Wakhinuddin’s Weblog


Laporan Tengah Tahun Program SM-3T Di SMK KELAUTAN DAN PERIKANAN Kecamatan Wetar Barat Maluku Barat Daya Tahun 2014 – 2015
Maret 9, 2015, 2:23 pm
Filed under: Uncategorized

LAPORAN TENGAH TAHUN PROGRAM SM-3T ANGKATAN IV

DI SMA LURANG WETAR BARAT MALUKU BARAT DAYA TAHUN 2014-2015

 

LAPORAN TENGAH TAHUN

PROGRAM SM-3T

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

DOSEN MONEV

DR. WAKHINUDDIN S. MPD

 

 

 

Oleh:

KAPTEN HARAHAP S.Pd

Pendidikan Teknik Bangunan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

DEREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

DESEMBER 2014

 

 

 

 

HALAMAN PENGESAHAN

PROGRAM KEGIATAN SM-3T UNP

Judul Kegiatan           :Hasil Laporan Tengah Tahun Program SM-3T Di SMK KELAUTAN DAN PERIKANAN Kecamatan Wetar Barat Maluku Barat Daya Tahun 2014 – 2015

Nama                           : Kapten Harahap, S. Pd

No Peserta                   : 201433020

Bidang Ilmu                : Pendidikan Teknik Bangunan

Tempat Kegiatan         : SMK KELAUTAN DAN PERIKANAN NEGERI USTUTUN

Waktu Kegiatan          : September 2014 – Desember 2014

Mengetahui,                                                                                        Ustutun, Desember 2014

Kepala Sekolah                                                                                   Peserta SM-3T

CHARLES E TALUTA                                                                     Kapten Harahap, S. Pd.

NIP                                                                                                     201433020

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang luas dan heterogen, baik secara geografis maupun secara sosiokultural. Apalagi negara Indonesia adalah negara yang berkepulauan, negera yang terdiri dari banyak pulau-pulau mengakibatkan setiap pulau memiliki karakteristik satu dengan yang lainnya. Begitu juga dalam hal pendidikan. Dewasa ini, pada beberapa wilayah penyelenggara pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).

Permasalahan penyelenggara pendidikan, utamanya di daerah 3T antara lain: (1) permasalaha pendidik; seperti kekurangan jumlah guru (Shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang di ampu (mismatched). (2) penyelenggaraan pendidikan yakni, angka putus sekolah relatif tinggi dan partisipasi sekolah rendah.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu di kelola secara khusus. Agar daerah 3T sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia dapat segera maju bersama sejajar dengandaerah lain yang ada di Indonesia. Mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalammemperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara KesatuanRepublik Indonesia, sehingga mendapat perhatian lebih dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki salah satu kebijakan untuk percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T, yakni program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Program ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM- 3T), dan (3) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif). Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.

Salah satu program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia adalah (SM- 3T). Program ini ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

  1. Pengertian

Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru.

  1. Tujuan
    • Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.
    • Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah yang tergolong 3T.
    • Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.
    • Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
  2. Ruang Lingkup SM-3T
  • Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
  • Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
  • Melakukan kegiatan ekstrakurikuler.
  • Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di sekolah.
  • Melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan dan kebudayaan didaerah 3T.
  1. Landasan Yuridis
  • UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  • UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
  • PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  • PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
  • Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
  • Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
  • Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
  • Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
  • Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).

 

  1. Waktu Pelaksana

Program (SM-3T) dilaksanakan selama 1 tahun di daerah sasaran yakni pada bulan September 2014 – Agustus 2015.

BAB II

LOKASI PENEMPATAN

  1. Kondisi Geografis

Kabupaten Maluku Barat Daya merupakan kabupaten baru di Propinsi maluku, mengalami pemekaran pada tahun 2008. Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki luas wilayah 4.581,06 Km2 dengan jumlah penduduk 73.746 Jiwa. Daerah ini berbatasan langsung dengan laut Timor Leste dan Selat Wetar di sebelah selatan, di sebelah utara daerah ini berbatasan dengan Laut Banda, di sebelah barat berbatasan dengan Kepulauan Alor dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kepulauan Tinimbar. Ibu kota Kabupaten Maluku Barat daya adalah Tiakur yang merupakan pusat pemerintahan daerah.

Kabupaten ini berbentuk kepulauan terdiri dari banyak pulau yang hanya bisa dijangkau dengan menggunakan kapal. Salah satu pulau terbesar dari kabupaten ini adalah Wetar, pulau wetar merupakan pulau terluar Indonesia yang terletak di laut banda berbatasan dengan Negara Timor Leste. Pulau ini berada di sebelah utara Timor Leste dengan koordinat 70 56′ 50″ LS, 126° 28′ 10″ BT. pulau wetar terdiri daeri beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan wetar, Wetar Timur, Wetar Barat dan Wetar Utara. Di Wetar Barat terdiri dari beberapa desa diantaranya Elsulit, Ustutun, Naumatang, Manoha dan Usbisera. Salah satu penempatan peserta SM-3T adalah di Desa Ustutun. Di desa ustutun terdapat 1 SD Kristen Ustutun, SMP N 7 PP Terselatan dan SMK Kelautan dan Perikanan Negeri Ustutun.

