Wakhinuddin’s Weblog


DAMPAK PENERAPAN PEMBELAJARAN TRAINING MODEL DAN PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS
Februari 24, 2009, 7:15 am
Filed under: Pendidikan

DAMPAK PENERAPAN PEMBELAJARAN TRAINING MODEL DAN PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA (Suatu Penelitian Memadupadankan Metode Action Research dengan Penilaian Portofolio)

Oleh: Wakhinuddin S[1]

Abstrak: Kurangnya kemampuan dan kreativitas mahasiswa dalam menuangkan ide dan konsep desain ke dalam gambar desain, kurangnya berlatih menciptakan desain dan membuat tugas, diduga menyebabkan rendah nilai hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Busana daerah, padahal ini matakuliah inti. Rumusan masalah penelitian: Apakah kreativitas mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran training model dan penilaian portofolio dalam pembuatan desain  busana daerah modifikasi. Penelitian bertujuan: untuk  mengungkapkan metode pembelajaran training model dan penilain portofolio dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar mahasiswa. Pengembangan ini merupakan penelitian tindakan kelas, dilaksanakan 3 siklus. Penelitian dilaksanakan di jurusan KK FT UNP. Pengambilan subjek penelitian menggunakan random sederhana, didapat 15 mahasiswi. Data dianalisis dengan cara kualitatif dan statistik. Instrumen digunakan: pedoman observasi, wawancara, dan tes, Hasil Penelitian, kreativitas dan rata-rata hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran training model dan portofolio. Pada setiap siklus terdapat peningkatan kreativitas mahasiswa.

 Kata kunci: Peningkatan, kreativitas, modifikasi, busana daerah, siklus.

 

Note:

Penelitian ini memadupadankan metode penelitian ACTION RESEARCH dengan Penilaian PORTOFOLIO. File lebih lengkap hubungi : wakhid_nuddin@yahoo.com

 Ucapan terimakasih:

Pada kesempatan ini peneliti kami menyampaikan terimakasih kepada pimpinan Depdiknas, khususnya kepada pimpinan Direktorat ketenagaan, Direktorat jenderal pendidikan tinggi dengan surat perjanjian pelaksanaan PPKP nomor: 69/d4.3/k/2008 tanggal 29 Februari 2008, yang telah membiayai penelitian ini.


[1] Wakhinuddin S adalah dosen PPs dan FT UNP Padang

 



MENGUNGKAPKAN PERSEPSI ORANGTUA SISWA DAN GURU (abstrak)
Februari 17, 2009, 5:31 am
Filed under: EVALUASI PROGRAM DAN LEMBAGA

MENGUNGKAPKAN PERSEPSI ORANGTUA SISWA DAN GURU

TERHADAP PENDIDIKAN   DASAR   GRATIS   DI BUKITTINGGI

Wakhinuddin S (1)

Abstrak


[1] Dr. Wakhinuddin S adalah dosen PPs dan FT UNP; Monev and Research Program spcialist , koordinator study free basic education wilayah kota Bukittinggi yang dibiayai Bapenas-Bank Dunia.

Pemerintah pelaksana amanat UUD 45 berusaha membuat pendidikan dasar gratis, namun terkendala keterbatasan dana. Pendidikan di Bukittinggi merupakan barometer di Sumatera Barat, dan  penyelenggaraan pendidikan dasar di Bukittinggi dibiayai anggaran pendidikan daerah dan Pusat (BOS), telah dikucurkan ke sekolah. Namun, itu tidak otomatis dapat meningkatkan kinerja sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat tentang pendidikan dasar gratis dilakukan penelitian ini. Pendidikan dasar gratis yang memenuhi standar pelayanan minimal, biaya investasi dan operasional penyelenggaraan pendidikan ditanggung pemerintah. Pemberian insentif program pendidikan gratis ini, oleh pemerintah  merupakan cara mengatasi kemiskinan. Kecenderungan berperilaku disebabkan persepsi, orangtua siswa yang mengalami langsung pembiayaan sekolah anak, memiliki persepsi positif dan negatif tentang pendidikan. Ada tiga masalah penelitian: 1. Apa persepsi ke empat kelompok terhadap pendidikan dasar gratis? 2. Apa-apa saja persepsi berbeda dari keempat kelompok? 3. Apa-apa saja persepsi yang sama dari keempat kelompok? Tujuan penelitian mengungkapkan, persepsi Orang tua siswa terhadap pendidikan dasar gratis dari keempat kelompok. Penelitian ini kualitatif-partisipan, pengumpulan informasi menggunakan metode Focus Discussion Group (FDG). Populasi, orangtua siswa SD dan SLTP Bukittinggi. Teknik sampling memakai metode cluster random sampling. Ada empat kelompok peserta  FDG, yaitu kelompok orangtua kaya, orangtua menengah, orangtua miskin, dan kelompok praktisi pendidikan, jumlah sampel 48 orang. Data dianalisis secara kualitatif, dalam bentuk transkrip dan tabel kategori. Hasil penelitian, semua orangtua dan praktisi pendidikan merasakan berat beban biaya sekolah, iuran untuk kepentingan anak disesuaikan kemampuan orangtua, bantuan pendidikan gratis dibutuhkan masyarakat miskin, pemakaian dana  pendidikan gratis diawasi masyarakat. Direkomendasikan, pemerintah hendaklah melaksanakan pendidikan dasar gratis, ini merupakan batuan buat orang miskin, pemerintah hendaklah mengatur pemungutan iuran di sekolah.

