Wakhinuddin’s Weblog


ELEMEN PENILAIAN STANDARD 5 PADA D3 OLEH BANPT

ELEMEN PENILAIAN KURIKULUM D3 OLEH BANPT

5.1. Kurikulum: kompetensi dan struktur, deskripsi mata kuliah, silabus dan SAP.
5.2. Pelaksanaan proses pembelajaran: Mekanisme monitoring perkuliahan, Jumlah jam real yang digunakan untuk kegiatan praktikum/ praktek/ PKL, Mutu soal ujian, Peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir: mekanisme, pihak yang terlibat, hasil peninjauan
5.3. Sistem pembimbingan akademik: banyaknya mahasiswa per dosen PA, pelaksanaan kegiatan, rata-rata pertemuan per semester, efektivitas kegiatan perwalian
5.4. Karya/tugas akhir : bentuk karya/tugas akhir, ketersediaan panduan, rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing karya/tugas akhir, rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan, kualifikasi akademik dosen pembimbing karya/tugas akhir
5.5. Upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir.
5.6. Peningkatan suasana akademik: Kebijakan tentang suasana akademik, ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana, program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik, interaksi akademik antara dosen-mahasiswa, serta pengembangan perilaku kecendekiawanan.
5.7. Pembekalan lulusan program studi dengan etika profesi.
5.8. Budaya keselamatan kerja dalam kegiatan praktikum/praktek: ketersediaan pedoman, keefektifan pelaksanaan, dan kelengkapan peralatan.



MENGIDENTIFIKASI DAN MENGURAI PEKERJAAN
April 20, 2010, 4:40 am
Filed under: Pendidikan, Pendidikan Kejuruan, PROGRAM STUDI, TEKNIK OTOMOTIF

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGURAI PEKERJAAN
(Sub Analisis Okupasi)

Wakhinuddin S

Informasi tentang pekerjaan yang terperinci dan spesifik dalam hal aktivitas kerja sangat diperlukan sebagai masukan dalam pengembangan pembelajaran. Untuk melengkapi informasi kita harus mengidentifikasi suatu pekerjaan. Langkah pertama, meng¬identifikasi kemungkinan nama pekerjaan yang ditawarkan ke masyarakat. Ini dapat diketahui melalui beberapa sumber. antara lain : Buku atau jurnal keluaran Depnaker (KJI atau KLUI), iklan, biro jasa tenaga kerja, dan lainnya. langkah kedua, membuat daftar tentatif pekerjaan – ini biasanya dilakukan melalui survey ini. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan dalam survey ini, yaitu 1) apakah memerlukan pelatihan formal? 2) bagaimana prospek penempatan kerja? 3)) apakah ada siswa mendaftar? 4) apakah ada bengkel tempat praktek siswa? 5) apakah fasilitas, peralatan dan perlengkapan belaiar yang dibutuhkan? Dari setiap pertanyaan diberi skor, total skor ini menjadikan ranking prioritas pelaksanaan suatu Program Studi.
Deskripsi suatu pekerjaan secara umum dapat dilihat dari : kondisi umum pekerjaan, peralatan dan perlengkapan kerja, kemampuan dan sikap khusus pekerjaan, dan kesempatan berkembang. Secara spesifik suatu pekerjaan dapat dideskripsikan melalui tugas dari suatu jabatan, misaInya pekerjaan Mekanis Otomotif meliputi transmisi, rem, suspensi, roda, kelistrikan, tune up, overhaul mesin.



PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
April 28, 2009, 5:00 am
Filed under: PASCASARJANA, Pendidikan, PROGRAM STUDI

PENGGUNAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PADA PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF

(Langkah-langkah pada setiap siklus)

 

By Dr. Wakhinuddin S, M.Pd

Dosen Program Pascasarjana dan FT UNP Padang

 

A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN

 

Penelitian tindakan (Action research) telah diadopsi para pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Para pendidik umumnya berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran, suatu usaha untuk mengatasi permasalahan di kelas adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam mengatasi permasalahan di kelas, metode PTK lebih praktis dan mengena dibandingkan eksperimen, PTK seperti tukang bangunan rumah, tahu apa yang rusak dan tahu bagaimana memperbaikinya. Banyak pengertian dan defenisi PTK, namun jika dihayati terbesik prinsip yang relatif sama. Berikut ini disampaikan beberapa definisi PTK.  

