikologi Ego yang beranggapan bahwa setiap orang dewasa memiliki penilaian yang tepat tentang kemampuan, kekuatan, maupun kelemahan sendiri, sehingga dapat menentukan apa yang ingin dicapai. Setiap orang harus menyesuaikan rencana-rencananya dengan kenyataan atau hambatan-hambatan yang ditemui. Karena rencana pekerjaan pada dasarnya berlangsung dalam waktu yang relatif panjang, setiap orang harus dapat menentukan apa yang terbaik untuk mengerahkan semua daya dan usaha untuk meraih tujuan tersebut. Ringkasnya, agar dapat memilih pekerjaan secara realistis, maka individu yang bersangkutan harus dapat menyesuaikan apa yang dilakukan sekarang dengan tuntutan masa depan, mempertimbangkan keuntungan dan kerugian,memutuskan satu yang paling sesuai bagi dirinya, kemudian berusaha sebaik mungkin mencapai tujuan.



POROS RODA BELAKANG
Desember 4, 2012, 1:20 pm
Filed under: Pembelajaran, TEKNIK OTOMOTIF

BAGIAN 5

POROS RODA BELAKANG

 

BAB I

POROS PENDUKUNG

A.  POROS

Poros adalah untuk menopang bagian mesin yang diam, berayun atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar dan dengan demikian tegangan utamanya adalah tekukan (bending). Gandar pendek juga disebut sebagai baut. Bagian yang berputar dalam bantalan dari gandar (dan poros) disebut tap. Poros (keseluruhannya berputar) adalah untuk mendukung suatu momen putar dan mendapat tegangan puntir dan tekuk.

Menurut arah memanjangnya (longitudinal) maka dibedakan poros yang bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai poros pejal atau poros berlubang, keseluruhannya rata atau dibuat mengecil. Menurut penampang melintangnya disebutkan sebagai poros bulat dan poros profil (contohnya dengan profil alur banyak dan profil – K). Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur, dan lain-lain. Persyaratan khusus terhadap design dan pembuatan adalah sambunagn dari poros dan naf serta poros dengan poros.

Design pada poros diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros atau gandar dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang dipasang). Sebagai gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan benar yang peralihannya dibuatkan dengan baik, yaitu umumnya pada perlemahan dari berbagai pengaruh takikan. Yang perlu diperhatikan dalam perancangan poros ini diantaranya :

1. Gandar diam dapat ditahan jauh lebih ringan daripada poros yang berputar yang diputar.

2. Poros dari baja kekuatan tinggi tidak sekaku seperti dari St.42 yang semacam itu (modulus E sama), hanya kekuatan tekuk berubah-ubah atau kekuatan torsi Berubah-ubah yang lebih besar, kalau pengaruh takikan yang tajam dihindarkan.

3. Poros berlubang denagn d1 = 0,5d beratnya hanya 75%, tetapi tahanan momennya 94% dari poros pejal.

4. Poros berputar yang kencang berlubang kencang memerlukan kekuatan yang baik, bantalan yang kaku dan pembentukan yang kaku.

5. Panjang konstruksi dari mesin seringkali sangat tergantung pada panjang dari tap bantalan, naf dan sil.

B.     FUNGSI POROS

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Kekuatan poros

Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik atau tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin.

Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Jadi, sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban yang terjadi.

2. Kekakuan poros

Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).

3. Putaran kritis

Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.

5. Bahan poros

Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum.

C. MACAM – MACAM POROS

Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:

1. Spindle

Poros tranmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya yang harus kecil, dan bentuk serta ukuranya harus teliti.

2. Gandar

Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban puntir,bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang.

3        Poros transmisi

Poros transmisi atau poros perpindahan mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Dalam hal ini mendukung elemen mesin hanya suatu cara, bukan tujuan. Jadi, poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain.

 

Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir (berputar) dan dibengkokkan. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.

D.    POROS PENGGERAK RODA

Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan roda dan penerus putaran mesin keroda.

Axle shaft diklasifikasikan menjadi :

1. Axle Shaft Rigid.

2. Independent Axle Shaft.

 

1. Axle Shaft Rigid.

Kendaraan 4 WD atau FR

Tipe rigid banyak digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan – medan berat karena mampu menahan beban yang berat.

a. Fungsi Axle Shaft pada tipe rigid.

1) Penerus putaran ke roda.

2) Pendukung beban roda.

b. Menurut letak dudukannya, Axle Shaft dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1). Front Axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke  roda,  juga  sebagai  tempat  knucle  agar  roda dapat dibelok – belokkan.

2). Rear Axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.

Keterangan :   1. Differential.

2. Ring Gear.

3. Dudukan poros penggerak.

4. Drive pinion ( Roda gigi pinion ).

5. Axle shaft ( poros axle ).

6. Flens roda.

 

c. Berdasarkan system penopangnya Axle Shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

1)       Half (1/2) floating type ( Setengah bebas memikul ).

Pada tipe ini bantalan dipasang antara axle housing dengan axle shaft dan roda langsung dipasang pada ujung poros. Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep.

Keuntungan :

  Kontruksinya sederhana.

  Biayanya murah.

 

Kerugian :

  Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh poros.

  Jika patah roda tidak ada yang menahan.

 

2)

 

 

¾ floating tipe (3/4 bebas memikul).

 

Bantalan dipasang antara axle housing dengan wheel hub dan axle shaft, secara tidak langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan.