 

Kata kunci: Persepsi, kemiskinan, program, pendidikan dasar, orangtua.

Lebih lengkap : ada transkrip, instrumen dll hubungi 08159544229



Transkripsi Focus Discussion Group: Persepsi Terhadap Pendidikan Dasar Gratis
Februari 5, 2009, 9:32 am
Filed under: Pendidikan

Transkripsi FDG Orang Tua Siswa Kelompok Ekonomi Miskin 

Di Kecamatan xxxxxxxxxxx

 

Lokasi FDG                 :  Rumah Pak Mansur 

Waktu FDG                 :  10 januari pukul 9.00 -12.00 WIB

Jumlah Peserta FDG     :  12 orang

 

I. FDG di Kecamatan xxxxxxxxxxxxx

            Kegiatan FDG diikuti oleh masyarakat yang tergolong miskin sebanyak 12 orang. Adapun identitas responden yang mengikuti kegiatan FDG tersebut adalah sebagai berikut :

 

 

No.

Nama

Umur

Pekerjaan

Rincian Sekolah Anak

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Yusnimar

Nurlela Sari

Efi

Radiman

Nurmaini

Asminayanti

Nurhayanis

Kamsiah

Fitriyanti

Ramadani

Ujang ST. Maleca

Yetty

36 thn

34 thn

45 thn

52 thn

37 thn

31 thn

27 thn

35 tahun

28 thn

33 thn

48 thn

37 thn

Tukang becak

Kuli

Tani

Tukang cuci

Jualan

Buruh

Tani

Buruh

Buruh

Tani

Kuli bangunan

Tukang cuci

MIN 2 orang

MIN 2 orang

SD 1, SMPS 1

SMP 1, SD 1

SD 1

MIN  2

MIN 1

SD 2

SD 1

MIN 2,  SD 1

MTSN 1, MIN 1, SD 1

MIN 1

 

Notulen           :  Assalamualaikum Wr.Wb.

                           Kemudian salawat dan salam tak lupa kita ucapkan kepada nabi muhammad Saw yang telah memperbaiki budi dan akhlak manusia yang telah rusak. Bapak2 ibu2 yang kami hormati pertama sekali kami atas nama tim dari BAPENAS mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak2 dan ibu2 yang telah meluangkan waktu, telah meninggalkan kerja demi untuk menunjukan kegiatan awak ko dan mudah2an dengan pengorbanan bapak2 itu nanti bermanfaat dimasa yang akan datang dan lebih khususnya untuk generasi mendatang dan anak2 kita untuk masa yang akan datang sekali lagi kami ucapkan terima kasih, kemudian selanjutnya kami minta maaf kalau seandainya ada yang tidak terletak pada tempatnya. Kemudian sebelum kita mulai acara barangkali perli kami jelaskan pertama perkenalkan diri jadi kami ko atas nama BAPPENAS tapi bukan orang BAPPENAS ditugaskan ke masyarakat untuk menanya bagaimana persepsi masyarakat terhadap pendidikan dasar gratis, baa pengetahuan masyarakat kalau seandainya berkaitan dengan pendidikan dasar gratis ini yaitu nanti kita berbincang2 tapi santai saja (sambia maota-ota) apo yang takana kok takana sabuik se, kalau paralu sarangkak dalam kambuik a nan taragak sabuik sajo tidak usah sungkan2 dan jangan malu2 apo yang takana se terutama yang berkaitan dengan pendidikan dasar anak kita. Khusus yang SMP dan SD. Jadi kami atas nama tim mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak2 ibu2 yang telah meluangkan waktu demi terlaksananya kegiatan kita ini. Dengan harapan mudah2an dengan pengorbanan bapak2 dan ibu2 kini ko semoga bermanfaat bagi orang banyak. Jadi pendapat2 bapak2 dan ibu2 ko bisa nanti menjadi kebijakan, kebijakan itu mudah2an dapat bermanfaat bagi orang banyak khusunya bagi pendidikan generasi kita yang berikutnya. Mudah2an dengan pendapat bapak2 dan ibu2 itu ado manfaatnya utk anak2 kita. Barangkali itu dulu sebagai kata pengantar utk berikutnya kami persilahkan bapak kita Wakhid.