Desa Ustutun merupakan ibu kota kecamatan dari wilayah Wetar Barat. Kecamatan Ustutun terdapat di pulan Liran yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Pulau Liran Merupakan pulau tersendiri dari pulau Wetar besar. Daerah Gegrafis pulau Wetar berbukit yang tandus. Tidak terdapat sungai-sungai seperti di wilayah Wetar Besar. Sumber air bersih di pulau Lirang hanya sumur-sumur warga yang kedalaman mencapai ± 9 meter. Jumlah masyarakat di pulau liran ± 100 KK. Mayoritas agama di pulau liran adalah agama kristiani.

  1. Kondisi Demografis

Untuk menuju Pulau Wetar, dapat diakses dari tiga arah, yaitu arah barat diakses dari Kota Kupang melalui transportasi laut atau dari Kota Kupang ke Kisar melalui jalur udara, dilanjutkan dengan jalur laut dari Kisar ke Pulau Wetar. Dari arah utara dapat diakses dari Kota Ambon ke Kisar dengan transportasi udara dan ke Pulau Wetar dengan transportasi laut. Sedangkan dari arah timur diakses melalui pulau-pulau kecil di Propinsi Maluku (termasuk Pulau Kisar). Transportasi udara yang tersedia yaitu menggunakan penerbangan reguler PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) dengan tipe pesawat CN 250 dari Kota Ambon – Ke Pulau Kisar dan CN 212 dari Kota Kupang (Provinsi NTT) ke Pulau Kisar. Transportasi udara dari Kota Ambon berlangsung 2 (dua) kali seminggu sedangkan penerbangan perintis dari Kota Kupang berlangsung 1 (satu) kali seminggu. Transportasi laut yang menggunakan kapal perintis KM SABUK 43 dan kapal MAUMERE 2. Transportasi laut 2 (dua) minggu satu kali dari Kupang menuju Ambon melewati pulau wetar.

  1. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Masyarakat pulau Liran terdiri dari penduduk asli Maluku. Penduduk pulau Liran terdiri berbagai marga. Marga Mabaha di anggap sebagai tuan tanah karena nenek moyang marga Mabaha orang yang pertama kali menduduki pulau Liran. Marga Mabala, Maika, Matena dan marga-marga yang lain merupakan warga dari pulau lain namun sudah menetap dan tinggal dipulau Liran.

Mata pencarian masyarakat Liran adalah sebagai nelayan penangkap ikan. Nelayan menangkap ikan masih menggunakan cara yang tradisional karena mereka percaya menangkap ikan menggunakan pukat atau bom akan merusak kelestarian alam.

Masyarakat Liran masih menjunjung tinggi adat istiadat dan kebudayaan yang mereka anut secara turun temurun. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yang mana setiap ada permasalahan terjadi di desa, maka masyarakat selalu melakukan musyawarah dengan Tetua Adat setempat. Begitu juga apabila terjadi suatu masalah antar warga maka akan diselesaikan secara adat. Selain itu masyarakat Liran juga memiliki kebudayaan yang sangat tinggi nilainya, sebagaimana setiap suku di Indonesia pada umumnya memiliki ciri khasnya masing-masing yang menjadi identitas suku tersebut.

  1. Kondisi Pendidikan

Masyarakat asli di Desa Liran sebagaian besar hanya tamatan SD dan diantara mereka banyak juga yang tidak mengecam pendidikan formal sama sekali. Hal ini disebabkan lambannya daerah ini tersentuh oleh pendidikan, seperti halnya SMP dan SMA yang ada di daerah tersebut baru dibangun beberapa tahun terakhir. Sebelumnya jika siswa selesai menamatkan pendidikan di SMP dan ingin melanjutkan ke jenjang SMA maka mereka harus sekolah di daerah lain yang sangat jauh dari perkampungan mereka, itu pun hanya bisa dijangkau dengan menggunakan kapal laut. Sehingga banyak di antara penduduknya memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka.

Kehadiran SMK Perikanan dan Kelautan Ustutun baru dua tahun terakhir. Bangunan fisik SMK sampai saat ini belum ada sehingga untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menumpang di lokasi SD Keristen Ustutun. Kegiatan belajar berlangsung siang hari dari jam 13.00 WIT sampai 17.30 WIT.

