Wakhinuddin’s Weblog


KARAKTER SISWA SMK BERBASIS DIMENSI
September 22, 2010, 5:40 am
Filed under: Pendidikan Kejuruan

KARAKTER SISWA SMK BERBASIS DIMENSI

Wakhinuddin S

Abstrak
Karakter siswa SMK berbasis pada dimensi moral, dimensi nilai-nilai dan dimensi kepribadian kejuruan. Karakter siswa dapat dibentuk melalui program-program sekolah. Evaluasi karakter siswa dapat dinilai melalui indikator kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, kewajaran, kepedulian, dan kewarganegaraan. Indikator karakter dapat dikelompokan atas demensi jenis dan dimensi proaktif. Dimensi kepribadan kejuruan merupakan basis penentuan kesesuaian karakter siswa dengan karakter lingkungan kerja. Pengembangan program dan instrumen penilaian karakter dkembangkan melalui tahapan-tahapan, dan ada berbagai macam alat evaluasi karakter siswa.

Kata kunci: Dimensi, indikator, evaluasi

A. PENDAHULUAN
Individu bertindak sendiri karena adanya nilai-nilai, nilai-nilai pada setiap individu memberi pertimbangan kuat untuk sesuatu tindakan, dan nilai-nilai yang paling penting adalah disebut nilai-nilai moral atau nilai-nilai etis. Nilai-nilai etis merupakan suatu komponen kunci dalam proses yang strategis dalam mengambil tindakan, dan menggambarkan etika, dan suatu rumit. Lembaga pendidikan dapat membentuk karakter siswa, baik di kelas oleh guru maupun di sekolah oleh pimpinan dan programnya. Lembaga pendidikan baik di tingkat makro dan miikro bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa. Sekarang pembentukan karakter siswa (mahasiswa) merupakan program Kementerian pendidikan nasional.
Banyaknya siswa yang tawuran, banyaknya siswa yang tidak siap (mental) menghadapi Ujian nasional, adanya siswa pecandu Narkoba, ini semua menunjukkan karakter negatif siswa-siswa kita. Kesemua karakter negatf ini dapat dihilangkan atau dikurangi melalui pembentukan karakter. Pembentukan karakter dapat saja dalam bentuk kurikulum tersembunyi atau melalui mata pelajaran yang ada.
Karakter bersifat universal, namun untuk siswa SMK perlu dipertimbangan kepribadian kejuruan. Sebab kesuaian karakter siswa dengan lingkungan praktek (kerja) siswa akan meningkatkan karakter positif seorang siswa SMK. Tulisan akan membahas karakter siswa SMK, penulis beranggapan pembentukan karakter siswa SMK berbeda dengan sekolah umum (SMA atau MAN), karena faktor lingkungan kerja (praktek) besar perannya dalam pembentukan karakter siswa SMK.
Dalam tulisan ini, penulis akan meramu antara karakter siswa (umumnya) dengan kepribadian kejuruan (Holland). Dalam kerangka penulisan, penulis mangklasifkasikan karakter dalam dua dimensi, yaitu dimensi jenis dan dimensi target. Penulis meninjau dari kedua dimensi ini. Disisi lain dimensi kepribadian kejuruan mesti dibahas sebagai satu dimensi tersendiri. Dari kombinasi dimensi ini, penulis akan mengemukakan evaluasi karakter siswa SMK. Dengan demkian, tujuan tulisan ini adalah untuk memahami karakter siswa SMK, dan mengembangkan instrumen dan cara menilai karakter siswa SMK.

B. PEMBAHASAN
Definisi
Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Karakter berbasis pada nilai dan norma (Prayitno dan Belferik Manullang, 2010). Ada tujuh nilai-nilai standard yang memandu perilaku seseorang, dalam hal : (1) isu sosial, (2) kecenderungan arah ideologi religius atau politis, (3) memandu diri sendiri, (4) sebagai standard untuk evaluasi diri dan orang lain, (5) sebagai dasar perbandingan kemampuan dan kesusilaan, (6) sebagai standar untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain, dan (7) sebagai standar merasionalkan sesuatu hal (dapat diterima atau tak dapat diterima), sikap dan tindakan melindungi, memelihara, dan tentang mengagumi sesuatu/seseorang atau diri sendiri (Josephson Institute of Ethics, 2008).
Nilai-nilai adalah pemandu perilaku seseorang, seperti standard untuk menilai perilaku. Nilai-nilai etis dalam definisi ini setara dengan moral menilai. Nilai-nilai moral menunjuk jenis nilai-nilai hubungan antar pribadi, ketika dilanggar, menimbulkan kepedihan dalam hati atau merasa rasa bersalah. Nilai-Nilai etis kemudian berfungsi sebagai suatu pemandu tentang hak/kebenaran perilaku hubungan antar pribadi.
Karakter dapat digambarkan sebaga suatu struktur nilai yang memandu perilaku individu dalam suatu konteks (organisasi). Karakter mempunyai struktur terdiri dari nilai-nilai perilaku etis yang mengatur dua dimensi, dimensi karakter acuan nilai, dan dimensi jenis perilaku dan target perilaku.
Nilai-nilai (values) dapat didefinisikan sebagai ukuran dari perbuatan, keindahan atau harga yang dimiliki seseorang. Orang yang memiliki nilai-nilai tertentu akan berusaha untuk berbuat sesuai dengan ukuran (standar) tersebut atau berusaha untuk mempertahankannya. Dengan demikian nilai adalah pertmbangan internal dan eksternal, yang dimiliki seseorang tentang sesuatu barang atau perbuatan.
Berkaitan dengan proses pembelajaran, perubahan sikap siswa dapat dilalukan melalui: teori pembelajaran, teori fungsional, teori pertimbangan sosial, dan teori konsistensi. Kaitan sikap dengan nilai-nilai merupakan konstruk hipotetik, dan menjadi pendorong bagi seseorang untuk terwujudnya perilaku siswa. Nilai lebih berbentuk global dari pada sikap, sehingga lebih abstrak.
Dimensi
Dimensi jenis mencakup keberlanjutan dan proaktif. Dimensi jenis keberlanjutan mencakup kejujuran, rasa hormat, dan keadilan. Dimensi jenis proaktif yang dominan adalah tanggung jawab, kepedulian dan kewarganegaraan. Berdasarkan atas perilaku membantu melahirkan perilaku proaktif, untuk mengatasi status quo. Berbeda dengan keberlanjutan cenderung mempertahankan status quo (jaga aman).
Tabel 1 : Dimensi karakter