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) menurut Kemmis, dalam Madya (1994:2) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-parktik tersebut.

Dalam bentuk lain, Carr dan Kemmis, dalam McNiff (1992:2) menyatakan, penelitian tindakan adalah suatu bentuk refleksi diri dimulai dari partisipasi (guru, siswa, dan pimpinan sekolah) dalam situasi masyarakat (termasuk pendidikan) dalam hal untuk memperbaiki rasional dan keadilan dari: a) praktek kemasyarakatan atau pendidikan; b) pemahaman dari prakteknya; dan c) situasi (lembaga) yang mempraktekannya.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

 

 

B. RANCANGAN PTK DENGAN JUDUL:

     MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN)

 

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan penelitian, PTK (action research in the classroom)) dilaksanakan berupa proses pengkajian daur (siklus) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu:

a. Perencanaan (plan): Rencana penelitian tindakan mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan perubahan perilaku, sosial dan adanya kendala, baik bersifat material maupun non material dalam situasi terkait (Kontekstual);

b. Tindakan (Action): Aksi yang dilakukan secara sadar, terkendali, cermat dan bijaksana. Tindakan digunakan sebagai pijakan untuk pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan, dan tindakan bersifat tidak tetap (sementara).  Tindakan dituntun oleh perencanaan dan mengandung resiko, karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan dengan kendala materil dan non materil.

 c. Observasi (Observation): Observasi berfungsi mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi memberikan pertanda tentang pencapaian refleksi. Bahan pokok yang diobservasi adalah tindakan, pengaruhnya, dan konteks situasi tempat tindakan dilakukan.

d. Refleksi (Reflection): Refleksi adalah mengingat dan merenung kembali suatu tundakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik. Pada tahap refleksi diadakan diskusi diantara para peserta, melalui diskusi kelompok memberikan dasar perbaikan rancana selanjutnya. Refleksi memiliki aspek evaluatif, untuk menilai apakah pengaruh tindakan memang sesuai yang diinginkan dan memberi saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Refleksi juga mengandung pengertian deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukannya peninjauan, pengembangan gambaran yang baik.

Dalam proses refleksi akan ditemukan hal-hal sebagai berikut:

ANALISA > PEMAKNAAN > PENJELASAN > PENYUSUNAN

KESIMPULAN > IDENTIFIKASI TINDAK LANJUT

 

 

 

 

 

Siklus penelitian merupakan ciri khas dari penelitian tindakan. Penelitian tindakan berbeda dari jenis penelitian lain, penelitian tindakan Kurt Lewin (McNiff, 1992:22-24); Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 1993:48), siklus terdiri dari atas langkah-langkah : P (Plan) – A (Act) – O (Observe) – R (Reflect).

 

Perencanaan tindakan dalam PTK:

Siklus I:

Siklus penelitian direncanakan 3 kali putaran, pada siklus pertama diberikan setelah kemampuan awal mahasiswa diketahui dengan pretes, siklus I : pembelajaran menggunakan metode ekspositori (tradisional) tentang teori Difrensial (gardan) sebagai pengantar awal, selanjutnya diberikan pembelajaran  Berbasis Masalah dan portofolio, yang menjadi metode pokok pada penelitian ini.  Prosedur pemberian materi ajar dan tugas-tugas disesuaikan dengan teori-teori yang telah dikemukakan pada kajian teori. Rencana siklus II akan dipengaruhi keberhasilan siklus I, demikian juga selanjutnya siklus ke III akan dipengaruhi siklus II. Prosedur  makro penelitian sebagai berikut:

 

     Perenungan               Rencana

 

                               

                                        Refleksi                                Siklus pertama

 

                                      Observasi/

                                    Tindakan

 

                                                     Revisi rencana

 

 

                               

                                       Refleksi                                 Siklus kedua

 

                                      Observasi/

                                    Tindakan

 

                                                     Revisi rencana

 

 

                               

                                       Refleksi                                 Siklus ketiga

 

                                      Observasi/

                                    Tindakan

 

     

Gambar 1: Spiral penelitian tindakan kelas versi Kemmis dan Taggart

                         (Hopkins, 1993: 48)

 

 

a. Proses merencana dalam siklus I, meliputi :

1) Mempelajari silabus KTSP mata pelajaran Pemindah Tenaga dan Chasis, perhatikan indikator, ambil indikator teknik, kembangkan dan sesuaikan dengan faktor pendukung yang tersedia di kelas (bengkel).