Jumlah siswa kelas X SMK adalah sebanyak 13 orang dan kelas XI sebanyak 9 Orang. Jumlah guru 1 orang yaitu kepala sekolah yang sudah berstatus PNS dan 3 orang guru SM-3T dari LPTK Universitas Negeri Padang. Guru SM-3T selain mengajar di SMK juga diperbantukan untuk mengajar di SMP 7 PP Terselatan karena sangat kekurangan guru.

Profil SMK Kelautan dan Perikanan

  1. Identitas Sekolah
    1. Nama Sekolah : SMK

Izin Operasional        : Tahun 2013

Luas Tanah                : –

Alamat Sekolah         : Liran

Kecamatan                : Wetar Barat

Kabupaten                 : Maluku Barat Daya

Provinsi                     : Maluku

  1. Kepala Sekolah

Nama Lengkap          : Charles C Taluta

NIP                           :

Status Kepegawaian : PNS

Pendidikan Terakhir  : S.1 Perikanan

Jurusan                      : Kelautan dan Perikanan

  1. Data Siswa

Kelas X — XI SMA Lurang Tahun 2014/2015

No. Data Kelas Jumlah Rombel Jumlah Siswa Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Kelas X 1 8 5 13
2. Kelas XI 1 3 8 11
3. Kelas XII
Total 2 11 12 23
  1. Ruangan Sekolah
No. Jenis Ruang Jumlah
1. Ruang Kelas
2. Ruang Guru
  1. Data Guru dan Karyawan

Guru

No. Nama Keterangan
Pendidikan Terakhir Jabatan Jurusan Satus
1. Charles E Taluta S.1 Kepsek Ekonomi PNS
2 Kapten Harahap S.1 Guru Pend. Teknik Bangunan SM3T
3 Fit Jumardi Putra S.1 Guru Pend. Teknik Mesin SM3T
4 Havizatul Husni S.1 Guru Pend. Teknik Elektronika SM3T


BAB III

PROGRAM KERJA DAN HASIL YANG DICAPAI

 

  1. Bidang Pendidikan

PROGRAM KERJA SM-3T

BIDANG KEPENDIDIKAN

 

Nama Peserta                  : Kapten Harahap S.Pd

Bidang Ilmu                     : Pend. Teknik Bangunan

LPTK Penyelenggara     : Universitas Negeri Padang

Daerah                             : Maluku Barat daya

 

No Materi kegiatan Hasil
1. Menyusun RPP
2. Menyusun bahan ajar
3. Menyusun alat dan media pembelajaran
4. Menyusun perangkat evaluasi
5. Melaksanakan tugas mengajar
6. Melaksanakan layanan bimbingan bagi siswa yang menbutuhkan
7. Membantu adminsitrasi sekolah
8. Melaksanakan kegiatan ektrakurikuler
9. Melakukan pendampingan belajar siswa diluar jam pelajaran
*)

Ket:

√ = ada

– = tidak

Liran,     Desember 2014

Peserta Program SM-3T

Kapten Harahap, S.Pd

  1. Bidang Kemasyarakatan

PROGRAM KERJA SM-3T

BIDANG KEMASYARAKATAN

 

Nama Peserta                              : Kapten Harahap, S.Pd

Bidang Ilmu                                 : Pendidikan Teknik Bangunan

LPTK Penyelenggaran               : Universitas Negeri Padang

Daerah                                        : Maluku Barat Daya

 

No Materi kegiatan Hasil
1. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga yang diintegrasikan dengan program POSDAYA x
2. Membina kegiatan pendidikan non formal (pemberantasan buta huruf) X
3. Kegiatan Kepemudaan (Keterampilan)
4. Peningkatan kesadaran kebersihan dan pengelolaan lingkungan
5.

 

Ket:     √ = ada

x = tidak

Liran,     Desember 2014                                                                                                                     Peserta Program SM-3T

Kapten Harahap, S.Pd

 

 

 

 

 

BAB IV

KENDALA DAN SOLUSI

  1. Kendala yang dihadapi

Kebanyakan para siswa datang terlambat ke sekolah hal ini dikarenakan ada sebagian diantara mereka yang tinggal jauh dari sekolah. Selain itu siswa juga membantu pekerjaan orang tua mereka dirumah sebelum berangkat ke sekolah sehingga hal ini dapat mengganggu kedisiplinan siswa. Anak-anak juga ada yang malas datang dan sering cabut pada saat jam pelajaran berlangsung.

Keterbatasan sumber belajar (buku-buku) untuk penunjang siswa untuk membaca dan juga dilokasi pengabdian tidak dapat sumber listrik dan sinyal sehingga menyulitkan siswa untuk mengakses informasi yang terbaru mengenai pelajaran.

Keterbatasan transportasi laut sehingga menyulitkan untuk berkoordinasi dengan pihak dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Maluku Barat Daya mengenai permasalah pendidikan yang dihadapi di pulau liran dan juga harga kebutuhan pokok yang mahal dikarenakan keterbatasan transportasi laut tersebut.