 

Fasilitator         :  Assalamualaikum Wr.Wb.

                           Sesuai dengan pengantar pak khairani tadi, adapun maksud dan tujuan kami ke sini untuk minta pendapat bapak dan ibuk tentang pendidikan gratis. Jadi dari pendapat bapak dan ibu nanti diambil informasi  sebagai bahan pertimbangan kebijakan utk membuat program pendidikan gratis. Pengertian gratis ini yang kadang-kadang bermacam-macam bapak-bapak ibu-ibu ada gratis SPG, ada gratis buku, ada gratis seragam sekolah, gratis uang kursus, dan ini intisari dari bapak ibu itu adalah pengetian gratis menurut bapak ibu itu dan pengalaman-pengalaman bapak ibu selama ini bila menyekolahkan anak, adakah anak-anak bapak-bapak ibu-ibu yang sekolah di SD dan SMP?

Ibu efi               :  ada SD

Rahmadani       :  SD ada 3 orang

Komsiah           : kelas 1 smp 

Fasilitator         :  jadi yang pertama sekali yang ingin ditanya, akan kita diskusikan buat bapak ibu selama ini bagaimana yang ibu alami, kira2 dua tahun belakangan ini apakah biaya sekolah itu bertambah berat atau bertambah ringan ?

Ujang               :  tambah berat pak

Fasilitator         : kalau begitu bagaimana uang sekolahnya ?

Ujang               :  uang sekolahnyo gratis tapi bali bukunyo banyak, buku yang ada bantuan BOS katanya, tapi itu kami tidak mengetahui sebagai wali penggunaan BOS  ini,

Fasilitator         :  apakah bapak pernah ikut rapat komite ?

Ujang               :  saya tak pernah cuma istri ada.

Fasilitator         : apakah tidak ada laporan ?

Ujang               : tidak ada, jadi apa kegunaan, berapa dananya, apa kegunaanya itu kan harus diketahui, jadi berapa bantuannya itukan harus diketahui harusnya.

Fasilitator         :  bapak anaknya di SD atau SMP

Ujang               :  anak saya yang di SD 2 yang di MTsN 1

Fasilitator         :  lalu, apa sama itu buk di negri, apa terasa berat ?

Asminayanti      : ya seperti yang dibilang bapak tadi lah, bahwa uang SPPnya gratis, kalau bayar SPP beli bukunya tidak banyak, tapi kalau SPPnya gratis beli buku banyak, dan terasa lebih berat lagi.

Fasilitator         :  kan mau ujian diminta uang ujian 150 ribu, itu di sanawiyahnya atau dimana itu pak ?

Ujang               :  di sanawiyah, kemudian pembayarannyapun mendadak sekali, diumumkan hari ini dan diminta hari ini. Jadi seharunya apa yang akan dilaksanakan oleh dinas pendidikan harus dikasih aba2 dulu ! kemudian bagi orang2 mampu mungkin ini tidak apa2, tapi bagi kami orang kelas menengah kebawah apa yang akan dapat kami lakukan.

Fasilitator         :  tadi yang jadi permasalahan adalah buku , kalau tidak salah ada 3 atau 4 yang dibiayai sekolah, apakah ibuk tau itu ?

Asminayati        : tidak tau, jadi buku yang dikasih itu buku kelas 6 yaitu buku fiqih, quran hadits sama akidah akhlak, cuman itu yang dikasih sekolah. Kalau dari kls 1 s/d 5 itu dibeli semuanya.