Target
Jenis Tugas Pertimbangan khusus Pertimbangan umum
Keberlanjutan
Kejujuran Rasa hormat
Keadilan

Proaktif Tanggung jawab
Kepedulian
Kewarganegaraan

Dimensi target mencakup tugas, pertimbangan khusus dan pertimbangan umum adalah target perilaku, seperti perilaku mencegah kejahatan. Pertimbangan kata lain dari hubungan, yang merupakan kategori target perilaku. Dimensi target tugas berhubungan dengan perilaku kejujuran dan tanggung jawab, perilaku target tugas biasanya terukur dan tergambar jelas. Dimensi target pertimbangan khusus mencakup rasa hormat dan kepedulian, dan dimensi target pertimbangan umum mencakup keadilan dan kewarganegaraan.
Dalam dimensi jenis dan dimensi target terdapat indikator karakter, meliputi: 1) Kejujuran (trustworthiness), mencakup integritas, keandalan, dan kesetiaan; 2) Rasa hormat (respect), mencakup menghargai untuk hak azasi manusia; 3) Tanggung jawab (responsibility), mencakup tanggung-jawab; 3) Kewajaran (fairness), mencakup adil, dan tahu tentang hak kekayaan; 4) Kepedulian (caring), mencakup peduli sesama, dan menghindarkan kejahatan; 5) Kewarganegaraan, mencakup mematuhi hukum dan melindungi lingkungan (Josephson Institute of Ethics, 2008). Kombinasi dari tiga indikator akan melahirkan dimensi keberlajutan yang cenderung mempertahankan status quo, dan dimensi proaktif cenderung merubah status quo.
Dimensi Kepribadian Kejuruan
Pendidikan kejuruan selalu berkaitan dengan lingkungan pekerjaan, dan ini membuat siswa sebagai individu harus menyesuaikan diri dengan tempat kerja (praktek). Holland menyatakan ada enam tipe kepribadian kejuruan, yaitu: Realistis, Investigatif, Artistik, Sosial, Wirausaha, dan Konvensional (Holland, Edward D., John. L, 1997).

Gambar 1: Kepribadian hexagonal Holland
Menurut John Holland (1985), terdapat enam tipe kepribadian vokasional yaitu Realistik (menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang bersifat praktis, cepat menangkap masalah dan mencari solusinya), Investigatif (menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang lebih banyak membutuhkan pemikiran mendalam, mereka juga menyukai bekerja dengan ide dan kekuatan berpikir daripada melakukan aktivitas kerja fisik), Artistik (menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang berhubungan dengan sisi artistik dari sesuatu hal/benda/obyek, seperti bentuk, desain, dan pola-pola. Mereka menyukai mengekspresikan diri dalam pekerjaan mereka.), Sosial (menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang berhubungan dengan individu lainnya. Mereka senang membantu dan memajukan orang lain. Selain juga, giat berupaya agar orang tersebut mau mengembangkan diri), wirausaha/enterprising (menyukai aktivitas-aktivitas kerja yang bersifat memulai sesuatu atau membangun dari awal (start-up), Konvensional/Conventional (menyukai aktivitas-aktivitas kerja dengan aturan main yang jelas. Mereka menyukai prosedur dan standar, dan tidak bermasalah dengan rutinitas.
Berdasarkan enam tipe kepribadian di atas, setiap orang dapat dideskripsikan dengan satu atau gabungan dari enam tipe tersebut, yang seringkali disingkat dengan RIASEC (huruf pertama setiap tipe). Teori ini juga mengemukakan bahwa ada enam tipe lingkungan kerja yang berkaitan dengan tipe di atas – dan setiap individu perlu menemukan tempat kerja yang sesuai dengan profilnya (berdasarkan 6 tipe di atas). Semakin baik tingkat kecocokan antara tempat kerja dan gambaran kepribadiannya, semakin baik karakter siswa tersebut.
Karakter Siswa SMK
Kombinasi dimensi moral, nilai-nilai dan kepribadian membentuk karakter siswa SMK secara eksklusif. Kombinasi ketiga dimensi dapat digambarkan sebagai berkut.

Gambar 2: Karakter siswa SMK