Lokasi sekolah yang masih menumpang dengan bangunan SD Kristen Ustutun sehingga mengharuskan siswa masuk siang hari. Banyak siswa yang mengantuk dan kecapekan karena pagi harus membantu orang tua dirumah.

  1. Solusi yang ditempuh

Solusi yang ditempuh untuk anak-anak yang malas datang dan cabut adalah dengan memberi tahu wali kelasnya agar memperhatikan siswa tersebut. Jika berturut-turut melakukan hal yang sama maka di keluarkan surat panggilan orang tua. Jika ini juga tidak di indahkan oleh orang tua, maka wali kelas wajib mendatangi rumah si anak, di tanya baik-baik mengapa si anak tidak datang-datang ke sekolah. Selain itu, faktor hukuman/ sanksi yang dikenakan terhadap para siswa pelanggar aturan sekolah juga diberikan. Karena hal tersebut juga berpengaruh agar para siswa pelanggar memperoleh efek jera dan kebiasaan buruk tersebut juga tidak menular kepada teman-temannya yang lain.

Sedangkan solusi dalam kegiatan pembelajaran (seperti minat dan motivasi yang rendah) adalah dengan memberikan metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satu cara yang ditempuh mengajak siswa belajar diluar ruangan. Berhubung sekolah sangat dekat dengan pantai, tidak jarang para siswa saya ajak belajar di tepi pantai. Selain menciptakan suasana yang lebih santai, lebih mudah dalam memberikan pendekatan pada siswa dan proses pembelajaran jadi tidak menjenuhkan.

Solusi untuk buku-buku yang terbatas adalah kepala sekolah sudah mengusulkan pengadaan buku ke dinas pendidikan. Mensiasati harga kebutuhan pokok yang mahal dilokasi pengabdian adalah dengan sekali 2 atau 3 bulan berangkat ke kupang untuk belanja kebutuhan pokok. Juga di harapkan peran serta pengelola kegiatan SM-3T untuk dapat membantu penambahan uang saku peserta karena selain lokasi yang jauh juga harga BBM sudah dinaikkan yang berpengaruh pada peningkatan harga kebutuhan pokok.

  1. Nilai-nilai positif yang dapat dipetik (lesson learn)

Nilai-nilai positif :

  1. Kebersamaan dan kekompakkan antar guru, antar siswa, antar guru dan siswa sangat kuat.
  2. Keterbatasan mereka tidak menghalangi semangat belajar para siswa
  3. Penghargaan siswa dan masyarakat terhadap guru sangatlah tinggi.
  4. Toleransi antar umat beragama baru terasa di daerah ini yang sebelumnya tidak pernah dirasakan di daerah lain.
  5. Keindahan sumberdaya alam perairan yang tidak didapatkan di daeah lain
  6. Pengalaman yang sangat berharga baik suka dan duka selama pengabdian yang serba terbatas di lokasi pengabdian.

BAB V

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Program ini merupakan terobosan baru bagi Indonesia dalam pemerataan pendidikan di tanah air, khususnya di daerah 3T yang kekurangan guru dan sarana prasarana dengan adanya program ini dapat meninggkatkan kecerdasan anak bangsa dan menggali potensi anak-anak Indonesia yang selama ini terabaikan. Selain itu berusaha untuk merubah pola pikir masyarakat yang selama ini keliru dan salah arah dengan menyepelekan pendidikan anak-anak mereka.

  1. Saran

Saran untuk kemajuan SM3T berikutnya adalah informasi, perekrutan, pelatihan dan keberangkatan jangan terburu-buru, sehingga peserta mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan diri dan mempersiapkan bahan-bahan yang di perlukan di daerah 3T, seperti perangkat mengajar. Karena kita tidak tahu bagaimana keadaan 3T sebelumnya tentu yang terfikirkan oleh peserta adalah serba terbatas, maka persiapan harus ada untuk mengatasi kekuranga-kekurangan di daerah terbatas.

Kemudian disarankan kepada Dikti Kemendiknas bahwa sebelum kami di pulangkan sedapatnya guru pengganti di sekolah tempat kami mengajar sudah ada atau kontrak kami di perpanjang sampai akhir pembelajaran semester ganjil ini.

Dokumentasi

Mengawasi siswa praktek di kapal barang
Mengawasi siswa praktek di kapal barang
Mengawasi siswa praktek di kapal barang

 

Foto bersama siswa smp 7 pp terselatan menyambut kedatangan bupati MBD


 

Foto bersama siswa SMK menyambut kedatangan bupati MBD

 

Foto bersama siswa SMK menyambut kedatangan bupati MBD
Gambar 6. Pelaksanaan Pembelajaran Penjaskes “Pencak Silat”


Foto bersama hewan penyu dari MBD