Fasilitator         :  berapa rata2 harga satu buku ?

Asminayanti      :  ada 15 ribu.

Fasilitator         :  kalau bagi ibu yanti apa yang berat rasanya ? apakah setuju dengan pendapat bapak tadi ?

Asminayanti      :  sama pak.

Fasilitator         :  kalau ibu yanti apa yang berat rasanya seragam sekolah, SPP, apa buku ?

Asminayanti      : beli buku pak, buku kami beli semua dan dipaksakan dan tidak dikompromikan dengan orang tua.

Ujang               :  kalau bisa bagi ekonomi lemah hendaknya buku itu bisa kami foto kopi karena kami tidak sanggup untuk membelinya.

Fasilitator         :  sekolah mau ndak menerimanya ?

Asminayanti      :  setengah ibuknya mau setengah tidak.

Fasilitator         :  menurut ibu mana yang lebih berat tahun dahulu dengan sekarang ?

Asminayanti      : sama juga.

Fasilitator         : dengan tiga tahun yang lalu ?

Asminayanti      :  kalau dulu memang kami bayar uang SPP tapi bukunya dari sekolah. Karena dulu anak2 bisa pinjam di pustaka tapi sekarang tidak lagi. Karena semua buku dibeli oleh sianak/wali anak.

Fasilitator         :  buku lama apa ndak bisa dipakai lagi?

Asminayanti      : bisa, tapi sekarang kan ganti kurikulum jadi harus beli buku baru, jadi adek2nya tidak bisa pakai buku itu lagi, sehingga buku tersebut tidak bisa digunakan lagi.

Fasilitator         :  apa bikin perbedaan, kenapa lebih mahal sekarang dari padang yang dulu?

Asminayanti      :  karena buku juga pak, kan bukunya sekarang mahal dulukan SPPnya tidak seberapa tiap bulan bayar jadi ndak terlalu mahal rasanya. Kini bukunya tiap tahun ganti dan harganya naik juga.

Fasilitator         :  Tentu pengeluaran ibu ini bertambah lah ya ?

Ujang               : ya, pengeluaran bertambah pemasukan berkurang.

Fasilitator         :  Kenapa itu buk ?

Nurlela             : masalah ekonomi juga ya pak, sekarang suami jarang bekerja.

Fasilitator         : ibu yanti pekerjaan suaminya apa ?

Asminayanti      :  sama dengan buk nurlela, sama buruh suaminya, penghasilan tetap ya pak dari tahun ke tahun, tapi pengeluaran banyak.

Fasilitator         :  kalau ibuk rahmadani ?

Ramadani         :  sama

Fasilitator         :  pekerjaan suami ?

Ramadani         :  sopir.

Fasilitator         :  ibuk radiman bagaimana buk ?

Buk radiman     :  menarik barang bekas.

Fasilitator         :  menurut ibu mana susah dulu dari sekarang ?

Buk radiman     :  susah sekarang, sekarang ada belajar tambahan komputer, itu 200 ribu membayar.

Fasilitator         :  itu perpaket ya buk ? lalu bagaimana cara ibu mengatur keuangannya ?

Buk radiman     :  bapak kerja ibu juga ikut kerja.

Fasilitator         :  yang lain ada, cara yang lain ?

Buk radiman     :  belanja dapur dikurangi, jajan anak dikurangi, demi pendidikan anak kami pak.

Fasilitator         :  kalau bapak ujang bagaimana ?

Ujang               :  kalu saya mulai dari moneter sampai saat ini lebih jauh merosot, sehingga saya tidak dapat menyekolahkan anak saya dan saya dap cemooh dari orang kampung pemikiran bagi saya saya rasa cukuplah sebagai ketua RT dan pemuka masyarakat, dan ketua adat, tapi lantaran kemiskinan yang saya derita. Tapi kalau saya ini orang berada tentu saya inginkan anak saya ini tidak seperti saya nantiknya bergunalah bagi nusa dan bangsa dan serta masyarakat. dan kalau bisa bagi kami semua ini ada kemampuan anaknya berfikir cerdas tergantung biaya yang ada, sehingga disitulah kami ini sehinga pemikiran anak menjadi stress saya sebagai kuli harian habis kerja habis uang.