Jenis ini biasanya digunakan pada truk ringan.

 

Keuntungan :

  Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehingga axle shaft tidak bengkok.

  Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan. Kerugian :

  Akibat gaya kesamping tetap menimbulkan kebengkokan.

 

3)     

 

 

 Full floating type (bebas memikul).

 

Pada tipe ini wheel hub terpasang kokoh pada axle shaft melalui dua buah bantalan dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda.

Tipe ini banyak digunakan pada kendaraan berat.

 

Keuntungan :

  Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle housing tidak menjadi bengkok.

  Gaya kesamping juga tidak diteruskan ke axle shaft.

  Faktor keamanan lebih baik dan sanggup memikul beban berat. Kerugian :

  Biayanya mahal.

 

 

 

 

d. Cara kerja Axle Shaft tipe rigid.

Axle rigid  disamping sebagai  penerus putaran  ke roda, seolah  –  olah  merupakan  lengan  panjang  seperti  poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan bodi kendaraan seolah – olah mengikuti gerakan posisi axle.

 

Keuntungan :

  Kontruksi lebih kuat.

  Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.

  Sanggup menahan beban berat.

Kerugian :

  Suspensi kendaraan keras.

  Pada saat kendaraan berjalan dimedan yang berat bodi kendaraan tidak stabil.

  Sudut beloknya kecil.

 

  1. 1.      Independent Axle Shaft

Tipe  ini  sering  digunakan  pada  kendaraan  kecil dan           umumnya jenis sedan,karena tipe ini disamping kontruksinya ringan                                                        juga      mampu membuat sudut belok lebih besar.

 

a. Fungsi axle shaft pada tipe independent

Sebagai penerus putaran ke roda. Sebagai pendukung beban roda.Sebagai penyetabil bodi kendaraan, karena dilengkapi CV joint.

b. Cara kerja axle shaft independent.

 

 

 

Dengan dilengkapi CV joint maka pada saat kendaraan melaju di jalan yang bergelombang maka posisi bodi kendaraan seakan – akan tidak terpengaruhi oleh keadaan jalan, karena dengan dilengkapi CV joint pada setiap gerakan, disamping dapat bergerak putar juga dapat bergerak memanjang, memendek dan membuat sudut.

 

  Constant Velocity Joint (CV Joint)

 

Fungsi : sebagai penyetabil posisi kendaraan terutama dijalan – jalan yang bergelombang.

 

 

 

 

 

 

  • Komponen – komponen CV Joint.

 

 

 

Keterangan :    1. Outer race.

2. Ball Cage.

3. Inner race.

4. Steel Ball



TEORI KARIR (Pendekatan Ekonomi)
Desember 1, 2012, 2:20 pm
Filed under: PASCASARJANA, Pendidikan Kejuruan

TEORI KARIR

(Pendekatan Ekonomi)

oleh

Wakhinuddin S

Prodi Magister PTK FT UNP – Padang

Bila pada teori kebetulan dan kemungkinan seseorang memilih pekerjaan bertolak dari kesempatan yang ada, pada teori ekonomi­ pemilihan dimulai dengan mempertimbangkan distribusi pekerja di lapangan kerja. Teori ekonomi klasik berusaha untuk menjelaskan mengapa suatu pekerjaan tidak sama peminatnya. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat seseorang memasuki suatu pekerjaan, sehingga distribusi pekerja juga berbeda?

Teori ekonomi bertolak dari anggapan dasar bahwa pada keadaan di mana setiap pekerja memiliki kebebasan sama untuk memilih pekerjaan, makaseseorang akan selalu memilih pekerjaan yang menurut pendapatnya akanmemberikan keuntungan terbesar. Seorang pekerja akan memperhitungkan keuntungan/kerugian yangakan didapat kemudian baru memilih pekerjaan yang paling menguntungkan.

Pada peringkat paling dasar, keuntungan hanya dilihat dari sudut penghasilan yang akan diperoleh. Dengandemikian calon pekerja akan berlomba-lomba mencari pekerjaan yang memberikan upah terbesar dan menolak pekerjaan yang hanya memberi imbalanrendah. Keadaan inilah yang memunculkan prinsip ekonomi bahwa distribusi pasar kerja merupakan fungsi dari hukum penawaran-permintaan, dan gejala ini direfleksikan oleh perbedaan upah pada setiap jenis pekerjaan.

Akan tetapi teori ekonomi klasik tidak sepenuhnya dapat menjelaskan fenomena pemilihan kerja. Teori ekonomi klasik lebih ditujukan pada kondisi pasar kerja ideal. Pada kondisi tertentu seseorang memilih pekerjaan bukan hanya berpedoman pada hukum penawaran-permintaan saja. tetapi ditentukan juga oleh pengetahuan tentang aspek pekerjaan. Hal lain yang membatasi kebebasan memilihpekerjaan adalah kesempatan pendidikan untuk mencapai keterampilan yang dituntut. Karena tidak semua orang mampu mencapai tingkat pendidikan yang tinggi, maka mereka hanya dapat memasuki pekerjaan yang menuntut syarat-syarat rendah saja. Penghasilan yang diperoleh tentu juga rendah. Demikianlah di samping hukum penawaran-permintaan dapat diidentifikasi dua hal lain yang turut mempengaruhi pilihan seseorang,yaitu informasi/pengetahuan-nya tentang aspek-aspek pekerjaan, dan  tingginya biaya pendidikan/latihan.