2) Observasi pendahuluan dengan mendengarkan penjelasan dari guru (teman sejawat) tentang kemampuan siswa selama ini pada pada mata kuliah tersebut, dan tinjau keaktivan siswa dalam pembelajaran SPT.

3) Membuat silabus sesuai GBPP

4) Membuat media pembelajaran.

 

b. Proses melakukan tindakan dalam siklus I, meliputi:

1) mengadakan pre tes (tes awal) tentang pemahaman ilmu yang berkaitan dengan masalah Pemindah Tenaga dan Chasis. Siswa menjawab soal.

2) Memberikan pretes berupa tes praktek untuk melihat kemampuan awal siswa tentang topik kopling, transmisi, poros propeller, difrensial, dan poros belakang. Siswa mempraktekan salah satu topik tersebut dan membuat laporan untuk penyusunan portofolio.

c. Proses mengamati dalam siklus pertama meliputi: mengamati siswa saat  berpraktek di dalam kelas memonitoring dengan cara memberi umpan balik secara langsung diantaranya membetulkan isi laporan, memberi perbaikan yang benar, mengingatkan jika yang yang dibuat salah atau kurang betul dan menegur mahasiswa yang tidak serius.

d. Proses Refleksi dalam siklus pertama mengikuti :

Refleksi atau perenungan yang mencakup penilaian terhadap hasil pengamatan pada materi ajar yang sudah ditetapkan, melalui refleksi ini diambil tindakan dengan memperbaiki pembelajaran baik dari Silabus (RPP), cara mengajar dan media untuk materi selanjutnya sehingga pada akhirnya siswa dapat menyusun laporan dalam bentuk portofolio.

Selanjutnya dilihat dan dievaluasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu memonitor kegiatan mereka apakah sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan jika tidak maka dilakukan rencana kegiatan siklus II, yaitu melaksanakan Pembelajaran berbasis masalah, memonitor hasil dari tugas-tugas yang diberikan, memberikan tindakan sehubungan dengan kuantitas dan kualitas tugas serta latihan-latihan yang telah dicapai siswa dengan berpedoman pada sinopsis dan silabus mata pelajaran, selanjutnya apakah perlu modifikasi atau merencanakan kemungkinan-kemungkinan lain, jika peneliti belum melihat ada keberhasilan pada siswa, siklus berikutnya adalah ke tiga (III) dapat dilanjutkan yaitu dengan kombinasi metode Pembelajaran dan penilaian portofolio.

 

Siklus II dan III

Siklus penelitian mengikuti model yang dikemukakan Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993: 48)

Siklus II

a. Proses merencana dalam siklus II, meliputi :

Memperbaiki RPP dan media agar dalam menjelaskan sub pokok bahasan selanjutnya lebih baik lagi.

b. Proses melakukan tindakan dalam siklus II, meliputi:

Memberikan materi ajar dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah, untuk siklus pertama. Siswa mengerjakan difrensial, gigi matahari, gigi planet, gigi samping, dan beban yang sudah di buat sebelumnya untuk membuat laporan dalam penyusunan portofolio.

c. Proses mengamati dalam siklus II, meliputi:

Mengamati siswa pada saat berpraktek di bengkel memonitoring dengan cara memberi umpan balik secara langsung, diantaranya: membetulkan isi laporan, memberi tahu kesalahan dan kebenaran materi ajar, mengingatkan jika laporan yang dibuat salah atau kurang betul dengan penegasan.

d. Proses refleksi dalam siklus ke II, meliputi:

Refleksi atau perenungan yang mencakup penilaian terhadap hasil pengamatan pada tugas membuat laporan yang sudah dibuat sebelumnya. Melalui refleksi ini dapat diambil tindakan dengan memperbaiki pembelajaran   baik dari RPP, metode pembelajaran dan media  untuk materi selanjutnya sehingga pada akhirnya siswa dapat menyusun laporan dalam bentuk portofolio.

Semoga ada manfaatnya buat Bapak/Ibu guru, terutama bagi pada Nanang.

Diskusi lebih lanjut akan saya tanggapi, bila Bapak/ibu merespon via WordPress ini.

 

Thank U,

Wakhinuddin