Fasilitator         : itulah kami sekarang memikirkan bagaimana memuat model sekolah gratis kebetulan dana sekarang ada dana dari Belanda itu dati Bank Dunia untuk membuat pendidkan gratis, jadi BAPPENAS membuat studu ini dan memikirkan bagaimana membuat bentuk pendidikan gratis ini.

Ujang               :  kalau boleh saya sarankan pada bapak kami inginnya dana langsung atau kami bikin proposal pada bapak jadi jangan seperti Bos, kami tahu dibantu berapa uang dananya di atas jkan ndak tau, manajemennya kami tidak tahu, apa yang dibantu dan untuk apa uang ini kami tidak tahu cuma yang tahu yang di atas yang BOS ya sekolahnya yang BOS anak-anak tidah BOS dia

Fasilitator         :  bapak2, ibu2 karena mahalnya biaya pendidikan kita apakah ibuk berkurang minat untuk menyekolahkan anak ?

Nurlela             :  tidak, ya anak saya cuma dua yang bisa sekolah, tapi yang dua lagi tidak sekolah lagi karena biaya tidak cukup, kalau sekolah semua dengan apa dibiayai yang kecil

Fasilitator         :  ibuk tidak memaksakan anak ke sekolah ?

Nurlela             :  disuruh terus, sehingga tinggal berdua sekolah lagi dan tinggal dua yang tidak sekolah, kalu disekolahkan semuanya dengan apa disekolahkan yang kecil.

Fasilitator         :  kalau ibuk fitriyanti, berkurang tidak anaknya sekolah seperti anak ibuk yang tadi ?

Fitriyanti           :  kalau saya pak anak saya banyak tapi tidak sekolah lagi saya tidak mampu.

Fasilitator         :  kalau dilihat secara hukum ibuk2 memang masih ingin anaknya sekolah ?

Ibuk2               :  ya iyah pak

Fasilitator         :  tapi karena biaya terpaksa beberapa orang tidak sekolah atau berhenti, itu bukan dari hati Buk ?

Ibukq               :  tidak kita inginnya anak2 sekolah karena ingin anak2 tidak seperti sya lagi pak

Fasilitator         :  buk nurlela anaknya cita-citanya apa ?

Nurlela             :  jadi ustad

Fasilitator         :  karena kekurangan biaya apakah anak2 ikut juga kerja untuk mencari uang?

Nurlela             :  tidak pak, biyahlah mereka memikirkan sekolahnya saja, biar kita yang bekerja keras.

Fasilitator         :  kalau ibuk kamsiah ?

Kamsiah           :  ada, sambil sekolah bawa nasi goreng ke sekolah

Fasilitator         :  kalau di luar sekolah adakah anak ibuk fitriyanti ikut kerja ?

Fitriyanti           :  ada pak

Fasilitator         :  kalau menurut bapak dan ibuk apa keuntunga anak sekolah ?

Ibuk2               :  banyak pak, anak2 jadi pintar, bisa dapat kerja lebih baik dari pada kita, pengalamannya luas dari kita

Fasilitator         :  ibuk percaya tidak kalau anak2 sekolah nantik hidupnya lebih bagus dari kita ?

Fitriyanti           :  iyalah pak

Fasilitator         : jadi sekolah ini banyak mendapat keuntungan. Menurut prediksi ibuk berdasarkan penghasilan ibuk sekarang dapatkah ibuk menyekolahkan anak kita pada masa yang akan datang ?

Nurlela             :  saya rasa semakin payah.

Fasilitator         :  kalau menurut ibuk Kamsiah bagaimana ?

Kamsiah           :  bertambah sulit dan juga semua kebutuhan hidup juga semakin meningkat

Fasilitator         :  kalau menurut ibu Fitriyanti bagaimana ?

Fitriyanti           :  hendaknya pada pada Bapak yang di atas membantu kamilah agar kami dapat menyekolahkan anak-anak kami.

Ujang               :  jadi yang menjadi masalah yang paling besar adalah masalah ekonomi oleh sebab juga hendaknya kami dibantu  karena kebutuhan selalu meningkat.

Fasilitator         :  bagaimana pendapat bapak dan ibuk kalau sekolah negeri ini dimintak iuran sekolah ?

Fitriyanti           :  keberatanlah pak.

Ujang               :  setuju tapi sesuai dengan kemampuan kamilah pak

Fasilitator         :  jadi kini program ini di buat dari bawah. Bagaimana pendapat bapak ibu?

