Wakhinuddin’s Weblog


METODE RATING
Desember 5, 2009, 6:00 am
Filed under: PASCASARJANA, PENGUKURAN (MEASUREMENT)

METODE RATING

by Wakhinuddin S

Metode rating merupakan suatu cara mengungkapkan pernyataan dengan menggunakan subjek sebagai dasar penentuan nilai skala. Dalam pendekatan ini tidak diperlukan suatu kelompok pengira (judging group), nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favorable-nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi jawaban setuju atau tidak setuju dari kelompok yang akan diukur (Azwar,1988). Metode ini co¬cok untuk variabel konstruk, yang testnya bersifat tipikal, dan sering dipa¬kai untuk variabel sikap. Dalam perkembangannya metode ini dapat juga dipakai untuk variabel konstruk lainnya, seperti vanabel motivasi, kepn¬badian atau locus of control. Metode ini identik dengan matriks Z yang dikembangkan oleh Djaali dan Mulyono (20w), untuk mencari bobot opsi terpilih dari butir yang kemungkinan memiliki butir terbaik.
Tujuan penentuan nilai skala dengan deviasi normal adalah untuk memberi bobot tertinggi bagi jawaban paling favorable dan bobot teren¬dah bagi jawaban yang tak favorable. Dari jawaban subjek akan didapat distribusi frekuensi respon setiap kategori (opsi) pernyataan, yang kemu¬than secara komulatif akan dilihat deviasinya menurut distribusi normal. Nilai dari distribusi normal ini akan menjadi bobot atau skor dari kategori berdasarkan jawaban subjek yang diukur seperti pada Tabel 2.
Lajur pertama memuat frekuensi (f) jawaban, jika dijumlahkan harus sama banyaknya dengan subjek (N), umpamanya 107 subjek uji coba. La . ur kedua adalah proporsi (p) adalah perbandingan subjek yang memilih opsi tersebut dibagi (N), umpamanya 3/107 = 0,046729. Lajur ketiga adalah kumulatif dari proporsi, umpamanya 0,046729 + 0,074766 = 0,121495. Lajur keempat adalah titik tengah kumulatif dari proporsi. Lajur kelima adalah nilai ‘Z’ dari angka titik tengah kumulatif. Lajur keenam adalah peniadaan nilai negatif, dengan menambahkan nilai konstan pada setiap opsi, sehingga didapat nilai positif Lajur ketujuh adalah nilai atau bobot yang dimiliki opsi (kategori) tersebut Penentuan butir yang dipakai, pada lajur ketujuh dilakukan pembulatan diatas 0,5 dianggap 1. Hasil yang didapat dari pembulatan ini kadangkala terjadi bobot yang sama dari dua opsi. Jika ini terjadi butir pernyataan tersebut tak layak dipakai sebagai alat ukur.

Tabel : Pembobotan Skala
TAK FAVORABLE
No. Butir 4 SS S RR KS STS

F 29 36 31 7 4
P 0.271028 0.336449 0.28972 0.065421 0.037383
Cp 0.271028 0.607477 0.897196 0.962617 1
cp-tengah 0.135514 0.439252 0.752336 0.929907 0.981308
Z -1.103 -0.154 0.681 1.468 2.075
Z+2.103 1 1.949 2.784 3.571 4.178
Nilai Skala 1 2 3 4 4

Pembulatan juga akan menghasilkan lompatan, umpamanya dari bobot 2 kemudian dikuti bobot 4. Namun hal ini tidak masalah; butir pernyataan masih dapat dipakai, karena opsi tersebut meraffild kenaikan. Butir pemyataan yang dipakai tersebut adalah kategori yang memiliki kenaikan bobot dari terendah sampai yang tertinggi.


Tinggalkan sebuah Komentar so far
Tinggalkan komentar



Tinggalkan komentar