Wakhinuddin’s Weblog


PENERAPAN PSG MELALUI PRAKTEK KERJA INDUSTRI PADA SMK
Juli 9, 2009, 9:37 am
Filed under: Pendidikan, Pendidikan Kejuruan

Penerapan PSG Melalui Praktek Kerja Industri Pada SMK
Oleh Wakhinuddin S

John Oxenham (1984:34) mengatakan bahwa apabila lulusan suatu sekolah tidak dapat dipekerjakan atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan yang dimilikinya, sekolah atau guru-guru dianggap tidak berhasil dengan tugasnya. Hal ini berarti sekolah dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan adalah peningkatan keterkaitan dan keterpaduan (link and match) dalam implementasi Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Dalam hal ini, guru¬guru yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan On Job Training (OJT).
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional merupakan suatu sistem pendidikan terpadu yang mencakup semua jenis, satuan, jalur, jenjang, dan kegiatan pendidikan yang bekaitan satu sama lain, ditata secara sistematis sebagui upaya untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Salah satu jenis sekolah lanjutan tingkat atas yang sekarang mendapat perhatian khusus dari pemerintah adalah SMK. Isi pendidikan sekolah kejuruan itu berkaitan langsung dengan proses industrialisasi atau dunia usaha, terutama jika dikaitkan dengan fungsinya sebagai produsen tenaga kerja menengah.
Finch, C.R. & John. R.C. (1979:8) menyatakan perlunya melakukan identifikasi dan seleksi kurikulum, pengembangan materi kurikulum, dan pengembangan paket-paket yang didasarkan atas kompetensi dan pengajaran individual. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kurikulum SMK yang berorientasi kepada sistem ganda, perlu dilakukan identifikasi dan pemilihan materi pengajaran yang relevan dengan dunia kerja atau dunia industri. Selain itu, harus dilakukan pengembangan materi secara terpadu yang disesuaikan dengan tuntutan dunia usaha utau dunia industri melalui pengembangan paket-¬paket belajar atau modul.
Penerapan kebijaksanaan link and match pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Hal ini sebagai usaha untuk mencari titik temu antara dunia pendidikan sebagai produsen dan dunia kerja/industri sebagai konsumen. Menurut Pakpahan (1994:7), tujuan gerakan link and march adalah untuk mendekatkan pemasok (supplier) dengan mutu sumber daya manusia, terutama yang berhuhungan dengan kualitas ketenagakerjaan. Sedangkan konsep dasar penerpan pendidikan sistem ganda itu sendiri adalah penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktek) di dunia industri.
Praktek kerja industri pada dasarnya merupakan suatu bentuk pendidikan yang melibatkan siswa langsung bekerja di dunia usaha/industri agar siswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan dan tuntutan usaha/industri. Disamping itu juga agar diperoleh pengalaman kerja sebagai salah satu hal untuk meningkatkan keahlian profesional. Hal ini cukup beralasan mengingat dunia industri memerlukan tenaga kerja yang berkualitas dan ahli di bidangnya untuk mengoperasikan peralatan dan teknologi canggih.
Upaya pemerintah dalam hal ini Direktorat Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) sebagai upaya mendekatkan pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, telah dilakukan dengan adanya kebijakan link and match. Sebagai realisasi dari kebijakan tersebut, maka telah dicanangkan konsep pendidikan dengan sistem ganda (PSG/Dual Base System). Pendidikan Sistem Ganda adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan pendidikan sekolah dengan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja (Depdikbud,1994). Realisasi dari Pendidikan Sistem Ganda tersebut adalah dilasanakannya praktek kerja industri (Prakerin). Pelaksanaan Prakerin dimaksudkan agar program pendidikan di sekolah mengacu pada pencapaian kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan beralasan mengingat dunia industri memerlukan tenaga kerja yang berkualitas dan ahli di bidangnya untuk mengoperasikan peralatan dan teknologi canggih.upaya pemerintah dalam hal ini Direktorat Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) sebagai upaya mendekatkan pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, telah dilakukan dengan adanya kebijakan link and match. Sebagai realisasi dari kebijakan tersebut, maka telah dicanangkan konsep pendidikan dengan sistem ganda (PSG/Dual Base System). PSG adalah bentuk penyelenggaraan lapangan kerja.
Strategi pengembangan yang ditempuh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan pada tahap awal pelaksanaan Prakerin adalah menunjuk sejumlah SMK tertentu untuk melaksanakan uji coba. Program Prakerin disusun dan bersumber dari kurikulum SMK, yang mengacu pada profil kemampuan tamatan dan garis-garis besar program pengajaran (GBPP) (Depdikbud,1995). Salah satu upaya yang dilakukan dalam merancang program pengajaran adalah melakukan pemetaan profil kemampuan tamatan terhadap bahan kajian komponen pendidikan yang meliputi komponen pendidikan adaptif; teori kejuruan, praktek dasar profesi dan praktek keahlian profesi.
Pelaksanaan program pcngajaran komponen pendidikan adaptif dan teori kejuruan dilaksanakan di sekolah. Komponen pendidikan praktek dasar profesi dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan antara sekolah dengan industri pasangannya. Sedangkan komponen pendidikan praktek keahlian profesi mcnjadi tanggung jawab dunia usaha/dunia industri pasangan masing¬-masing sekolah.
Adapun manfaat dari praktek industri adalah:
1. Menumbuhkan sikap kerja yang tinggi.
2. Siswa mendapatkan kompetensi yang tidak didapatkan di sekolah.
3. Siswa dapat memberikan konstribusi tenaga kerja di perusahaan.
4. Memberi motivasi dan meningkatkan etos kerja siswa.
5. Mempererat hubungan kerjasama antara sekolah dengan institusi pasangan.
6. Memungkinkan untuk industri memberikan bantuan kepada sekolah, misal magang guru, bantuan praktek. dan sebagainya.
7. Sebagai promosi tamatan SMK.


4 Komentar so far
Tinggalkan komentar

kita harapkan juga Dunia Usaha memberikan kemudahan kepada sekolah untuk pelaksanaan PSG ini….

Komentar oleh Saiful Adi

Smoga gitu pak Adi. Di samping itu, semestinya pihak pemerintah sebagai regulator memberi fasilitas bagi perusahaan yang menerima siswa PSG atau mhs yang Praktek Industri. Bisa juga pemerintah memberi keringanan pajak atau lainnya, agar Dudi mau dan semangat menerima peserta PSG.

Komentar oleh wakhinuddin

emang gaji guru berapa mas kok bisa-bisanya dianggap sebagai penyebab kegagalan kalo mau lihat sesuati kajilah dari berbagai sudut bukan hanya dari guru

Komentar oleh miyanto

besar mas…, 2 x pns biasa, … bila sertifikasi lulus.
guru itu profesi, bukan sambilan,
kalo gak cukup gajinye…., yach… mundur…, aje!!!
nyatanye, lulusan pt bonafid ada juga yang pingin jadi guru…., motifnya beda kali dari orang kebanyakkan.

Komentar oleh wakhinuddin




Tinggalkan komentar