Ujang               :  sangat baguslah pak, sehingga dapat dilihat bagaimana yang layak dan yang tidak layak pendidikannya maka orang yang miskin dapat menjadi lebih maju, bukan saja orang yang kaya yang semakin maju. Kalau dapat bantuan yang diberikan dari pemerintah di selarkan ke RT bukan ke kantor lurah yang selalu main takok-takok se (tebak-tebak saja).

 

 

PERSIAPAN GAMES

Fasilitator         :  kita semua ada berapa ini ?

Peserta             :  12 pak

Fasilitator         :  kita bagi dua ya bapak ibu ?

Peserta             :  ya pak

Fasilitator         :  ini sama dengan pertanyaan sebelumnya yaitu mintak pendapat ibu-ibu dan bapak contoh tentang bahan dan alat yang habis pakai, mana yang lebih penting bahan dan alat habis pakai dengan perjalanan dinas guru ? jadi nanti bapak dan ibu meletakan mana yang atas dan mana yang bawah. Jadi ada kelompok yang mengurutkan biaya dan ada yang mana dibiayai orang tua dan mana yang dibiayai pemerintah itu kelompok 1. kelompok 2 yaitu mengenai biaya penyelenggaraan sekolah, mana yang lebih atas dan bawahnya.

                           Nanti bapak dan ibu-ibu, misalnya yang mana yang akan didahulukan dan disini ada pilihannya dan mana yang akan didahulukan dan mana yang akan digratiskan kemudian yang digratiskan yang pertama itu adalah media pembelajaran, misalnya buku, kemudian yang kedua alat tulis sekolah dan ini yang akan digratiskan yang keduanya dan seterusnya yang mana lagi, misalnya guru ini lebih rajin datang ke sekolah, biaya perjalanan dinasnya itu yang digratiskan, misanya ditingkatkan kwalitas guru itu agar anak-anaknya menjadi rajin belajarnya kita tempel pula pada nomor 3 kalau kita setuju misalnya, ini nantik ada sekitar 18 buah dan ada juga yang kosong untuk ibuk isi apa yang merasa ibuk kurang, kemudian bagian dibagi lagi atas dua yaitu bagian SMP dan SD.

Fasilitator         :  jadi media pembelajaran untuk ujian keperluan siswa dan perjalanan dinas, lalu uang tambahan, apa bedanya dengan uang les ?

Nurlela             :  lain pak, ada uang les matematik, bahasa inggris. Itu semua lain pula bayarannya pak.

Fasilitator         :  kok bisa beda ?

Peserta             :  kayak gitulah guru itu pak. Kalau belajar tambahan itu hanya untuk kelas enam saja.

 

Peserta sedang berembuk tentang games yang diberikan.

Hasil pembahasan kelompok 2

Pak Ujang        :  berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, menurut kami yang harus disediakan oleh pemerintah adalah urutannya sebagai berikut : biaya investasi media pembelajaran, alat tulis, bahan habis pakai, sarana olah raga, perabot/mobiler, bangunan, listrik, perjalanan dinas, bahan personal, peralatan dan perlengkapan, perbaikan ringan, les komputer, les matematika.

Fasilitator         :  setuju ibuk-ibuk dengan yang disampaikan pak ujang ?

Peserta             :  setuju….. pak

 

Bahasan dari kelompok 1

Efi                    :  berdasarkan hasil diskusi kelompok kami urutannya adalah : media pembelajaran, uang pakaian, uang perpisahan, uang belajar tambahan, penggandaan soal, pramuka, uang les, fasilitas olahraga, alat tulis sekolah, sarana dan prasarana, transportasi dan uang jajan.

Fasilitator         :  menurut kelompok 1, apa uang perpisahan terlalu besar ?

Efi                    memang sekali enam tahun tetapi sekali keluar terlalu besar, terasa berat bagi kami (taraso gadang bagi kami pak)

Fasilitator         :  yang keempat uang belajar tambahan, ini terlalu besar kenapa ?

Efi                    :  karena membayarnya per satu mata pelajaran seperti, matematik, bahasa inggris dll.

Fasilitator         :  setuju buk ?

Yetti                 :  setuju

Fasilitator         :  yang terbesar kelima adalah uang ujian.

Yetti                 :  uang ujian khan 2 kali setahun tetapi kalo anaknya bertiga, agak mahal pak.

Fasilitator         :  oh iya kita setuju dengan ini ?

