TAKSONOMI HASIL BELAJAR
Wakhinuddin S
Taksonomi Bloom sebagai wahana untuk memahami cara berpikir peserta didik telah dikenal dan digunakan sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan dan saling melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ella (2004) menjelaskan bahwa Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang paling tinggi. Keenam tingkatan tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1) Pengetahuan, didefenisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Pemahaman, didefenisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi bahan.
3) Penerapan, didefenisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata atau baru.
4) Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti.
5) Sintesis, merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh.
Pada tahun 1990-an, Krathwohl & Anderson dalam (Ella,2004) yang merupakan murid dari Benyamin Bloom memimpin suatu kelompok kerja untuk memperbaiki taksonomi Bloom. Hasil dari pekerjaan tim yang dipimpin oleh Anderson ini adalah perubahan signifikan pada perbaikan struktur ranah kognitif yang dapat dilihat pada Tabel.
Tabel : Perbaikan Taksonomi Bloom oleh Anderson
No. Taksonomi Bloom : Taksonomi Perbaikan Anderson
1. Pengetahuan Mengingat
2. Pemahaman Memahami
3. Penerapan Menerapkan
4. Analisis Menganalisis
5. Sintesis Menilai
6. Penilaian Menciptakan
Perbaikan penting yang dikemukakan Anderson adalah perubahan dari kata benda menjadi kata kerja. Perubahan ini disebabkan karena taksonomi perlu mencerminkan berbagai bentuk atau cara berpikir dalam suatu proses yang aktif. Dengan demikian penggunaan kata kerja lebih sesuai daripada akta benda
Pemahaman diperbaiki menjadi memahami, kemudian sintesis diubah menjadi menciptakan yang menunjukkan proses berpikir pada masing-masing kategori. Akibatnya urutan dari taksonomi juga berubah, seperti tampak pada Tabel 2. menilai ditempatkan setelah menganalisis kemudian ditempatkan menciptakan sebagai pengganti sintesis. Hal ini dilakukan untuk menempatkan hirarki dari proses berpikir yang paling mudah ke proses penciptaan yang lebih rumit dan sulit. Pendapat ini sangat masuk akal, karena seseorang akan sulit untuk menciptakan sesuatu sebelum mampu menilai sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang yang dapat dilihat dari perilakunya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum faktor tersebut digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa.
6 Komentar so far
Tinggalkan komentar
terima kasih,.tulisan anda membantu saya
Komentar oleh merry eka putri April 29, 2011 @ 11:26 amSemoga berkat
Komentar oleh wakhinuddin Juli 5, 2012 @ 5:20 amterima kasih,nota ini banyak membantu saya dalam proses pembelajaran .
Komentar oleh rozana Juli 5, 2012 @ 3:17 amSemoga berkah
Komentar oleh wakhinuddin Juli 5, 2012 @ 5:21 amterimakasih bapak,dua pendapat yang diambil dari pakar mengenai taksonomi bloom,membuat saya lebih memahami serta membantu saya mengerti hakikat taksonomi bloom
Komentar oleh juhrofiyah juhro Oktober 11, 2017 @ 6:44 amBagus…. semakin banyak referensi semakin bagus
Komentar oleh Wakhinuddin Oktober 11, 2017 @ 11:39 am