Efi                    :  setuju pak

Pak ujang         :  kalau menurut saya, kalau kita memberatkan kepada pemerintah semua khan dan tidak ada tanggung jawab kita sebagai orang tua.

Fasilitator         :  kemudian uang pramuka kenapa besar biayanya, apakah tahunan ?

Fitrianti             :  perbulan pak.

Fasilitator         :  kemudian uang les, fasilitas olahraga. Ada tambahan lain dari pak ujang ? menurut besarnya biaya .

Pak ujang         :  tidak pak

Fasilitator         :  sekarang kita masuk kelompok kedua, berdasarkan mana yang ditanggung orang tua dan mana yang ditanggung pemerintah. Seperti list yang ada. Menurut pak ujang buku teks (buku bacaan) menurut buk Asniati apa alasanya kok setuju-setuju saja ?

Asniati              :  khan sama dengan yang kami bikinya itu pak, alasanya karena berat untuk beli buku itu.

Fasilitator         :  kemudian perjalanan dinas negara yang tanggung. Kemudian biaya listrik. Pernah sekolah anak bapak ibu diputus listriknya

Asniati              :  tidak Pak

Fasilitator         :  kemudian fasilitas olah raga, sarana dan prasarana. Ada yang pernah mengalami rapat komite yang diminta untuk membangun ?

Ansniati            :  tidak pak

Fasilitator         :  lalu biaya bangunan. Lalu bahan dan alat tulis habis pakai.

Pak ujang         :  kalo untuk siswa ya wali murid yang tanggung, tapi kalo untuk sekolah jangan siswa yang tanggung.

Fasilitator         :  peralatan dan perawatan sekolah.

Asniati              :  negara pak.

Jadi hasil listnya adalah :

Urutan biaya yang dikeluarkan orang tua berdasarkan besarnya biaya

SD

SMP

1.     Uang Jajan                      Rp.   60.000

2.     Uang Baju                       Rp.   30.000

3.     Uang Buku                      Rp.   30.000

4.     Uang Transport             Rp.   26.000

5.     Uang Kursus                  Rp. 30.000

6.     Uang  Keterampilan       Rp.   10.000

7.     Uang Belajar sore          Rp.   15.000

8.     Uang Pramuka                Rp.     5.000

9.     ATK Siswa                     Rp.     5.000

 

 

1.    Uang Jajan               Rp.   80.000

2.    Uang Baju                Rp.     41.000

3.    Uang Buku              Rp.     40.000

4.    Uang Transport      Rp.     50.000

5.    Uang Kursus           Rp.     30.000

6.    Uang  KeterampilanRp.     10.000

7.    Uang Belajar sore   Rp.     10.000

8.    Uang Pramuka Rp.      5.000

9.    ATK Siswa              Rp.     45.000

 

 

 

Biaya yang harus ditanggung pemerintah dan orangtua

Pemerintah

1.      Buku

2.      Perjalanan Dinas

3.      Fasilitas Olahraga

4.      Sarana dan prasarana

5.      Bangunan 

6.      Perabot Peralatan dan perlengkapan

7.   Alat tulis sekolah

Orang tua

1.      Seragam sekolah

2.      Uang les

3.      Uang komputer

4.      ATK siswa

5.      Uang jajan anak

6.      Uang transport

 

 

Fasilitator         :  jadi menurut kita semua apa yang dimaksud dengan sekolah gratis itu?

Pak ujang         :  baju seragam kita (awak) tanggung supaya ada pula tanggung jawab orang tua.

                           Nan bagarih nan ka di paek

                           Nan barakuak nan ka ditabang

                           Yang sakik nan ka di ubek

                           Yang dibantu yang miskin

                           Kalau dapat buku jangan sering bertukar (kok dapek buku jan batuka taruih)

                           Yang kaya harus bayar uang sekolah jangan samakan dengan orang miskin. Yang pantas di gratiskan ya digratiskan.

Nurlela             :  yang gratis itu adalah yang kebutuhan di sekolah sajo

 

Pak ujang         :  kalo ada biaya gratis. Perlu transparan kepada orang tua, sekolah yang mengelola, tetapi perlu masyarakat yang mengawasinya.

 

Peserta yang lain setuju.

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Transkripsi Persepsi Terhadap Pendidikan Gratis (FDG Orang Tua Siswa Kelompok Ekonomi Miskin)
Februari 5, 2009, 9:27 am
Filed under: Uncategorized